UJIAN PSIKOLOGI INOVASI
Tempat wisata yang berada di desa-desa memiliki banyak pengaruh tinggi bagi desa tersebut khususnya dapat meningkatkan pendapatan dana pada tempat wisata tersebut. Dengan melihat semakin banyaknya kreatifitas dan ide-ide anak muda banyak melakukan inovasi sehingga hal itu yang menyebabkan warga sekitar membuat obyek wisata, selain hal itu mengingat desa-desa yang memiliki letak geografis yang mencukupi dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk mengembangkan industri pariwisata. Objek wisata merupakan tempat yang dikunjungi oleh individu dengan alasan ingin melihat keindahan, ataupun sebagai tempat untuk melakukan kegiatan wisata. Dengan hal itu maka perekonomian desa dapat meningkat seiring berjalannya waktu, mengingat semakin banyak wisatawan yang berkunjung baik wisatawan mancanegara maupun domestik, sehingga semakin banyak juga pelaku usaha yang akan merasa untung ketika dagangannya dibeli oleh wisatawan khususnya usaha oleh-oleh. Adapun unsur-unsur yang penting dalam suatu objek wisata yaitu mengundang daya tarik wisatawan, artinya dapat mengundang wisatawan agar berkunjung dalam lokasi objek wisata tersebut entah dari sisi keunikan tempat, akses jalan, kenyamanan tempat, warga sekitar dan lain sebagainya.
Suatu objek wisata tentunya terpusat
pada berbagai aktifitas manusia entah penduduk lokal, pelaku wisata, maupun
pengunjung atau wisatawan. Aktifitas yang dilakukan antara wisatawan
dengan pelaku pariwisata langsung dan tidak langsung hal itu menyebabkan timbulnya
sampah-sampah pada kawasan tempat wisata tersebut. Jumlah sampah akan selalu
meningkat dan bertambah seiring dengan banyaknya jumlah wisatawan dan pelaku
usaha. Timbulnya sampah yang semakin hari membuat sampah menjadi menggunung,
apalagi jika musim liburan telah tiba sehingga sampah-sampah akan meningkat
secara drastis. Hal tersebut dapat menjadi timbulnya bencana. Selain itu mengganggu
kesehatan warga sekitar Kawasan wisata, jika hujan turun hal itu dapat memicu
bencana banjir, dan pencemaran tanah. Sehingga akan menyebabkan keadaan psikis
maupun mental warga setempat menjadi terganggu akibat ketidaknyamanan tersebut. Sesuai
dengan pernyataan Bahar (1986) Sampah merupakan barang buangan berupa bahan padat yang
mengakibatkan turunnya nilai estetika lingkungan, nilai sumber daya, membawa
penyakit, menimbulkan polusi, menyumbat saluran air, dan banyak dampak negatif
lainnya. Selain itu salah satu sumber sampah terletak pada sector wisatanya, sesuai
dengan teori (Sejati, 2009). Sumber sampah bisa berasal dari rumah tangga,
pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit pasar dan tempat wisata. Untuk itu kita
sebagai warga yang merupakan bagian dari peran pokok dalam pembangungan suatu
objek wisata didaerah sendiri, maka kita harus berfikir jangka panjang
terkhusus pada hal penanggulangan sampah.
Resiliensi adalah kapasitas individu untuk
menghadapi dan mengatasi serta merespon secara positif kondisi-kondisi yang
tidak menyenangkan. Selanjutnya memanfaatkan kondisi-kondisi yang tidak
menyenangkan tersebut untuk memperkuat diri sehingga mampu mengubah kondisi-kondisi
yang dirasakan tersebut sebagai sesuatu hal yang wajar untuk diatasi (Suwarjo,
2008)
Dari pemaparan teori diatas masyarakat
dapat melakukan langkah awal untuk membangun ketahanan (resilliensi) adanya
sampah yang menumpuk dilingkungan wisatanya. Diantaranya melakukan penyediaan
tempat-tempat sampah organic dan non organic. Sehingga wisatawan yang
berkunjung ditempat wisata dapat lebih mudah membuang sampah yang dibawanya
sesuai dengan jenis sampah. Kemudian penyediaan petunjuk berupa tanda arah
tempat tong sampah berada, hal itu juga akan memudahkan para wisatawan untuk
mencari tempat sampah terdekat, selain itu, peran media dan infomasi pada tempat
wisata tersebut penting tidak hanya menyampaikan larangan-larangan pengunjung,
namun juga dapat membantu mengarahkan serta mengingatkan kepada pengunjung untuk
membuang sampah jangan sembarangan. Sehingga semaksimal mungkin wisatawan yang
berkunjung bergantian terus-menerus di tepat wisata akan tetap merasakan
kenyamanan mengingat kebersihan ditempat wisata tersebut terjalin dengan baik.
Langkah selanjutnya untuk mewujudkan
dan mempermudah terlaksananya resilliensi sampah terhadap sampah yang menumpuk,
maka salah satu hal yang diperlukan yaitu dengan membentuk sifat gotong royong sesama warga
di lingkungan wisata yang dibangunnya .Seperti membuat structural kelompok
kerja pengelolaan sampah. Kelompok kerja pengelolaan sampah ini yang bertugas
melaksanakan pembersihan sampah, seperti memilah dan memilih sampah – sampah dari
wisatawan, serta kegiatan lain yang berkaitan dengan pemanfaatan sampah berupa
daur ulang.
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan
bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna,
mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan
barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas
pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam
proses hierarki sampah 4R Reduce, Reuse, Recycle, and Replace” (id.wikipedia.org)
Dari
pernyataan diatas warga sekitar yang ikut serta dalam pemanfataan sampah dapat
melakukan beberapa langkah-langkah kegiatan diantaranya. Merubah sampah anorganik
berupa botol-botol bekas yang kemudian di daur ulang oleh warga setempat
menjadi tempat pensil atau lampion-lampion yang indah. Hal ini justru perilaku
yang terpuji daripada sampah hanya didiamkan saja. Kemudian untuk sampah plastik seperti sampah chiki-chiki makanan dapat di daur ulang menjadi tas, atau tikar
anyaman. Sehingga sampah yang tadinya membuat situasi tidak nyaman kini dapat
berganti dan dapat dimanfaatkan menjadi barang-barang yang memiliki nilai jual. Hasil
hasil daur ulang sampah tersebut dapat dijual lagi, dan menjadikan souvenir atau
oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung.
Jika semua pihak dari destinasi tiap-tiap
wisata dapat berkontribusi dalam membangun ketahanan (resiliensi) tehadap
adanya sampah, kedepan hal diharapkan apabila terjadi hujan lebat dan tidak
kunjung berhenti maka lingkungan sekitar wisata dan lingkungan warga daerah
wisata tidak menjadi dampaknya seperti air tersumbat dan menyebabkan banjir,
dan banyak sampah yang berserakan, adanya air yang menggenang di botol-botol hal
itu dapat memicu terjadinya sarang nyamuk. Keuntungan yang didapatkan tempat
wisata menjadi bersih dan wisatawan yang berkunjung lebih merasa betah dan
selalu meningkat. Selain itu para wisatawan yang pernah berkunjung dapat
menjadi alat promosi verbal terhadap orang lain. Hal ini akan menjadi
keuntungan bagi pengelola. Sesuai dengan pendapat Basu Swastha dan Handoko (2008) Promosi merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau
penjualan dari suatu produk atau jasa. Adapun suatu daya tarik wisata pada
prinsipnya harus memenuhi tiga syarat, yaitu sebagai berikut:
1) Something to see (sesuatu untuk dilihat) Di
tempat tersebut harus ada objek dan daya tarik wisata yang berbeda dengan yang
dimiliki daerah lain. Dengan kata lain, daerah tersebut harus memiliki daya
tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan entertainment bagi
wisatawan.
2)
Something to do (sesuatu untuk dikerjakan) Selain banyak yang dapat dilihat dan
disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan
betah tinggal lama di tempat itu.
3)
Something to buy (sesuatu untuk dibeli) Daya tarik wisata harus tersedia
fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan tangan rakyat
sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal.
Refrensi
:
Sejati kuncoro. 2009. pengolahan sampah terpadu. yogyakarta: kanisius (diakses pada 7/01/2021)
Rohyati eny,dkk. 2019.Memuliakan Sampah Konsep Dan Aplikasinya Di Dunia Pendidikan Dan Di Masyarakat. Yogyakarta: Depublis Publisher.
https://sintanud.ac.id/uploads/dokumen_dir/1835abec5571b439b5b2f5c76053f581.pdf (diakses pada 7/01/2021)
https://id.wikipedia.org/.uwiki/Daur_ulang (diakses pada 7/01/2021)
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi/article/download/2195/1819
(diakses pada 7/01/2021)
https://media.neliti.com/media/publications/89736-ID-peranan-promosi-dalam-meningkatkan-kunju.pdf (diakses pada 7/01/2021)
0 komentar:
Posting Komentar