30.3.21

Pemanfaatan Air untuk Budidaya Jamur Tiram Putih

 

Pemanfaatan Air untuk Budidaya Jamur Tiram Putih

 Ujian Tengah Semester 4 Psikologi Lingkungan 2020/2021


Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta




Trias Sabila Rahmah / 19310410036

Mata Kuliah : Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.

 

Air adalah salah satu dari sekian banyak sumber  daya  alam  yang  penting  untuk kehidupan  dan  pembangunan. Menurut Pristianto (2010) peningkatan populasi  dan  pembangunan  menyebabkan peningkatan  kebutuhan  terhadap  sumber daya air. Keberadaan air adalah suatu hal yang wajib atau mutlak dibutuhkan oleh kehidupan manusia untuk menunjang kehidupannya.

Pada produksi pangan dan pertanian, air menempati posisi salah satu unsur yang sangat penting. Air menjadi faktor kunci keberlanjutan pertanian yang mana apabila air tidak tersedia maka produksi pangan dapat terhenti. Selain itu, masih banyak peran penting air dalam sektor pertanian. Peran tersebut di antaranya adalah untuk membasahi tanah di lokasi pertanian, menyuburkan tanah di area pertanian, mengisi cairan tubuh tanaman pada pertanian, membantu memelihara atau menjaga suhu tanaman di lokasi pertanian.

Jamur Tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan sayuran yang mulai banyak diminati di Indonesia. Jamur ini memiliki aroma yang khas karena mengandung muskorin, dan penting bagi kesehatan karena mampu menyediakan kebutuhan gizi manusia tanpa harus menaikkan tekanan darahnya (Riyanto, 2010).

Budidaya jamur tiram putih relatif mudah dan murah. Selain bahan baku utama seperti media serbuk gergaji atau yang bisa disebut baglog yang berlimpah, jamur termasuk tanaman yang tahan terhadap hama dan mudah beradaptasi dengan lingkungan. Jamur digolongkan sumber pangan organik bebas pestisida (Sutarman, 2012). Namun, permasalahan yang terjadi adalah jika suhu ruangan untuk budidaya jamur terlalu panas, maka jamur tidak akan tumbuh secara maksimal.


Jamur tiram merupakan salah satu jenis tanaman pertanian yang sangat membutuhkan air. Pada budidaya jamur tiram, air berfungsi untuk menjaga kelembaban suhu agar jamur dapat berkembang dengan baik.

Pada umumnya jamur akan tumbuh pada kisaran temperatur antara 22 - 28º untuk daerah Bandung, misal siang hari dalam ruangan, kisaran temperatur tersebut dapat dicapai, demikian juga untuk dataran rendah (misal: Jakarta), dengan temperatur di atas 28°C pada siang hari masih dapat tumbuh walaupun agak terhambat dan hasil terbatas (Suriawiria, 2000). Pada lingkungan dengan cuaca panas, jamur tiram membutuhkan air untuk menjaga suhu tetap pada kisaran 22 hingga 28 derajat. Caranya dengan menyiram lantai ruangan tiap pagi dan sore hari serta menyiram baglog (media tanam jamur yang berupa serpihan kayu) tiap sore hari.

                Untuk menghadapi situasi yang tidak mendukung untuk bertani jamur tiram putih yaitu seperti suhu yang terlalu panas, air dapat menjadi penolong yang dapat digunakan untuk menjaga suhu ruangan jamur sehingga jamur tetap bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.

 

Daftar Pustaka

Pristianto, H. (2010). PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR YANG BERKELANJUTAN  DI KOTA SORONG. JURNAL “MEDIAN”, Volume II  Nomor  1

Riyanto, F. (2010). PEMBIBITAN JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) DI BALAI PENGEMBANGAN DAN PROMOSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (BPPTPH) NGIPIKSARI SLEMAN, YOGYAKARTA. Tugas Akhir. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakata

Suriawiria, H. (2000). Sukses Berargrobisnis Jamur Kayu: Shitake, Kuping, Tiram. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sutarman. (2012). Keragaan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Pada Media Serbuk Gergaji Dan Ampas Tebu Bersuplemen Dedak Dan Tepung Jagung. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 12(3)

0 komentar:

Posting Komentar