9.1.21

Resiliensi Warga Terhadap Sampah Di Daerah Wisata

 


UJIAN PSIKOLOGI INOVASI

Nama : Windha Nurhidayati

NIM : 183104101176

            Tempat wisata yang berada di desa-desa memiliki banyak pengaruh tinggi bagi desa tersebut khususnya dapat meningkatkan pendapatan dana pada tempat wisata tersebut. Dengan melihat semakin banyaknya kreatifitas dan ide-ide anak muda banyak melakukan inovasi sehingga hal itu yang menyebabkan warga sekitar membuat obyek wisata, selain hal itu mengingat desa-desa yang memiliki letak geografis yang mencukupi dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk mengembangkan industri pariwisata. Objek wisata merupakan tempat yang dikunjungi oleh individu dengan alasan ingin melihat keindahan, ataupun sebagai tempat untuk melakukan kegiatan wisata. Dengan hal itu maka perekonomian desa dapat meningkat seiring berjalannya waktu, mengingat semakin banyak wisatawan yang berkunjung baik wisatawan mancanegara maupun domestik, sehingga semakin banyak juga pelaku usaha yang akan merasa untung ketika dagangannya dibeli oleh wisatawan khususnya usaha oleh-oleh. Adapun unsur-unsur yang penting dalam suatu objek wisata yaitu mengundang daya tarik wisatawan, artinya dapat mengundang wisatawan agar berkunjung dalam lokasi objek wisata tersebut entah dari sisi keunikan tempat, akses jalan, kenyamanan tempat, warga sekitar dan lain sebagainya.

           

            Suatu objek wisata tentunya terpusat pada berbagai aktifitas manusia entah penduduk lokal, pelaku wisata, maupun pengunjung atau wisatawan. Aktifitas yang dilakukan antara wisatawan dengan pelaku pariwisata langsung dan tidak langsung hal itu menyebabkan timbulnya sampah-sampah pada kawasan tempat wisata tersebut. Jumlah sampah akan selalu meningkat dan bertambah seiring dengan banyaknya jumlah wisatawan dan pelaku usaha. Timbulnya sampah yang semakin hari membuat sampah menjadi menggunung, apalagi jika musim liburan telah tiba sehingga sampah-sampah akan meningkat secara drastis. Hal tersebut dapat menjadi timbulnya bencana. Selain itu mengganggu kesehatan warga sekitar Kawasan wisata, jika hujan turun hal itu dapat memicu bencana banjir, dan pencemaran tanah.  Sehingga akan menyebabkan keadaan psikis maupun mental warga setempat menjadi terganggu akibat ketidaknyamanan tersebut. Sesuai dengan pernyataan Bahar (1986) Sampah merupakan barang buangan berupa bahan padat yang mengakibatkan turunnya nilai estetika lingkungan, nilai sumber daya, membawa penyakit, menimbulkan polusi, menyumbat saluran air, dan banyak dampak negatif lainnya. Selain itu salah satu sumber sampah terletak pada sector wisatanya, sesuai dengan teori (Sejati, 2009). Sumber sampah bisa berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit pasar dan tempat wisata. Untuk itu kita sebagai warga yang merupakan bagian dari peran pokok dalam pembangungan suatu objek wisata didaerah sendiri, maka kita harus berfikir jangka panjang terkhusus pada hal penanggulangan sampah.

            Resiliensi adalah kapasitas individu untuk menghadapi dan mengatasi serta merespon secara positif kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan. Selanjutnya memanfaatkan kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan tersebut untuk memperkuat diri sehingga mampu mengubah kondisi-kondisi yang dirasakan tersebut sebagai sesuatu hal yang wajar untuk diatasi (Suwarjo, 2008)

            Dari pemaparan teori diatas masyarakat dapat melakukan langkah awal untuk membangun ketahanan (resilliensi) adanya sampah yang menumpuk dilingkungan wisatanya. Diantaranya melakukan penyediaan tempat-tempat sampah organic dan non organic. Sehingga wisatawan yang berkunjung ditempat wisata dapat lebih mudah membuang sampah yang dibawanya sesuai dengan jenis sampah. Kemudian penyediaan petunjuk berupa tanda arah tempat tong sampah berada, hal itu juga akan memudahkan para wisatawan untuk mencari tempat sampah terdekat, selain itu, peran media dan infomasi pada tempat wisata tersebut penting tidak hanya menyampaikan larangan-larangan pengunjung, namun juga dapat membantu mengarahkan serta mengingatkan kepada pengunjung untuk membuang sampah jangan sembarangan. Sehingga semaksimal mungkin wisatawan yang berkunjung bergantian terus-menerus di tepat wisata akan tetap merasakan kenyamanan mengingat kebersihan ditempat wisata tersebut terjalin dengan baik.

            Langkah selanjutnya untuk mewujudkan dan mempermudah terlaksananya resilliensi sampah terhadap sampah yang menumpuk, maka salah satu hal yang diperlukan yaitu dengan membentuk sifat gotong royong sesama warga di lingkungan wisata yang dibangunnya .Seperti membuat structural kelompok kerja pengelolaan sampah. Kelompok kerja pengelolaan sampah ini yang bertugas melaksanakan pembersihan sampah, seperti memilah dan memilih sampah – sampah dari wisatawan, serta kegiatan lain yang berkaitan dengan pemanfaatan sampah berupa daur ulang.

             Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusikerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 4R Reduce, ReuseRecycle, and Replace(id.wikipedia.org)

            Dari pernyataan diatas warga sekitar yang ikut serta dalam pemanfataan sampah dapat melakukan beberapa langkah-langkah kegiatan diantaranya. Merubah sampah anorganik berupa botol-botol bekas yang kemudian di daur ulang oleh warga setempat menjadi tempat pensil atau lampion-lampion yang indah. Hal ini justru perilaku yang terpuji daripada sampah hanya didiamkan saja. Kemudian untuk sampah plastik seperti sampah chiki-chiki makanan dapat di daur ulang menjadi tas, atau tikar anyaman. Sehingga sampah yang tadinya membuat situasi tidak nyaman kini dapat berganti dan dapat dimanfaatkan menjadi barang-barang yang memiliki nilai jual. Hasil hasil daur ulang sampah tersebut dapat dijual lagi, dan menjadikan souvenir atau oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung.

            Jika semua pihak dari destinasi tiap-tiap wisata dapat berkontribusi dalam membangun ketahanan (resiliensi) tehadap adanya sampah, kedepan hal diharapkan apabila terjadi hujan lebat dan tidak kunjung berhenti maka lingkungan sekitar wisata dan lingkungan warga daerah wisata tidak menjadi dampaknya seperti air tersumbat dan menyebabkan banjir, dan banyak sampah yang berserakan, adanya air yang menggenang di botol-botol hal itu dapat memicu terjadinya sarang nyamuk. Keuntungan yang didapatkan tempat wisata menjadi bersih dan wisatawan yang berkunjung lebih merasa betah dan selalu meningkat. Selain itu para wisatawan yang pernah berkunjung dapat menjadi alat promosi verbal terhadap orang lain. Hal ini akan menjadi keuntungan bagi pengelola. Sesuai dengan pendapat Basu Swastha dan Handoko (2008) Promosi merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu produk atau jasa. Adapun suatu daya tarik wisata pada prinsipnya harus memenuhi tiga syarat, yaitu sebagai berikut:

 1) Something to see (sesuatu untuk dilihat) Di tempat tersebut harus ada objek dan daya tarik wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain, daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan entertainment bagi wisatawan.

2) Something to do (sesuatu untuk dikerjakan) Selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lama di tempat itu.

3) Something to buy (sesuatu untuk dibeli) Daya tarik wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan tangan rakyat sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal.

 

Refrensi :


Sejati kuncoro. 2009. pengolahan sampah terpadu. yogyakarta: kanisius (diakses pada 7/01/2021)


Rohyati eny,dkk. 2019.Memuliakan Sampah Konsep Dan Aplikasinya Di Dunia Pendidikan Dan Di Masyarakat. Yogyakarta: Depublis Publisher.


https://sintanud.ac.id/uploads/dokumen_dir/1835abec5571b439b5b2f5c76053f581.pdf (diakses pada 7/01/2021)

https://id.wikipedia.org/.uwiki/Daur_ulang (diakses pada 7/01/2021)

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi/article/download/2195/1819 (diakses pada 7/01/2021)

https://media.neliti.com/media/publications/89736-ID-peranan-promosi-dalam-meningkatkan-kunju.pdf  (diakses pada 7/01/2021)

0 komentar:

Posting Komentar