2.4.21

FOOD WASTE AWARENESS: PERLUKAH INDONESIA MENERAPKANNYA?

 

Tugas Psikologi Lingkungan Semester Genap 2020/2021

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, MA

ANDI PURNAWAN / 19310410002

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Isu lingkungan berkaitan dengan sampah masih terus menjadi perbincangan global, baik dari penyebab sampai dampak negatif yang ditimbulkan. Tidak hanya sampah plastik tetapi juga food waste atau sampah sisa makanan turut menjadi persoalan krisis lingkungan. Food waste merupakan sampah yang berasal dari jumlah makanan yang tidak habis dikonsumsi setelah makanan disajikan (Filho & Kovaleva, 2015). Hal tersebut kemungkinan disebabkan dari perilaku produsen, pengecer atau konsumen akan kurangnya self awareness atau kesadaran diri terhadap dampak yang ditimbulkan pada lingkungan. Food waste berkontribusi menghasilkan gas metana dimana gas ini berpotensi sebagai gas rumah kaca, meningkatkan pemanasan global 34 kali lebih banyak dibandingkan dengan gas karbon dioksida (Jessop, Sparks & Graham-Rowe dalam Ilmi, 2019).

Data timbulan food waste mununjukkan setiap orang di Indonesia rata-rata produksi sampah makanan 6 kg/tahun = 1,6 juta ton / tahun, data tersebut merupakan laporan dari Economist Intelligence Unit (EIU) tahun 2018. Dalam setiap keluarga sendiri produksi sampahnya 113 kg / tahun. Setiap orang di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi rata-rata produksi sampah makanan 28 kg/tahun timbulan food waste berasal dari sayur dan buah-buahan. Sebagai rinciannya adalah: sampah yang dibuang di Jabodetabek dari Sayuran (7,3 kg / orang / tahun), buah (5 kg / orang / tahun), beras (2,7 kg / orang / tahun), lauk pauk, tempe, tahu, daging, dan ikan masing-masing 0,4 – 2,8 kg / orang / tahun). Di restoran-restoran sendiri, makanan yang dibuang terdapat 4,3 kg / orang / tahun. Sedangkan produksi pangan sendiri terdapat 290,8 juta ton. 6%-nya yakni 17,4 juta ton hilang saat produksi / pemanenan / pengiriman (food loss), dan 1,6 juta ton makanan dibuang. Pada 2016, Indonesia, membuang 300 kg makanan / orang / tahun. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai peringkat kedua setelah Arab Saudi (Kompas, 21 November 2020).

Dampak timbulan food waste menggerakkan negara-negara maju untuk menerapkan berbagai kebijakan. Amerika Serikat memperbaiki sistem pemberian label makanan tanggal kadaluwarsa melalui aplikasi GoodCloud, Karma dan Olio untuk makanan yang sudah kadaluwarsa namun masih aman dan dapat diskon. Di Islandia ada robot untuk memprediksi penjualan dan mengoptimalkan jumlah stok produk makanan. Sedangkan China, pemerintah melarang rakyat untuk memesan banyak makanan, dengan program “Operasi piring kosong” dengan mewajibkan konsumen memesan satu menu makanan lebih sedikit dari jumlah orang yang makan di meja makan yang sama (Aulia, 2021). Pertanyaannya, bagaimana memulai langkah penerapan food waste awareness di Indonesia?

Langkah sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan membawa pulang makanan yang tidak habis dimakan ketika di restoran. Pihak restoran pun juga dapat memberikan kebijakan denda pada konsumen yang menyisakan makanan. Selain itu penempelan poster bertemakan food waste awareness juga penting sebagai pertimbangan konsumen dalam menentukan porsi makanan yang dipesan. Penerapan kesadaran tersebut juga dapat dilakukan di rumah. Seperti pemanfaatan makanan sisa untuk makan ternak, seperti lele dan ayam. Selain itu penting juga memperhatikan porsi bahan makanan yang dimasak dalam tiap harinya.

Data dan dampak food waste seharusnya menjadikan masyarakat akan pentingnya kesadaran terhadap kesadaran sampah makanan. Food waste awareness perlu diterapkan di Indonesia sebagai upaya mencegah kerusakan lingkungan. Kesadaran dapat terapakan dengan bercermin dengan negara-negara lain yang sudah sampai menerapkan kebijakan-kebijakan dalam penanganan food waste. Hal tersebut penting dan wujud kontribusi Indonesia dalam pelestarian lingkungan secara global.


Referensi:

Aulia, L. (2021). Upaya mencegah makanan tersisa. Kompas. Hal. 4.

Filho, W.L. & Kovaleva, M. (2015). Food waste and sustainable food waste management in the Baltic Sea Region. Hamburg, Germany: Springer.

Ilmi, R.A. (2019). Hubungan terpaan kampanye food waste dan sikap terhadap perilaku mengurangi pembuangan makanan dengan minat mengurangi pembuangan makanan. Jurnal Interaksi Online. 7(4), 202-214.

Kompas (21 November 2020). Makanan masih terbuang. Hal. 8.

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar