22.12.20

TEORI STIMULUS RESPONSE NEAL E.MILLER & JOHN DOLLARD

 


Liot Mayang Sari
19310410039
Psikologi Kepribadian II
Dosen Pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro S.Psi,M.A




John Dollard lahir di Menasha, Wisconsin pada 29 Agustus 1900. Neal E. Miller dilahirkan di Milwaukee, Wisconsin pada tanggal 3 Agustus 1909. John Dollard dan Neil E. Miller keduanya mengabdi di Institute Of Human Relation, keduanya melakukan sebuah gagasan teori yang nantinya sangat berpengaruh di bidang psikologi yang dikenal dengan stimulus- response theory yang berkaitan dengan teori belajar. Dari teori yang diketemukan oleh Dollard dan Miller bahwa mereka beranggapan bahwa kebiasaan merupakan salah satu elemen dalam struktur kepribadian, kemudian bagaimana Dollard dan Miller menjelaskan dinamika kepribadian, perkembangan kepribadian serta tingkah laku abnormal.

Struktur kepribadian

1.      Kebiasaan (Habit) adalah satu-satuya element dalam teori Neal E.Miller dan John Dollard yang memilki sifat struktual.

2.      Habit adalah ikatan atau asosiasi antara stimulus dengan respont yang relatif stabil dan bertahan lama dalam kepribadian.

3.      Memusatkan bahasanya mengenai proses belajar dan penting nya kelompok habit dalam bentuk stimulus dan respon verbal.

4.      Miller dan Dollard juga mempertimbangkan dorongan sekunder (secondary drives) seperti rasa takut sebagai sebagian kepribadian yang relatif stabil.

 

Menurut Miller dan Dollard dorongan primer (primary drives) dan hubungan S-R yang bersifat bawaan (innate) juga menyumbang struktur kepribadian,walaupun kurang penting dibanding habit dan dorongan sekunder,karena dorongan primer dan hubungan S-R bawaan ini menentukan taraf umum seseorang, bukan membuat seseorang menjadi unik.

            Dinamika Kepribadian  

A.Motivasi - dorongan (motivation drive)

Dollard dan Hiller sangat memusatkan perhatiannya pada motif-motif penting seperti kecemasan atau dorongan. Dalam menganalisa perkembangan dan elaborasi kecemasan inilah, Dollard dan Miller berusaha menggambarkan proses umum yang mungkin berlaku untuk semua motif. Dorongan yang dipelajari ini berperan sebagai wajah semu yang berfungsi menyembunyikan dorongan bawaan. Kenyataannya, dorongan primer sering tidak jelas. Sebaliknya yang sering dilihat adalah dampak dari dorongan yang dipelajari seperti kecemasan, malu dan kebutuhan kepuasan. Hanya dalam proses perkembangan masa anak-anak atau dalam periode krisis dapat dilihat dengan jelas beroperasinya dorongan primer. Dalam kehidupan manusia, banyak sekali muncul dorongan yang dipelajari (secondary drive) dari atau berdasarkan dorongan primer (primary drive) seperti rasa lapar, haus dan seks.

B. Proses Belajar

            Proses belajar Sebagian besar dorongan sekunder yang dipelajari oleh manusia, dipelajari melalui belajar rasa takut dan kecemasan. Dollard dan Miller menyimpulkan bahwa untuk bisa belajar, orang harus menginginkan sesuatu, mengenalinya, mengerjakannya dan mendapatkannya (want something, notice something, do something, get something). Ada 4 komponen belajar yakni: Drive,Cue, Respon, dan Reinforcement. Drive, adalah stimulus (dari dalam diri organisme) yang mendorong terjadinya kegiatan. Kekuatan drive tergantung pada stimulus yang memunculkannya. Cue, adalah stimulus yang memberi petunjuk perlunya dilakukan respon yang sesungguhnya, isyarat yang ada dalam proses belajar. Response, adalah aktivitas yang dilakukan seseorang. Menurut Dollard dan Miller sebelum suatu respon dikaitkan dengan suatu stimulus, respon itu harus terjadi terlebih dahulu. Dalam situasi tertentu, suatu stimulus menimbulkan respon-respon yang berurutan disebut dengan initial hierarchy of response. Reinforcement menurut Dollard dan Miller sebagai drive pereda dorongan (drive reduction). Reduksi drive menjadi syarat mutlak dari reinforcement.

C . proses mental yang lebih tinggi

1. Generalisasi stimulus (stimulus generalization) merupakan respon yang dipelajari dalam kaitannya dengan suatu stimulus, dapat dipakai untuk menjawab stimulus lain yang berbentuk atau berwujud fisik yang mirip semakin mirip stimulus lain itu dengan stimulus aslinya, maka peluang terjadinya generalisasi tingkah laku, emosi, pikiran, atau sikap semakin besar.

2. Reasoning. Reasoning merupakan proses pemecahan masalah yang lebih efektif. Tidak memerlukan try and error lagi. Ada proses berfikir yang biasanya disebut alur berfikir (train of thought) sebelum Individu tersebut melakukan kegiatan. Reasoning memberikan kemudahan untuk merencanakan, menekankan tindakan pada masa yang akan datang, mengantisipasi respon agar menjadi lebih efektif.

3. Bahasa (ucapan, pikiran, tulisan maupun sikap tubuh) merupakan respon isyarat yang penting sesudah reasoning. Dan fungsi pentingnya sebagai respon isyarat adalah generalisasi dan diskriminasi

4.Secondary drive. Tingkah Laku tak hanya diatur oleh primary drive tapi secondary drive juga mempunyai peran yang penting. Bahkan tak jarang dorongan sekunder ini mengganti dan menutupi dorongan primer karena dorongan sekunderlah yang Lebih kuat dari pada dorongan primer.

D . Model Konflik

1.Konflik Approach-avoidance (orang dihadapkan dengan pilihan nilai positif dan negatif yang ada di satu situasi).

2. Konflik avoidance-avoidance (orang dihadapkan dengan dua pilihan yang sama-sama negatif).

3.Konflik approach-approach (orang dihadapkan dengan pilihan yang sama-sama positif)

Ketiga bentuk konflik tersebut mengikuti lima asumsi dasar mengenai tingkah laku konflik, yaitu:

1.Kecenderungan mendekat (gradient of approach) Kecenderungan mendekati tujuan positif semakin kuat kalau orang semakin dekat dengan tujuannya itu.

2. Kecenderungannga menghindar (gradient of avoidance) Kecenderungan menghindar dari stimulus negatif semakin kuat ketika orang semakin dekat dengan stimulus negatif tersebut.

3.Peningkatan gradient of avoidance lebik besar dibandingkan gradient of approach.

4. Keningkatnya dorongan yang berkaitan dengan mendekat atau menghindar akan meningkatkan gradient. Jadi meningkatnya motivasi akan memperkuat gradient mendekati atau gradient menjauhi pada semua titik jarak dari tujuan.

5. Manakala ada dua respon bersaing, maka yang lebih kuat yang akan terjadi.

E .Ketidaksadaran

Dollard dan Miller memandang penting faktor ketidaksadaran tetapi, formula analisis asal muasal faktor ini berbeda dengan pandangan Freud. Dollard dan Miller membagi isi-isi ketidaksadaran menjadi dua, yaitu pertama, ketidaksadaran berisi hal yang tidak pernah disadari (seperti stimuli, drive dan respon yang dipelajari) juga apa yang dipelajari secara nonverbal dan detail dari berbagai keterampilan motorik, dengan kata lain suatu hal yang dipelajari bayi (ketidaksadaran: stimuli, drive dan respon) sebelum bisa berbicara sehingga tidak memliki label verbal. Kedua, berisi apa yang pernah disadari tetapi tidak bertahan dan menjadi tidak disadari karena adanya represi.

 

 

Sumber

Alwison, 2004, Psikologi Kepribadian, Malang: UMM Press 

https://syauquljazil.wordpress.com/2012/12/27/neal-e-miller-psikologi-kepribadian/



0 komentar:

Posting Komentar