Ujian
Tengah Semester Psikologi Lingkungan Semester Genap 2020/2021
Dosen
Pengampu : Dra. Arundhati Shinta, MA.
Penulis
: Wahyu Hidayah (19310410052)
Sumberdaya air merupakan
bagian dari sumberdaya alam yang mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan
sumberdaya yang lainnya. Air adalah sumberdaya yang terbaharui, bersifat
dinamis mengikuti siklus hidrologi yang secara alamiah berpindah-pindah serta
mengalami perubahan bentuk dan sifat. Tergantung dari waktu, dan lokasi, air
dapat berupa zat padat sebagai es dan salju, dapat berupa zat cair yang
mengalir sebagai air permukaan, berada dalam tanah sebagai air tanah, berad di
udara sebagai air huajan, berada di laut sebagai air laut, dan bahkan berupa
uap air yang didefinisikan sebagai air udara atau bibit air (Sangkawati, 2002).
Air bagi para petani adalah
sumberdaya pokok yang menunjang berlangsungnya kegiatan pertanian. Fungsi air
bagi pertanian secara umum adalah sebagai irigasi atau pengairan, karena tanpa
adanya pengairan yang baik maka hasil dari tanaman yang di kelola oleh petani
tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam produksi pertanian air
merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Air menjadi faktor kunci
keberlanjutan pertanian terutama bagi pertumbuhan tanaman, jika kekurangan air
pertumbuhan tanaman akan terhambat dan lama kelamaan akan mati sebagai
akibatnya produksi pertanian tidak berjalan dengan lancar bagaimana semestinya.
Air merupakan suatu hal yang
sangat penting di dalam pertanian, terutama bagi tanaman yang manyoritasnya memerlukan air, secara
alami kebutuhan air untuk tanaman dapat dipenuhi melalui air hujan. Namun dalam
kenyataannya dalam beberapa tempat dan beberapa waktu tertentu jumlah air hujan
kurang mencukupi dalam memenuhi kebutuhan air bagi tanaman. Kondisi inilah yang
menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang maksimal dan selanjutnya dapat
mengganggu tingkat produktivits tanaman. Air juga dapat berasal dari
irigasi ( pengairan yang di atur oleh manusia).
Masalah pengairan juga
sempat dirasakan oleh petani Desa Krincing, Kecamatan Secang, Kab. Magelang
ketika jumlah air hujan tidak dapat mencukupi akan kebutuhan air bagi sawah dan
kebun mereka apalagi ketika musim kemarau tiba, kekeringan menjadi ancaman
untuk sawah mereka karena sumber air sangat jauh dan sistem irigasi sulit untuk
dibuat. Sekarang masalah kekeringan itu teratasi dengan dibangunnya PLTS
(Pembangkit Listrik Tenaga Surya). PLTS adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan sinar
matahari melalui sel surya (photovoltaic) untuk mengkonversikan radiasi sinar
foton matahari menjadi energi listrik. Panel surya tersebut dibangun dengan dana desa sebesar Rp
350 juta untuk panel surya sebanyak 64 panel dengan setiap panelnya dapat
mengahsilkan 100 watt listrik, jika dikali pompa air menghasilkan tenaga 6.400
watt. PLTS tersebut kemudian digunakan untuk
menghidupkan mesin pompa air yang menyedot air dari sungai elo dan progo guna
mengairi persawahan agar petani di wilayah tersebut tidak kesulitan air untuk
pertanian terutama saat musim kemarau.
Air merupakan suatu hal yang
sangat penting di dalam pertanian, terutama bagi tanaman yang manyoritasnya memerlukan air. Bila
masalah irigasi itu dapat diatasi dengan baik, misalnya dengan
pembuatan penampungan beserta saluran-saluran pendukungnya maka ada kemungkinan
frekuensi penanaman dapat ditingkatkan, yang semula hanya dapat ditanami sekali
setahun, akhirnya dapat ditanami dua atau bahkan tiga kali dalam setahun
(Hanafi, 2010).
Daftar Pustaka:
Hanafi, Rita. Pengantar EKONOMI PERTANIAN. Yogyakarta: ANDI YOGYAKARTA,
2010.
Sangkawati, Sri dkk. Pengelolaan Sumberdaya Air Dalam Otonomi Daerah.
Yogyakarta: ANDI, 2002.
Perlin, John
(1999). From Space to
Earth (The Story of Solar Electricity). Harvard University Press. ISBN 0-674-01013-2.
https://jogja.tribunnews.com/2019/09/17/warga-desa-krincing-di-magelang-gunakan-tenaga-surya-untuk-aliri-lahan-pertanian
(diakses pada tanggal 31 Maret 2021)
0 komentar:
Posting Komentar