27.3.21

PAPERLESS : UPAYA PRO-LINGKUNGAN

PESERTA BIMBEL PKBM HANDAYANI BUAT AMPLOP DARI KALENDER BEKAS

TUGAS PSIKOLOGI LINGKUNGAN 

SEMESTER GENAP 2020/ 2021

 

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.

Imelta Indriyani Alfiah/ 19310410062


Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Sebagian besar dari kita mungkin tidak asing dengan istilah Paperles. Paperless merujuk mengenai sebuah konsep pada bagaimana meminimaliskan penggunaan kertas. Mungkinkah? Mengapa tidak. Menurut (Daniel, 2009: 94) penghematan kertas  berarti pula menghemat penebangan pohon sebagai bahan dasar penghasil kertas. Kita harus ingat bahwasanya  semua kertas berasal dari pohon. Memang benar bahwa semakin hari, industri pulp dan kertas terus berinovasi agar semakin ramah lingkungan. Tetapi tetap saja, kertas berasal dari pohon. Sedang untuk menanam pohon yang merupakan bahan baku kertas, seperti pohon sengon, akasia, pinus, dan kayu putih, pastinya dibutuhkan lahan. Alangkah elok jika lahan itu dialihkan untuk kebutuhan yang lain yang lebih mendesak, seperti hutan lindung, hutan cadangan air atau bahkan suaka margasatwa alami. Lalu apakah kertas bukan kebutuhan mendesak?

Kebutuhan penggunaan kertas sebenarnya bisa kita siasati agar tidak berlebihan. Banyak keuntungan yang bisa kita dapat dari penerapan paperless, diantaranya: anggaran akan semakin hemat, meminimalisir bencana seperti kelangkaan air, erosi, abrasi, dan banjir. Hemat energi, karena dalam proses produksi kertaspun juga dibutuhkan energi yang tidak sedikit. Lahan penanaman pohon bahan baku kertas dapat dialihkan untuk kepentingan lainnya. Pengolahan file dan data akan lebih efisien jika kita mampu meminimalisir kertas dan memaksimalkan IT, data dan file akan lebih rapi sekaligus dapat mengurangi penggunaan pena, pensil, tinta, penghapus, klip, dll. Menyingkat waktu mencacat dan menyalin (penggunaan kamera untuk memotret catatan di papan tulis) serta menghemat anggaran daur ulang kertas sehingga juga mengurangi polusi udara.

Banyak cara unik untuk menuangkan kreativitas dengan mengolah kembali limbah kertas, salah satunya adalah dengan mendaur ulang kertas dijadikan amplop di Lembaga Bimbel PKBM Handayani Patuk Gunungkidul, dengan begitu kita bisa menghargai setiap helai kertas yang ada. Kita harus belajar prinsip pemanfaatan barang bekas dan juga hemat. Cara membuat amplop dari kertas ini, pertama-tama lipat diagonal kertas lipat yang berbentuk persegi. Lalu, lipat kembali menjadi dua bagian. Bentuk heksagon, lalu segitiga. Jika sudah rapi, tinggal menyatukan setiap titik sudut hingga membentuk amplop seperti biasa. Adik-adik peserta bimbingan mengambil kertas-kertas bekas salah cetak dan kalender yang sudah tidak terpakai untuk dibuat amplop.

Mekanisme paperless memiliki manfaat yang dapat dirasakan oleh berbagai pihak, diantaranya adalah untuk manusia dan lingkungan. Untuk manusia yakni efisien dalam penggunaan waktu, efisien terhadap biaya, manajemen kerja yang lebih baik, mempermudah dalam pengkoordiniran kerja,dan citra organisasi yang lebih baik. Sedangkan untuk lingkungan, menjaga kelestarian pohon-pohon di hutan, mencegah terjadinya degradasi hutan dan deforestsasi hutan, menjaga fauna yang ada di dalam hutan agar tidak punah, semakin sedikit pohon yang ditebang maka semakin mencegah global warming, mengimbangi jumlah karbon yang ada di bumi.

REFERENSI :

Daniel, Valerina. 2009. Easy Green Living. Jakarta: Hikmah.

0 komentar:

Posting Komentar