30.3.21

LOMBA PORSESAK : Pekan Olahraga, Seni dan Sains Pendidikan Kesetaraan

 TUGAS PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.

Imelta Indriyani Alfiah/ 19310410062

 

   

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Dewan Pimpinan Wilayah Forum Komunikasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (DPW FK-PKBM) DIY bersama BP PAUD DIKMAS DIY menyelenggarakan Festival DIKMAS DIY 2020 Pekan Olahraga, Seni dan Sains Pendidikan Kesetaraan (PORSESAK), ajang kompetisi dan prestasi peserta didik pendidikan kesetaraan dan tutor-tutor se-DIY ini diikuti oleh PKBM/SKB/PPS se-DIY dan dilaksanakan pada 15 Februari 2020. Peserta berasal dari 5 kontingen Kabupaten/Kota se-DIY, yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulon Progo. Event yang digelar setiap dua tahunan ini dimeriahkan oleh berbagai macam perlombaan, pentas seni dan pameran potensi. Ada enam cabang olah raga, seni dan sains yang dipertandingankan untuk memperebutkan Piala Bergilir Kepala BP PAUD dan Dikmas DIY, diantaranya bola voli, Lari, tenis meja, geguritan, paduan suara dan lomba cerdas cermat.

Penulis merupakan tutor (pengajar) paket kesetaraan di PKBM Handayani Patuk, dan di event tersebut mengikuti cabang lomba geguritan (membaca puisi jawa). Kata geguritan dalam kamus Baoesastra, berasal dari kata “gurit” artinya tulisan, kidung. Geguritan berarti tembang (uran-uran) mung awujud purwakanthi (Padmasusastra, 1903). Dalam Kamus Umum Indonesia dijelaskan geguritan itu berasal dari kata gurit artinya sajak atau syair (Poerwadarminta, 1986: 161).

Geguritan yaitu ciptaan sastra berbahasa Jawa yang berdasarkan dari pengalaman, pengetahuan, ekspresifitas pengarang mengenai suatu hal, peristiwa dan kehidupan dengan menggunakan bahasa berirama atau bahasa estetis. Geguritan pada jaman dahulu berbeda dengan jaman sekarang. Geguritan jaman dahulu masih berpedoman pada konvensi yang berlaku pada masa itu. Karena berkembangnya selera masyarakat, berkembangnya bahasa dan keadaan masyarakat Jawa, maka puisi Jawa ikut berkembang. Puisi Jawa saat ini berwujud bebas dan tidak lagi menggunakan patokan-patokan, bentuk tipografi lebih bebas. Menurut Pradopo (2012) arti geguritan adalah golongan sastra yang indah (puisi) Jawa cara baru yang mengungkapkan perasaan senang, ungkapan bahasa yang sesuai dengan keindahan rasa tetapi tidak berpedoman pada aturan guru gatra, guru wilangan dan guru lagu tertentu berbeda dengan sifat tembang macapat dan lain sebagainya.

Event bergengsi ini mengantarkan PKBM Handayani mendapatkan kejuaraan di dua cabang lomba yang diikuti, juara 2 Voli Putra Peserta Didik Kesetaraan serta Juara 3 Lomba Geguritan Tutor Kesetaraan yang penulis peroleh sebagai peserta. Harapannya dengan diselenggarakannya acara PORSESAK dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) seluruh Indonesia. Tujuan utama kegiatan ini adalah sebagai wadah untuk meningkatkan kemampuan pendidikan nonformal, diharapkan kompetensi pendidikan kesetaraan dilembaga nonformal tidak kalah dengan sekolah formal. Kedepannya pendidikan kesetaraan bisa semakin dikenal dan dibutuhkan masyarakat, tidak hanya sebagai tampungan anak-anak dropout sekolah formal tapi menjadi pilihan sekolah di Indonesia.

REFERENSI

Padmasusastra. 1903. Serat Bausastra: Jarwa Kawi. Surakarta: Sie Dhian Hӧ.

Pradopo. (2012). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Poerwadarminta, W.J.S. (1939). Baoesastra Djawa. Batavia: J.B Wolters Uitgevers Maatschappij N.V Groningen.

0 komentar:

Posting Komentar