Liot
Mayang Sari
19310410039
Psikologi Kepribadian II
Dosen Pengamp : Fx. Wahyu Widiantoro S.Psi,M.A
Seligman merupakan tokoh
psikologi yang memprakarsai kajian tentang psikologi positif. Menurutnya selama
ini psikologi banyak bergelut dan membahas sisi-sisi negative dari manusia,seperti
mental disorder (gangguan jiwa), kenderuangan merusak,egois dan lebih
mementingkan diri sendiri dengan mengisolasikan diri dari masyarakat dari pada
terlibat aktif di dalamnya.
Psikologi positif yang
dipelopori oleh Seligman menaruh perhatian besar pada sisi-sisi positif
manusia. Ia menaruh perhatian lebih pada kekuatan dan kebajikan yang bisa
membuat seseorang atau sekelompok orang menjadi berhasil dalam hidup atau
meraih tujuan hidupnya sehingga ia menjadi bahagia. Menurutnya:
“Psychology is not just the study of desease,
weakeness, and damage; it is also study of strength and virtue. Treatment is
not just fixing what is wrong; it is also building what is right”
Seligman
dalam pernyataan di atas sangat menyadari bahwa salah satu kesalahan besar yang
dilakukan oleh para ilmuan psikologi selama ini adalah menutup mata dari sisi positif
manusia. Yang menjadi perhatian bagi mereka adalah manusia sebagai individu
yang senantiasa diasosiakan kepadanya seluruh hal yang bersifat negative,
sehingga mereka harus diobati dan dicarikan solusi.
Ada 8 faktor eksternal yang mempengaruhi kebahagiaan
seseorang, namun tidak semuanya memiliki pengaruh yang besar:
1. Uang
Keadaan keuangan yang dimiliki seseorang pada saat
tertentu menentukan kebahagiaan yang dirasakannya akibat peningkatan kekayaan.
Individu yang menempatkan uang di atas goal (tujuan) yang lainnya akan cenderung
menjadi kurang puas dengan pemasukan dan kehidupannya secara keseluruhan.
2.
Pernikahan
Pernikahan memiliki dampak yang jauh lebih besar disbanding uang dalam mempengaruhi kebahagiaan seseorang. Individu yang menikah cenderung lebih bahagia daripada mereka yang tidak menikah, namun jika istri merasa tidak bahagia dalam rumah tangganya, ia memiliki tingkat kebahagiaaan yang lebih rendah dibandingkan mereka yang bahkan tidak menikah.
3.
Kehidupan social
Individu yang memiliki tingkat kebahagiaan tinggi
umumya memiliki kehidupan sosialyang memuaskan.
4.
Kesehatan
Kesehatan yang dapat berpengaruh terhadap
kebahagiaan adalah kesehatan yang dipersepsikan oleh individu (kesehatan
subjektif), bukan kesehatan yang sebenarnya dimiliki (kesehatan objektif).
5. Agama
Individu yang religious lebih bahagia dan lebih puas
dengaan kehidupannya dibandingkan individu yang tidak religious.
6. Emosi
positif
Individu yang mengalami banyak emosi negative akan
mengalami lebih sedikit emosi positif, dan sebaliknya.
7. Usia
Kepuasan hidup meningkat perlahan seiring dengan
usia.
8.
Pendidikan, iklim, ras, gender
Sumber
Mike W. Martin, Happines and Virtue in Positive
Psychology, Journal for Theory of Social Behavior, Blackwell Publishing, 2007.
Seligman, Authentic Happpiness, New Work Press, 2002.
0 komentar:
Posting Komentar