5.1.21

Teori Sosial Learning, Albert Bandura.

 

Teori Sosial Learning, Albert Bandura.

Engelbertha Savsavubun

19310410015

Psikologi Kepribadian II

Dosen Pengampu: Fx. Wahyu Widiantoro, S.psi.,MA.

   Albert Bandura  lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di Canada, dari keluar petani. Setelah SMU ia masuk ke University of British Columbia di Vancouver dan meraih B.A. pada tahun  1949.  Ia  melanjutkan  pendidikan  di University of  Lowa jurusan Psikologi hingga meraih M.A. pada tahun 1951 dan Ph. D. Pada tahun 1952. Setelah selama satu tahun praktek klinis di Wichita Kansas Guidance, pada tahun 1953 ia diterima bekerja di Stanfort University. Selama  karirnya,  Bandura  mengembangkan pendekatan  social  learning  untuk  memahami kepribadian  manusia  melalui  peneletian-penelitian.

Bagi Bandura, walaupun primsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu harus memperhatikan dua fenomena penting yang diabadikan atau ditolak oleh paeadigma behaviorisme. Yang pertama, bandura berpendapat bahwa manusia dapat berfikir dan mengatur tingkah lakunya sendiri, sehingga mereka bukan semata-mata tidak yang menjadi obyek pengaruh lingkungan. Sifat kausal bukan dmiliki sendirian oleh lingkunga, karena orang dan lingkungan saling mempengaruhi.

Kedua, Bandura menyatakan, banyak aspek fungsi kepribadia melibatkan iteraksi orang satu dengan orang lain. Dampaknya, teori kepribadian yang memadai harus memperhitungkan konkeks sosial dimana tingkah laku itu diperoleh dan dipelihara. Teori belajar sosial (Sosial Learning Theory) dari Bandura, didasarkan pada konsep saling menentukan (reciprocal determinism), tanpa penguatan (beyond reinforcement), dan pengaturan berfikir (self-regulation/cognition).

1.  Determinis resiprokol: Pendekatan yang menjelaskan tingkah laku manusia dalam bentuk interaksi timbal-balik yang terus menerus antara determinan kognitif, behavioral dan lingkungan.

2.   Tanpa reinforsemen: Bandura memandang teori Skinner dari Hull terlalu bergantung kepada reinforsemen. Jika setiap unit respon sosial yang kompleks harus dipilih-pilih untuk direnforse satu persatu, bisa jadi orang malah tidak belajar apapun.

3.  Kognisi dan Regulasi diri: Teori belajar tradisional sering terhalang oleh ketidak senangan atau ketidak mampuan meraka untuk menjelaskan proses kognitif. Konsep Bandura menempatkan manusia sebagai pribadi yang dapat mengatur diri sendiri (self regulation), mempegaruhi tingkah laku dengan cara mengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitif, mengadakan konsekuensi bagi tigkalakunya sendiri. Kemampuan untuk menggambarkan secra imaginatif hasil yang diinginkan pada masa yang akan datang mengembangkan strategi tingkah laku yang membimbing ke arah tujuan jangka panjang.

Struktur kepribadian

1.       Sistem Self (Self System)

Tidak seperti Skinner yang teorinya tidak memiliki konstruk self, Bandura yakin bahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh self sebagai salah satu determinan tingkah laku tidak dapat dihilangkan tanpa membahayakan penjelasan & kekuatan peramalan. Dengan kata lain, self diakui sebagai unsur struktur kepribadian. Saling determinis menempatkan semua hal saling berinteraksi, di mana pusat atau pemula­nya adalah sistem self. Sistem self itu bukan unsur psikis yang mengontrol tingkah laku, tetapi mengacu ke struktur kognitif yang memberi pedoman mekanisme dan seperangkat fungsi-fungsi persepsi, evaluasi, dan pengaturan tingkah laku. Pengaruh self tidak otomatis atau mengatur tingkah laku secara otonom, tetapi self menjadi bagian dari sistem interaksi resiprokal.

2.       Regulasi Diri

Manusia mempunyai kemampuan berfikir, dan dengan kemampuan itu mereka memanipulasi lingkungan, sehingga terjadi perubahan lingkungan akibat kegiatan manusia. Balikannya dalam bentuk deteminis resiprokal berarti orang dapat mengatur sebagian clan tingkahlakunya sendiri. Menurut Bandura, akan terjadi strategi reaktif dan proaktif dalam regulasi did. Strategi reaktif dipakai untuk mencapai tujuan, namun ketika tujuan hampir tercapai strategi proaktif menentukan tujuan baru yang lebih tinggi. Orang memotivasi dan membimbing tingkahlakunya sendiri melalui strategi proaktif, menciptakan ketisakseimbangan, agar dapat memobilisasi kemampuan dan usahanya berdasarkan antisipasi apa Baja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Ada tiga proses yang dapat dipakai untuk melakukan pengaturan memanipulasi faktor eksternal, memonitor dan mengevaluasi tingkahlaku internal. Tingkahlaku manusia adalah hasil pengaruh resiprokal faktor eksternal dan faktor internal itu.

a.       Faktor-faktor dalam Regulasi Diri

Faktor eksternal mempengaruhi regulasi diri dengan dua cara, pertama; faktor eksternal memberi standar untuk mengevaluasi tingkahlaku. Faktor lingkungan bertinteraksi dengan pengaruh-pengaruh pribadi, membentuk standar evalusi diri orang itu. Melalui orang tua dan guru anak-anak belajar baik-buruk, tingkahlaku yang dikehendaki dan tidak dikehendaki. Melalui pengalaman berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas anak kemudian mengembangkan standar yang dapat dipakai untuk menilai prestasi diri.

Kedua: faktor eksternal mempengaruhi regulasi diri dalam bentuk penguatan(reinforcemenl). Hadiah intrinsik tidak selalu memberi kepuasan, orang membutuhkan insentif yang berasal dari lingkungan ekstemal. Standar tingkahlaku dan penguatan biasanya bekerja sama; ketika orang dapat mencapai standar tingkahlaku tertentu, perlu ada penguatan agar tingkahlaku semacam itu menjadi pilihan untuk dilakukan 1agi.

 

b.      Faktor internal dalam Regulasi Diri

Faktor eksternal berinteraksi dengan faktor internal dalam pengaturan diri sendiri. Bandura mengemukakan tiga bentuk pengaruh internal.

a)       Observasi diri (self observation): dilakukan berdasarkan faktor kualitas penampilan, kuantita penampilan, orisinalitas tingkahlaku dan seterusnya.

b)      Proses penilaian atau mengadili tingkah laku (judgmental process): adalah melihat kesesuaian tingkahlaku dengan standar pribadi, membandingkan tingkah laku dengan norma standar atau dengan tingkah laku orang lain, menilai berdasarkan pentingnya suatu aktivitas, dan memberi atribusi performansi. Standar pribadi bersumber dari pengalaman mengamati model misalnya orang tua atau guru, dan menginterpretasi balikan/penguatan dari performansi diri.

c)       Reaksi-diri-afektif (self response): akhirnya berdasarkan pengamaan dan judgment itu, orang mengevaluasi diri sendiri positif atau negatif, dan kemudian menghadiahi atau menghukum diri sendiri. Bisa terjadi tidak muncul reaksi afektif, karena fungsi kognitif membuat keseimbangan yang mempengaruhi evaluasi positif atau negatif menjadi kurang bermakna secara individual.

3.       Efikasi Diri (Self Effication)

Bandura menyebut keyakinan atau harapan diri ini sebagai efikasi diri, dan harapan hasilnya disebut ekspektasi hasil.

a)       Efikasi diri atau efikasi ekspektasi (self effication-efficacy expectation)presepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu.

b)      Ekspetasi hasil (outcome expectations) perikiraan atau estimasi diri bahwa tingkah laku yang dilakukan diri itu akan mencapai hasil tertentu.

Faktor-faktor penting dalam Belajar Melalui Observasi

a)  Perhatian (attention process): Sebelum meniru orang lain, perhatian hams dicurahkan ke orang itu. Perhatian ini dipengaruhi oleh asosiasi pengamat dengan modelnya, sifat model yang atraktif, dan arti penting tingkahlaku yang diamati bagi si pengamat.

b)    Representasi (representation process): Tingkahlaku yang akan ditiru, hams disimbolisasikan dalam ingatan. Baik dalam bentuk verbal maupun dalam bentuk gambaran/imajinasi.

c)  Peniruan tingkahlaku model (behavior production process): Sesudah mengamati dengan penuh perhatian, dan memasukkanya ke dalam ingatan, orang lalu bertingkahlaku.

d) Motivasi dan Penguatan (motivation and reinforcement process):  Belajar melalui pengamatan menjadi efektif kalau pebelajar memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat melakukan tingkahlaku modelnya.

 

Referensi:

Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadin. Malang: UMM press.

https://www.kompasiana.com/abhimanyu/5581b83823afbd8c0a8b45e1/teori-belajar-albert-bandura?page=all

 

 

0 komentar:

Posting Komentar