25.3.21

ANCAMAN NYATA SAMPAH PLASTIK DI INDONESIA

 

ANCAMAN NYATA SAMPAH PLASTIK DI INDONESIA

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

 


 

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.

Ahmad Prasetiyo / 19310410029


Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di dunia. Tentu hal ini menjadikan potensi yang luar biasa bagi Bangsa Indonesia. Banyaknya penduduk yang tinggal di Indonesia. Tentunya akan berdampak pada lingkungan. Salah satu dampaknya yaitu masalah sampah. Sampah sendiri dapat berpotensi menimbulkan masalah dalam kesehatan lingkungan. Tanpa kita sadiri, dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan plastik sebagai alternative kantong belanja. Selain harganya yang murah. Plastik juga sangat mudah di dapatkan. Plastik adalah polimer hidrokarbon rantai panjang yang terdiri atas jutaan monomer yang saling berikatan dan tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (Trisunaryanti, 2018).  

The use of plastic bags bags — not biodegradable — causes a significant increase of plastic waste. The recycling of plastic waste is not easy to be obtained, because it can be found with the significant quantities in landfills and also in the street causing the adverse impacts on health and strong environmental damage ( Cahyono, 2017 ).  Dari penjelasan tersebut kita tahu bahwa dengan penggunaan plastik yang kian banyak ini, tentu dapat mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan. Hal ini dikarenakan sampah plastik merupakan sampah yang sangat susah terurai.




Salah satu dampak dari sampah plastik yaitu terjadi pada sektor pariwisata. Aktivitas pariwisata yang dilakukan antara wisatawan dengan pelaku wisata, secara langsung dan tidak langsung, dapat menyebabkan adanya timbulan sampah setiap harinya. Kajian dari United Nations Environment Proggramme (UNEP) menyatakan bahwa wisatawan rata-rata menghasilkan enam kali lebih banyak sampah saat mereka berlibur (WWF-Indonesia, 2015). Akibatnya, volume sampah akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisata pada satu destinasi wisata. Sampah yang tidak terkelola dengan baik di kawasan wisata dapat mengganggu kenyamanan wisatawan dalam berwisata (Kurihara dalam Khalik, 2014). Kenyamanan menjadi kondisi sangat penting dalam industri pariwisata, selain keamanan (Kovari & Zimanyi, 2011).

Tentu dalam upaya pengelolaan sampah plastik juga harus didukung dari adanya pemahaman kepada masyarakat. Masyarakat sering kali mengabaikan dampak dari sampah plastik dengan berbagai alasan. Diantaranya ada yang sibuk, tidak ada waktu, dan banyak alasan lainnya. Sebagian masyarakat Indonesia tentu berpikir bahwa menganggap alam masih dapat menangani permasalahan yang berkaitan dengan sampah dengan sendirinya. Oleh karena itu kesuksesan dalam program pengelolaan sampah tentunya bergantung pada kesadaran masyarakat.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi ancaman dari sampah plastik adalah dengan mendaur ulang. Daur ulang merupakan proses pengolahan kembali barang-barang yang dianggap sudah tidak mempunyai nilai ekonomis lagi melalui proses fisik maupun kimiawi atau kedua-duanya sehingga diperoleh produk yang dapat dimanfaatkan atau diperjualbelikan lagi. Daur ulang (recycle) sampah plastik dapat dibedakan menjadi empat cara yaitu daur ulang primer, daur ulang sekunder, daur ulang tersier dan daur ulang quarter. Daur ulang primer adalah daur ulang limbah plastik menjadi produk yang memiliki kualitas yang hampir setara dengan produk aslinya. Daur ulang cara ini dapat dilakukan pada sampah plastik yang bersih, tidak terkontaminasi dengan material lain dan terdiri dari satu jenis plastik saja. Daur ulang sekunder adalah daur ulang yang menghasilkan produk yang sejenis dengan produk aslinya tetapi dengan kualitas dibawahnya. Daur ulang tersier adalah daur ulang sampah plastik menjadi bahan kimia atau menjadi bahan bakar. Daur ulang quarter adalah proses untuk mendapatkan energi yang terkandung di dalam sampah plastik (Kumar dkk., 2011).

Dalam berkehidupan sehari-hari tentu kita tidak akan pernah untuk tidak menggunakan plastik. Kegunaan plastik sendiri dinilai lebih fleksibel. Namun sudah seharusnya untuk kita sadar bahwa dengan menggunakan plastik secara terus menerus dapat berdampak buruk bagi kehidupan kita.  Ada satu alternative yang bisa dijadikan sebagai kantong belanja selain plastik, yaitu menggunakan kantong yang terbuat dari kain. Tentu hal ini dapat meminimalisir dari penggunaan plastik yang berlebihan dan mengurangi dampak yang di timbulkan oleh sampah plastik.

 

 

Daftar Pustaka :

Trisunaryanti, Wega. (2018). Dari Sampah Plastik Menjadi Bensin dan Solar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Cahyono, Sigit . Ucik Ika Fenti Styana. (2017). Influence of Heating Rate and Temperature on the Yield and Properties of Pyrolysis Oil Obtained from Waste Plastic Bag.  Conserve: Journal of Energy and Environmental Studies (CJEES), Vol.1, No.1,  pp.1 – 8.

WWF-Indonesia. (2015). SampahLimbah, Energi, Air, Konsumsi. Seri Jejak Ekologis, Best Environmental Equitable Practices. Jakarta: WWFIndonesia.

Khalik, W. (2014). “Kajian Kenyamanan dan Keamanan Wisatawan di Kawasan Pariwisata Kuta Lombok”. Jumpa, Vol. 01, hal. 23–42. https://doi.org/10.1161/01. ATV.15.1.37.

Kovari, Istvan dan Kristina Zimanyi. (2011). Safety and Security in The Age of Global Tourism (The Changing Role and Conception of Safety and Security in Tourism). Budapest: Agroinform Publishing House.

Kumar S., Panda, A.K., dan Singh, R.K. (2011). A Review on Tertiary Recycling of High-Density Polyethylene to Fuel, Resources, Conservation and Recycling Vol. 55 893– 910

 

 

1 komentar:

  1. Artikelnya sangat bagus dan menarik untik di baca

    BalasHapus