7.1.21

KELUARGA, PERGAULAN DAN KEMAMPUAN KONTROL DIRI

 

UJIAN AKHIR PSIKOLOGI SOSIAL 2

Dosen Pengampu Dr., Dra. Arundati Shinta MA

Bayu Pratama / 19310410022

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa dilepaskan dari satu sama lainnya, baik dengan keluarga, saudara, teman maupun orang lain. Syarat utama dari adanya atau hadirnya aktivitas-aktivitas sosial adalah adanya interaksi sosial (Wulandari). Sejak dari lahir manusia sudah berinteraksi dengan dokter, suster, ibu dan ayahnya. Mulai dari itu mulai terbentuk suatu interaksi, jika dari lahir manusia tidak berinteraksi maka akan mati karena membutuhkan orang lain untuk membantunya. Interaksi akan memberikan banyak manfaat apalagi interaksi dengan orang banyak baik secara langsung ataupun virtual akan memberikan tambahan pengetahuan terlebih pada masa-masa remaja yang ingin tahu semua hal.

Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak ke masa dewasa (Hurlock, 1973). Remaja yang mampu berinteraksi dengan baik akan mampu menghadapi segala tantangan dan masalah dalam hidupnya karena mempunyai banyak contoh baik maupun buruk. Peran keluarga dalam mengarahkan dan memberikan informasi juga akan menjadi bekal untuk perkembangan seorang remaja guna menentukan masa depannya kelak. Contoh yang baik dari figure orang tua akan menjadi pegangan bagi seorang remaja.

Perkembangan psikis maupun fisik dalam masa remaja akan menimbulkan dampak  bagi mereka, orang tua, maupun orang sekitarnya. Karena pada masa remaja adalah masa transisi menuju dewasa. Dalam perjalanan hidup pasti akan dihadapkan dengan banyak situasi dan ini membuat berinteraksi dengan orang banyak. Bila remaja melakukan interaksi yang banyak ataupun tinggi mereka akan mudah menyesuaikan diri dan mudah mengatasi segala situasi. Tetapi juga harus ada suatu kontrol diri untuk membatasi dorongan yang ada.

Kemampuan mengatasi ataupun membatasi dorongan yang ada berguna untuk mengarahkan tingkah laku menuju hal-hal yang baik. Setiap pribadi pasti berbeda-beda jenis atau tingkatan kemampuan mengatasi dorongan tersebut. Salah satu contoh mengatasinya adalah dengan membuat cita-cita atau tujuan hidup dengan begitu jika ada suatu dorongan yang buruk akan teringat dengan cita-citanya dan bila dorongan buruk itu dilakukan maka pupuslah cita-cita.

Dengan demikian pentingnya interaksi dengan keluarga, lingkungan yang baik dan kontrol diri yang baik akan menjadikan jalan untuk menuju kesuksesan. Adanya contoh konkrit dari keluarga dan lingkungan sekitar kan menjadi tambahan motivasi untuk mengejar apa yang diinginkan. Tentu saja tak hanya itu usaha yang gigih dan doa juga sangat penting.

 

 

Referensi :

Xiao. Angeline. (2018). Konsep Interaksi Sosial dalam Komunikasi, Teknologi, Masyarakat

Yunistiati, Farida., Djalali, M.A. & Farid, M. (2014). Keharmonisan Keluarga, Konsep Diri Dan Interaksi Sosial Remaja. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia Januari 2014, Vol. 3, No. 01, hal 71 – 82

Ainy, Lathiifa. (2018). “Perlukah Seseorang Memiliki "Self-Control"?. Diakses pada 7 Januari 2020 dari https://www.kompasiana.com/lathiefaainy/5ae759bb5e137321b66182f2/perlukah-seseorang-memiliki-self-control


0 komentar:

Posting Komentar