Oleh : Yudit Ilham Ramadhana
19310410018
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A
Essay Kedua Ujian Tengah Semester 4 Psikologi Lingkungan
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Memelihara hewan merupakan hal yang sering dijumpai pada setiap individu. Memelihara hewan juga bisa menjadi salah satu alternative koping stress pada majikannya. Tapi banyak juga orang-orang yang hanya suka pada hewan dikala ia merasa butuh saja, saat sudah terlihat lusuh atau sudah tua terkadang hewan-hewan tersebut hanya dibuang atau ditelantarkan tanpa ada rasa tanggung jawab karena telah memeliharanya.
Saya merupakah salah satu diantara banyaknya pencinta binatang di Yogyakarta. Saya memiliki banyak peliharaan seperti burung hias, iguana dan ikan. Disini saya ingin membahas tentang perawatan hewan saya berupa ikan Nila, patin dan lele. Kepadatan jadwal saya berupa bekerja dan kuliah tak bisa dijadikan alasan untuk menelantarkan peliharaan saya seperti ikan.
Kolam ikan saya memiliki jadwal ganti air yaitu setiap satu minggu sekali. Dapat terlihat pada gambar diatas bahwa jadwal satu minggu sekali seperti terlalu lama untuk penggantian air kolam. Terlihat pada air yang sangat keruh dan tentunya sangat bau. Kotornya air pada kolam ikan saya diakibatkan oleh pakan berupa pellet yang tersisa ketika saya berlebihan pada pemberian pakan, sehingga menyebabkan kandungan amoniak yang tinggi. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh konsentrasi amoniak yang tinggi seperti penurunan oksigen terlarut dalam air, merangsang pertumbuhan tanaman air, eutrofikasi, dan memunculkan toksisitas terhadap kehidupan air yang dapat mengakibatkan kematian dan kelain pada organ biota air kolam seperti ikan.
Pada foto diatas dapat terlihat perbedaan antara sebelum digosok dan sesudah digosok dengan sikat pembersih. Kotoran tersebut bukan berasal dari lumut, melainkan dari sisa-sisa makan ikan berupa pellet yang ahirnya menempel pada dinding kolam. Penyikatan pada dinding tersebut tentunya membutuhkan tenaga ekstra, karena jika tidak ditekan maka kerak pada dinding kolam tidak akan mengelupas. Kerak yang menempel pada dinding kolam tentunya juga sangat bau, sangat mengganggu terutama saat ada angin yang membawa bau dari kolam menuju kedalam rumah.
Sesudah digosok pada setiap sisi-sisi dinding kolam, tentunya saya langsung isi air hingga kolam penuh. Ikan terlihat senang dengan sangat aktif berenang, berbeda dengan sebelum dikuras atau diganti airnya yang terlihat sangat minim pergerakan dan sering mencari oksigen dengan menengadahkan mulutnya keatas. Untuk para pecinta hewan, marilah kita bertanggung jawab atas pilihan kita dengan memelihara hewan, yaitu dengan salah satu konsekuensinya bertanggung jawab dengan merawat kebersihan tempat atau kandang hewan, demi keehatan peliharaan kita yang akan berimbas pada kesehatan kita
Referensi
Sutomo. (1998). Pengaruh Amoniak Terhadap Ikan Dalam Budidaya Sistem Tertutup. Oseana, 14 (1): 19–26.
Zulfikri. (2019). Toksisitas Limbah Pakan (Amoniak) Terhadap Kesehatan Ikan. Tugas Ahir. Aceh. Universitas Almuslim.
0 komentar:
Posting Komentar