5.4.21

BERCOCOK TANAM DI MASA PANDEMI TANPA MENCEMARI LINGKUNGAN

 


Novia Zahra Zakiah (19310410025)
Ujian Mid Semester
Psikologi Lingkungan Tahun 2020/2021
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 
Yogyakarta
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A.

 

            Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Sektor pertanian sebagai sumber penghasilan bagi beberapa masyarakat, karena sebagian besar kawasan Indonesia merupakan lahan pertanian (Roidah 2014). Namun semakin bertambahnya usia bumi ini, semakin banyak pula lahan-lahan pertanian di Indonesia habis digunakan pembangunan pembanguna rumah, perusaahan, pabrik,dll. Selain itu krisis air yang sering terjadi saat musim kemarau pun menjadikan petani kadang mengalami gagal panen dan produksi sayur berkurang dan hanrganya pun menjadi relatif mahal.

            Untuk mengatasi hal tersebut, di era modern ini banyak sekali ide-ide yang dikembangkan oleh manusia. Salah satunya yaitu pertanian dengan media hidroponik. Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah, sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang dijalankan dengan menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan tanah. Sehingga sistem bercocok tanam secara hidroponik dapat memanfaatkan lahan yang sempit (Roidah 2014).

            Jenis tanaman yang bisa di tanam dengan media hidroponik diantaranya bunga ( misal: krisan, gerberra, anggrek, kaktus), sayur-sayuran ( misal: selada, sawi, tomat, wortel, asparagus, brokoli, cabe, terong), buah-buahan ( misal: melon, tomat, mentimun, semangka, strawberi ) dan juga umbi-umbian. (Roidah 2014). Keunggulan dari media tanam hidroponik diantaranya (Masduki 2017):

·         Tanaman mudah diperbaharui tanpa tergantung kondisi lahan dan musim

·         Pertumbuhan dan kualitas panen dapat diatur

·         Hemat tenaga kerja

·         Produk bersih dan lebih higienis

·         Hemat air dan pupuk (aman untuk kelestarian lingkungan)

·         Masa tanam lebih singkat

·         Biaya operasional murah

            Namun, media tanam ini memerlukan modal awal yang cukup besar dan kualitas tanaman dipengaruhi oleh konsentrasi dan komposisi pupuk, pH, dan suhu. Sehingga butuh kesiapan dan ketelatenan dalam melakukan pertanian media hidroponik ini. Akan tetapi, besarnya modal yang disiapkan diawal akan cepat balik modal. Terutama jika sayuran yang ditanam itu salada. Karena modal dari satu pohon salada hanya Rp.500,- sedangkan harga jualnya berkali-kali lipat bisa sampai belasan ribu. Dalam waktu 40 hari, petani akan panen dua kali dengan sekali panen mencapai 150 kg di area lahan 6X20 M. Dan sayuran akan terus dibutuhkan oleh seluruh manusia.

            Media tanam hidroponik ini bisa menjadi media pertanian yang bisa dilakukan di lahan yang sempit sekalipun seperti pekarangan rumah, atap rumah atau tembok rumah yang kosong. Walaupaun hidroponik ini harus mengguakan air, tapi air yang digunakan hanya dalam jumlah kecil saja. Hal yang harus diperhatikan dalam proses menanam menggunakan media tanam hidroponik adalah nutrisi yang terlarut dalam air (Singgih, Prabawati and Abdulloh 2019). Sehingga kelestarian lingkungan dan sektor pertanian di Indonesia pun terus berlanjut. Jangan sampai semua bahan makanan yang kita konsumi menjadi makanan import dari luar negeri. Dengan media ini tidak ada alasan lagi bagi masyarakat untuk tidak menanam di rumah sendiri.

 

 

Referensi:

Masduki, Anang. 2017. "HIDROPONIK SEBAGAI SARANA PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT DI DUSUN RANDUBELANG, BANGUNHARJO, SEWON, BANTUL ." Jurnal Pemberdayaan 1(2): 186-187.

Roidah, Ida Syamsu. 2014. "PEMANFAATAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM HIDROPONIK, ." Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO 1 (2): 43-48.

Singgih, Mohammad, Kusuma Prabawati, and Dhiyaul Abdulloh. 2019. "BERCOCOK TANAM MUDAH DENGAN SISTEM HIDROPONIK NFT." Jurnal Abdikarya : Jurnal Karya Pengabdian Dosen dan Mahasiswa 3 (1): 22.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar