21.3.21

Milenial Peduli Sampah: Apa Keuntungan Menjadi Perajin Sampah?

 


Oleh:

Alia Nanda Rumekti

19310410066

Dosen pengampu: Dr. Arundati Shinta, M. A

Essay kedua Ujian Tengah Semester 4 Psikologi Lingkungan

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Sampah adalah salah satu kata yang kerap terdengar di telinga kita sebagai suatu permasalahan yang tak kunjung rampung. Sampah yang dijumpai setiap harinya merupakan sisa dari aktivitas manusia mulai dari ativitas industri dan rumah tangga yang menghasilkan berbagai bentuk dan ukuran  (Novita, 2016).  Berbagai jenis sampah terutama sampah anorganik tentu dapat didaur ulang menjadi kerajinan. Kerajinan berbahan dasar sampah sedang cukup digemari oleh milenial. Kerajinan ini cukup digemari karena mengasyikkan dan memiliki nillai ekonomi yang cukup menjanjikan. Alasan lain yaitu para perajin sampah ini dianggap sebagai penyelamat lingkungan. Lantas apa keuntungan menjadi perajin sampah?

Generasi milenial tentu sudah cukup mengetahui tentang kerajinan sampah. Berbagai seminar dan pelatihan tentang pengolahan sampah menjadi kerajinan pun sangat banyak. Namun persoalannya adalah sampah masih saja menumpuk dan mengotori pemukiman.  Sedangkan milenial yang “katanya” peduli sampah ternyata tidak sepenuhnya mengetahui keuntungan-keuntungan yang akan didapatkan jika menjadi perajin sampah.

Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menjadi perajin sampah, dintaranya:

1.      Relasi dan ilmu yang bertambah

Milenial yang peduli sampah dapat tergabung dalam komunitas perajin sampah. Seseorang yang bergabung ke komunitas, tentu akan mendapatkan tambahan relasi dan ilmu baru yang berasal dari masing-masing individu di komunitas tersebut.

2.      Penyelamat Lingkungan

Para perajin sampah biasanya akan disebut sebagai penyelamat lingkungan. Hal ini disebabkan karena aktivitas perajin sampah dapat membersihkan lingkungan dari sampah. Kebersihan ini dapat mengubah lingkungan menjadi bebas pencemaran dan lebih sehat.

3.      Penghasilan tambahan

Milenial perajin sampah sangat mungkin mendapatkan penghasilan tambahan dari sampah yang diolahnya. Hanya dengan mengumpulkan sampah dan menjualnya ke bank sampah, sudah bisa menghasilkan uang. Apalagi jika sampah-sampah tersebut diolah menjadi kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi. Hal ini tentu an menghasilkan penghasilan yang lebih bagi para milenial ini.

Melalui uraian di atas dapat diketahui bahwa banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari menjadi perajin sampah. Keuntungan tersebut membuktikan bahwa sampah yang sering yang sering dipandang tidak berharga, ternyata dapat menjadi berkah dan emas (A. Shinta, 2019). Dengan demikian, pengetahuan,sikap, dan perilaku generasi milenial yang peduli sampah ini perlu dikembangkan. Karena mereka bukan hanya akan mendapatkan keuntungan bagi diri sendiri, tetapi juga menghadirkan manfaat bagi lingkungan.

 

Daftar Pustaka:

Novita. (2016). Jurnal Biotik: Teknologi Daur Ulang Limbah Tekstil Pada Yang Dikoleksi Dari Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Gampong Jawa Banda Aceh, ISSN: 2337-9812, 4(2), 111.

Shinta, A., 2019. Penguatan Pendidikan Pro-Lingkungan Hidup di Sekolah-Sekolah Untuk Meningkatkan Kepedulian Generasi Muda Pada Lingkungan Hidup, Yogyakarta: Best Publisher.

 

Sumber Gambar:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEho1s4Ki85_r19UKOMqn69vF5apBMr3Z1QfuAbbdJ_dnUL7rRmLKAJpMbdnzT25X1aW7_gfKs_KGTlBCJYltQ96pkM5PlOeFLgyR81rzGJ3UEC4w3M08AnpkIMsNWvMq0p8aUVu7K9vs05X/s1600/bank_sampah.jpg


0 komentar:

Posting Komentar