14.3.21

DAPAT UANG DARI SAMPAH? KENAPA TIDAK?

 

DAPAT UANG DARI SAMPAH? KENAPA TIDAK?

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

 


 

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.

Ahmad Prasetiyo / 19310410029

 

Manusia adalah makhluk hidup yang dibekali akal dan pikiran. Manusia juga menjadi makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Pada dasarnya dalam kehidupan, manusia akan selalu membutuhkan berbagai macam kebutuhan untuk bertahan hidup. Kebutuhan hidup manusia sangat beraneka ragam mulai dari makanan, tempat tinggal, pakaian, dan kebutuhan sekunder lainnya. Manusia akan selalu melakukan apa saja agar bisa bertahan hidup dan mencukupi kebutuhannya. Manusia juga rela bekerja pagi sampai malam, bahkan kerja lembur hanya demi kebutuhan dalam menjalani hidup. Berbicara mengenai manusia. Hampir di setiap negara yang ada di dunia, pertambahan manusia akan selalu bertambah. Hal ini tentu akan menyebabkan kebutuhan pada manusia juga akan bertambah.

Notonagoro mensifatkan manusia sebagai makhluk yang monopluralistik, dalam arti ia tersusun atas jiwa dan raga, bersifat perorangan dan sosial, serta berkedudukan kodrat berdiri· sendiri dan pada saat yang sama ia adalah makhluk Tuhan. Adapun terdirinya manusia atas tubuh atau raga dan itu tidak satu dari lainnya, akan dalam susunan organis kedua-tunggalan, tersusun atas dua unsur hakikat yang bersama-sama merupakan suatu keutuhan dan keseluruhan bam, yang merupakan diri serba lain pada hidup raga saja atau jiwa saja dalam dirinya sendiri  (Notonagoro, 1987).

Adalah merupakan hakikat manusia pula sebagai diri bersifat pribadi perorangan atau individu dan bersifat hidup bersama, pribadi bermasyarakat atau makhluk sosial. Di samping berhidup sendiri, manusia hidupnya selalu berhubungan manusia lain, tergantung dari pada manusia lain, sebelum dilahirkan, sesudah dilahirkan, sebagai bayi, sebagai kanak-kanak, sebagai anak remaja, sebagai orang dewasa, sebagai orang lanjut usianya, setelah meninggal dunia, terus-menerus membutuhkan orang lain, maka sungguh menjadi bawaan hakikatnya untuk hidup bersama untuk bermasyarakat (Notonagoro, 1987).

Persoalan yang sering berhubungan dengan manusia ialah kebutuhannya. Kebutuhan manusia semakin hari semakin bertambah. Hal ini menyebabkan banyaknya sampah yang di hasilkan. Mulai dari sampah plastik, sampah kertas, sampah dari sisa-sisa makanan, dan masih banyak lagi jenis sampah yang di hasilkan oleh manusia. Sampah-sampah ini jika tidak di tangani dengan tepat, maka akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar dan juga pada manusia. Dampak buruk tersebut yaitu masalah kesehatan, timbunan sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat merupakan tempat berkembang biaknya vektor penyakit, seperti tikus, lalat dan serangga lainnya sehingga memungkinkan untuk menularkan suatu penyakit, misalnya penyakit saluran pernafasan, penyakit kulit, dan sebagainya. Kemudian pada masalah lingkungan, apabila sampah tidak ditangani dengan baik maka dapat menimbulkan pencemaran terhadap air permukaan, air tanah, dan udara (Emil Salim, 1980).

Idealnya sebagai manusia yang memiliki akal dan pikiran. Sudah seharusnya manusia selalu berpikir kreatif dalam menangani berbagai masalah terutama dalam hal sampah. Bank sampah muncul sebagai inisiatif masyarakat lokal dalam upaya partisipasi menangani permasalahan yang selama ini ada. Dengan strategi pengolahan sampah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) berbasis masyarakat tersebut mampu mengubah imajinasi sebagian banyak orang terhadap sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi. Di Indonesia, praktik bank sampah berkembang di Kabupaten Bantul di Jogjakarta yang dipelopori oleh Bambang Suwerda merupakan cerita sukses orang Indonesia memilah sampah (www.menlhk.go.id ).




Bank sampah merupakan kegiatan bersifat social engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Pembangunan bank sampah merupakan momentum awal membina kesadaran kolektif masyarakat untuk memulai memilah, mendaur ulang, dan memanfaatkan sampah karena sampah mempunyai nilai jual yang cukup baik, sehingga pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menjadi budaya baru Indonesia (www.menlhk.go.id).

 Beberapa jenis sampah yang bisa menghasilkan uang dan manambah perekonomian bagi manusia. Sampah tersebut seperti botol-botol bekas, kardus-kardus bekas, kertas, kaleng, karung beras, ban, emberan, majalah, aki, alumunium, besi, lampu, dan masih banyak lagi. Jenis sampah yang dapat terjual ini tentu jenis sampah yang bisa di daur ulang kembali, sehingga menguntungkan bagi manusia dan juga lingkungan. Bagaimana? Anda tertarik mencoba guna mendapatkan uang dari sampah?

 

 

 

Daftar Pustaka :

Notonagoro. 1987. Pancasila Ilmiah Populer. Pantjuran Tudjuh : Jakarta.

Emil, Salim.  1980. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Mutiara : Jakarta. 

https://www.menlhk.go.id/ ( diakses pada 14 Maret 2021 )

1 komentar: