Essay Mendaur Ulang Barang Bekas
Wahyu Hidayah
19310410052
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu : Dr. Arundhati Shinta, MA
Kesenian barang bekas adalah salah satu jenis hasil karya seni oleh individu ataupun
kelompok di mana bahan-bahannya terdiri dari barang-barang bekas. Kesenian barang
bekas pertama kali dikenalkan oelh Wensislaus Makur, ia membuat tas unik dari
limbah plastik beras, sampai menembus pasar konsumen di Eropa. Sedangkan Kerajinan
tangan diartikan sebagai pembuatan sebuah benda dengan menggunakan tangan,
bukan cetakan mesin, yang menitik-beratkan pada aspek kegunaan dan keindahan.
Kerajinan tangan biasanya memiliki fungsi sebagai barang atau produk kerajinan
yang memiliki nilai guna dalam menunjang kebutuhan sehari-hari masyarakat juga
estetikanya. Pemenuhan kedua aspek yang disebutkan sebelumnya dengan sebuah benda
sebagai hasilnya atau sebuah benda yang dibuat oleh tangan tentunya memiliki
proses yang tidak instan dan tidak setiap individu berkompeten dalam hal
tersebut [1].
Barang-barang bekas dijadikan karya seni
yang merupakan bentuk pemanfaatan dan gerakan dalam menjaga ligkungan. Banyak orang
yang membuang barang bekas ke tempat sampah padahal barang-barang tersebut
masih bisa digunakan dengan cara diolah kembali menjadi suatu barang yang unik
dan indah serta dapat digunakan kembali. Kita perlu mengolah kembali barang
bekas selain bisa unruk penghemat, mengolah barang bekas juga wujud sikap kita
dalam menjaga lingkungan[2].
Daur ulang dalam KBBI diartikan sebagai
sebuah pemrosesan kembali bahan yang pernah dipakai. Pengertian lain
diungkapkan Nurlita (2018) bahwa daur ulang adalah sebuah cara untuk
menggunakan barang bekas untuk dapat dipakai kembali menjadi barang yang
memiliki nilai kegunaan atau untuk diperjual-belikan. Daur ulang barang bekas
dapat nengatasi atau minimal mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan
oleh sampah. Daur ulang ini biasanya dikerjakan oleh pengrajin. Seperti sebuah
pepatah dalam bahasa indonesia “tak ada akar rotan pun jadi” yang mengandung
makna ketika kita dalam keadaan terpaksa kita harus bisa kreatif dan
memanfaatkan apapun barang-barang yang disekitar kita untuk memecahkan masalah
yang kita hadapi. Peribahasa ini juga cocok untuk kesenian barang bekas ini,
ketika kita dapat mengolah barang bekas menjadi sesuatu yang unik tanpa dengan
teknologi yang tinggi dan barang yang mahal, cukup dengan cara yang sederhana
dan dengan ketrampilan kita dengan proses pembuatanyang bertujuan untuk menghasilkan sebuah benda. (Haryono,2010)
Salah satu contoh kesenian dari barang
bekas adalah pembuatan keset yang berasal dari baju atau kaos bekas yang sudah
tidak terpakai lagi. Bagi sebagian orang mugkin baju bekas yang sudah gombrang
dan tidak layak pakai akan segera dibuang atau taruh depan pintu untuk lap kaki,
namun bagi orang yang kreatif baju bekas itu bisa disulap menjadi keset cantik
warna-warni, walupun fungsinya sama untuk keset namun kecantikan dan harga
jualnya tentu berbeda dong. Bahannya mudah didapatkan caranya juga tidak
terlalu ribet, asal telaten bisaj uga loh dijadikan usaha, siapa tau bisa jadi
pengusaha keset warna warni.
Bahan yang diperlukan hanya baju bekas
yang dipotong memanjang, gunting, benang jahit dan jarum jahit. Caranya juga
mudah yang pertama potong memanjang beberapa baju bekas yang berbeda warna
(bisa menggunakan 3 warna yang berbeda agar warnanya lebih cantik), kemudian 3
potongan tersebut di pintal ( dikepang) dengan warna yang selang-seling hingga
panjang nya mencukupi untuk membuat sebuah keset, selanjutnya setelah cukup panjang,
kepangan baju bekas tersebut dijahit melingkar membentuk keset bulat atau oval
sesuai dengan yang kita inginkan. Setelah itu jadilah keset warna-warni yang
siap mempercantik depan pintu kalian.
Tidak hanya keset saja lhoo, baju bekas
juga dapat di manfaatkan kembali menjadi barang-barang yang cantik dan bernilai
jual, seperti vas bunga, sarung bantal, selimut, tas, dompet dan masih banyak lagi.
Semua itu tergantung dengan kreatifitas kita dan mau atau tidaknya kita dalam
mengolahnya agar menjadi barang yang mempunyai nilai guna di kehidupan
sehari-hari kita. Berawal dari diri kita untuk menjaga lingkungan agar tetap
terjaga. Ayo manfaatkan barang bekas di sekitar kita.
Daftar Pustaka:
Haryono, Timbul. 2012. Seni dan Kriya.
Jakarta
Nurlita, Shafira. 2018. Pengertian Daur
Ulang Lengkap dengan Cara Mengolahnya. thegorbasla.com (diakses pada 31 Maret
2021)
[2] Pengrajin tradisional daerah Sumatera
Barat.Pengrajin tradisional daerah Sumatera Barat Penulis Zaiful Anwar, Helmy
Aswan, Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya
(Indonesia).Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan
Pembinaan Nilai-Nilai Budaya, 1991.
[1] Sandyakalaning Tanah Dewata: suara
perlawanan dan pelenyapan.I Ngurah Suryawan.Kepel Press, 2005.10 Sep 2008
0 komentar:
Posting Komentar