REMAJA KORBAN PERCERAIAN
Nama : andri wijayanto
Nim :19310410023
Lingkungan sosial adalah suatu tempat atau
daerah masyarakat untuk berinteraksi dengan masyarakat dilingkungannya.
Lingkungan sosial sendiri terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan teman sepermainan. Lingkungan berperan besar pada kepribadian
seseorang, terutama pada kepribadian remaja. Remaja sendiri merupakan masa
transisi antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana masa remaja
memiliki kematangan emosi, sosial, fisik dan psikis. Remaja juga merupakan
tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan berbagai kesulitan, berupa
beradaptasi menuju dewasa dan pencarian jati diri.
Keluarga memiliki peran besar terhadap
remaja dengan interaksi sosialnya. Tingi rendahnya interaksi sosial remaja
dapat diterangkan melalui tinggi rendahnya keharmonisan keluarga dan tinggi
rendahnya konsep diri. Keharmonisan keluarga dapat dibentuk dengan selalu
berkomunikasi yang baik dan seringnya bertatap muka. Banyak anak yang merasa
tidak mendapat perhatian dari orang tuanya, seperti kasus orang tuanya yang
menjadi TKI, orang tua yang bercerai dan orang tua yang jarang pulang karena
pekerjaan, sehingga anak mencari tempat pelarian yang berpotensi membentuk kepribadiannya.
Penyebabnya paling banyak adalah dari perceraian
keluarga.
Perceraian
orangtua dapat menjadi pengalaman yangsangat memaksa bagi remaja.
Remaja
akan merasa kehilangan figur dan merasakan atmosfer keluarga yang
berbeda.
Penelitian ini bertujuan melihat dinamika psikologis remaja korban perceraian
orang
tua yang selanjutnya berkembang menjadi kenakalan kembalimaja. Metodepenelitian
yang
digunakan
adalah studi kasus. Subjek penelitian
merupakan seorang anak laki-laki berusia
13 tahun dengan
orang tua yang telah
bercerai dan tinggal
di Panti Asuhan.
Data
dikumpulkan
melalui observasi, wawancara, dan tes
psikologi. Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa kenakalan remaja terjadi karena didasari oleh kebutuhan subjek untuk
mendapatkan
perhatian dari lingkungannya. Adanyapola pikir yang salah, yaitu “ Aku akan
mendapatkan
perhatian jika aku bandel dan mengganggu orang lain ” menjadi dasar kenapa
subjek
berperilaku
negatif. Perilakunya ini juga sebagai cara subjek untuk mengkompensasikan
perasaan
inferior nya.
REFERENSI
Walgito, B. 1991. Psikologi Sosial
: Suatu Pengantar, Yogyakarta : Andi Offset.
Hawari, D. 1997. Al
Qur’an : Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta :
Dana Bakti Primayasa.
0 komentar:
Posting Komentar