23.12.20

TEORI KEPRIBADIAN MARTIN SELIGMAN


 






Liot Mayang Sari
19310410039
Psikologi Kepribadian II
Dosen Pengamp : Fx. Wahyu Widiantoro S.Psi,M.A



Seligman merupakan tokoh psikologi yang memprakarsai kajian tentang psikologi positif. Menurutnya selama ini psikologi banyak bergelut dan membahas sisi-sisi negative dari manusia,seperti mental disorder (gangguan jiwa), kenderuangan merusak,egois dan lebih mementingkan diri sendiri dengan mengisolasikan diri dari masyarakat dari pada terlibat aktif di dalamnya.

Psikologi positif yang dipelopori oleh Seligman menaruh perhatian besar pada sisi-sisi positif manusia. Ia menaruh perhatian lebih pada kekuatan dan kebajikan yang bisa membuat seseorang atau sekelompok orang menjadi berhasil dalam hidup atau meraih tujuan hidupnya sehingga ia menjadi bahagia. Menurutnya:

“Psychology is not just the study of desease, weakeness, and damage; it is also study of strength and virtue. Treatment is not just fixing what is wrong; it is also building what is right”

            Seligman dalam pernyataan di atas sangat menyadari bahwa salah satu kesalahan besar yang dilakukan oleh para ilmuan psikologi selama ini adalah menutup mata dari sisi positif manusia. Yang menjadi perhatian bagi mereka adalah manusia sebagai individu yang senantiasa diasosiakan kepadanya seluruh hal yang bersifat negative, sehingga mereka harus diobati dan dicarikan solusi.

Ada 8 faktor eksternal yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang, namun tidak semuanya memiliki pengaruh yang besar:

1.      Uang

Keadaan keuangan yang dimiliki seseorang pada saat tertentu menentukan kebahagiaan yang dirasakannya akibat peningkatan kekayaan. Individu yang menempatkan uang di atas goal (tujuan) yang lainnya akan cenderung menjadi kurang puas dengan pemasukan dan kehidupannya secara keseluruhan.

 

2.      Pernikahan

    Pernikahan memiliki dampak yang jauh lebih besar disbanding uang dalam mempengaruhi kebahagiaan seseorang. Individu yang menikah cenderung lebih bahagia daripada mereka yang tidak menikah, namun jika istri merasa tidak bahagia dalam rumah tangganya, ia memiliki tingkat kebahagiaaan yang lebih rendah dibandingkan mereka yang bahkan tidak menikah. 

 

3.      Kehidupan social

Individu yang memiliki tingkat kebahagiaan tinggi umumya memiliki kehidupan sosialyang memuaskan.

 

4.      Kesehatan

Kesehatan yang dapat berpengaruh terhadap kebahagiaan adalah kesehatan yang dipersepsikan oleh individu (kesehatan subjektif), bukan kesehatan yang sebenarnya dimiliki (kesehatan objektif).

 

5.      Agama

Individu yang religious lebih bahagia dan lebih puas dengaan kehidupannya dibandingkan individu yang tidak religious.

 

6.      Emosi positif

Individu yang mengalami banyak emosi negative akan mengalami lebih sedikit emosi positif, dan sebaliknya.

 

7.      Usia

Kepuasan hidup meningkat perlahan seiring dengan usia.

 

8.      Pendidikan, iklim, ras, gender

 

 

Sumber

Mike W. Martin, Happines and Virtue in Positive Psychology, Journal for Theory of Social Behavior, Blackwell Publishing, 2007.

Seligman, Authentic Happpiness, New Work Press, 2002.     



0 komentar:

Posting Komentar