8.1.21

REMAJA KORBAN PERCERAIAN

 REMAJA KORBAN PERCERAIAN




Nama : andri wijayanto

Nim    :19310410023

   Lingkungan sosial adalah suatu tempat atau daerah masyarakat untuk berinteraksi dengan masyarakat dilingkungannya. Lingkungan sosial sendiri terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan teman sepermainan. Lingkungan berperan besar pada kepribadian seseorang, terutama pada kepribadian remaja. Remaja sendiri merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana masa remaja memiliki kematangan emosi, sosial, fisik dan psikis. Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan berbagai kesulitan, berupa beradaptasi menuju dewasa dan pencarian jati diri.

   Keluarga memiliki peran besar terhadap remaja dengan interaksi sosialnya. Tingi rendahnya interaksi sosial remaja dapat diterangkan melalui tinggi rendahnya keharmonisan keluarga dan tinggi rendahnya konsep diri. Keharmonisan keluarga dapat dibentuk dengan selalu berkomunikasi yang baik dan seringnya bertatap muka. Banyak anak yang merasa tidak mendapat perhatian dari orang tuanya, seperti kasus orang tuanya yang menjadi TKI, orang tua yang bercerai dan orang tua yang jarang pulang karena pekerjaan, sehingga anak mencari tempat pelarian yang berpotensi membentuk kepribadiannya. Penyebabnya  paling banyak adalah dari perceraian keluarga.

   Perceraian orangtua dapat menjadi pengalaman yangsangat memaksa bagi remaja.

Remaja akan merasa kehilangan figur dan merasakan atmosfer keluarga yang

berbeda. Penelitian ini bertujuan melihat dinamika psikologis remaja korban perceraian

orang tua yang selanjutnya berkembang menjadi kenakalan kembalimaja. Metodepenelitian yang

digunakan adalah studi  kasus. Subjek penelitian merupakan seorang anak laki-laki berusia

13  tahun  dengan  orang tua  yang  telah  bercerai  dan  tinggal  di  Panti  Asuhan.  Data

dikumpulkan  melalui  observasi,  wawancara,  dan  tes  psikologi.  Hasil  penelitian

menunjukkan bahwa kenakalan remaja terjadi karena didasari oleh kebutuhan subjek untuk

mendapatkan perhatian dari lingkungannya. Adanyapola pikir yang salah, yaitu “ Aku akan

mendapatkan perhatian jika aku bandel dan mengganggu orang lain ” menjadi dasar kenapa subjek

berperilaku negatif.  Perilakunya ini juga  sebagai cara subjek untuk  mengkompensasikan

perasaan inferior nya.

 

 

 

REFERENSI

Walgito, B. 1991. Psikologi Sosial : Suatu Pengantar, Yogyakarta : Andi Offset.

Hawari, D. 1997. Al Qur’an : Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta : Dana Bakti Primayasa.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar