Liot
Mayang Sari
19310410039
Psikologi Kepribadian II
Dosen Pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro S.Psi,M.A
Burrhus Frederic
Skinner lahir pada tanggal 20 maret 1904 di kota kecil susquenhanna,
pennshyilvania, AS. Ayahnya adalah seorang pengacara dan ibunya adalah seorang
ibu rumah tangga dengan kepribadian dan kecerdasan yang kuat. Sebagai seorang
anak yang aktif, skinner lebih menyenangi kegiatan di luar rumah dan sangat
menikmati kegiatan-kegiatan disekolahnya. Skinner bercita-cita menjadi penulis
dan berusaha untuk mewujudkannya dengan mengirim puisi dan cerita pendek
keberbagai media cetak.
STRUKTUR KEPRIBADIAN
Faktor motivasional
dalam tingkah laku bagi skinner lebih dari sekedar elemen struktural. Dalam
situasi yang sama tingkah laku seorang bisa berbeda-beda kekuatan dan
keseringan munculnya. variabilitas intensitas tingkah laku itu dapat
dikembalikan kepada environmental variable. Seperti pada orang yang lapar ia
akan termotivasi makan banyak bukan karena dorongan atau drive laparnya besar,
tapi karena perutnya kosong dalam keadaan lama atau kondisi penyebab lainnya.
Skinner mengklasifikasikan tingkah laku dalam dua tipe :
a. Type respondent behavior: organisme menghasilkan
(elicited) respon sebagai hasil langsung dari stimulus spesifik, seperti
mengeluarkan air liur ketika melihat makanan, menghindari pukulan dengan
menundukkan kepala, merasa takut waktu ditanya guru, atau merasa malu waktu
dipuji orang.
b. Type operant behavior: organisme mengerjakan atau
memunculkan (emitted) suatu respon tanpa adanya stimulus spesifik yang langsung
memaksanya melakukannya. Organisme akan dihadapakan pada pilihan rspon mana
yang akan dipakai untuk menanggapi stimulusnya tergantung pada efek lingkungan atau konsekuensi yang mengikuti
respon itu.
DINAMIKA KEPRIBADIAN
1.
Kepribadian dan Belajar
skinner lebih berfokus
mengenai perubahan tingkah laku. Jadi hakekat teori Skinner adalah teori
belajar, berubah menjadi memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih terampil,
menjadi lebih tahu. Cara yang efektif untuk mengubah dan mengontrol tingkah
laku dengan melakukan reinforcement atau penguatan yaitu dengan membuat tingkah
laku tertentu agar tidak terjadi pada masa depan. Konsep dasarnya sangat
sederhana yakni bahwa semua tingkah laku dapat dikontrol oleh konsekuensi
tingkah laku itu.
2. Classical Conditioning
Condisioning klasik dilakukan
pertama kali oleh Ivan Pavlov. Suatu stimulus yang memunculkan respon tertentu
yang dipasangkan dengan stimulus lain pada saat yang sama untuk memunculkan
respon yang diinginkan. Kondisioning klasik menghasilkan tingkah laku type
responden, yang oleh Skiner dianggap kurang penting karena kurang menggambarkan
fungsi integral manusia dalam lingkungannya, dimana reinforcement tidak segera
dikenali dan umumnya justru timbul sesudah tingkah laku terjadi.
3. Operant Conditioning
Kondisioning operan tidak
tergantung kepada tingkah laku otomatis atau refleks, sehingga jauh lebih
fleksibel dibanding kondisioning klasik. Dari percobaan dilakukan Skinner untuk
mengajar merpati yang lapar mematuk bintik cahaya agar mendapatkan makanan.
Pembentukan tingkah laku dengan melakukan reinforce tingkah laku yang semakin
mendekati perilaku yang diinginkan. Pembentukan (shaping) tingkah laku yang
diinginkan secara berangsur-angsur, Ini disebut teknik successive
approximation. Suatu repertoir tingkah laku juga dapat dihilangkan, salah satu
caranya adalah dengan memberi hukuman atau mengganti tingkah laku itu dengan
mengkondisikan tingakah laku bari dengan penguatan positif.
4. Schedules
reinforcement
Reinforcement bisa bersifat
positif dan bisa juga negatif. Penguatan positif yaitu suatu stimulus yang
membuat perilaku yang dikehendaki berpeluang untuk diulangi, sedangkan
penguatan negatif umumnya tidak disenangi sehingga menjadikan peluang untuk
mengulangi perilaku lebih kecil. tingkah laku yang tidak dikehendaki dapat
diperkuat tanpa sengaja dengan memperhatikan pada kesatuan atau keterdekatan
reinforcement dan bukan pada maksud pemberi reinforcement.
Skinner menjelaskan
Skedul pemberian reinforcement yaitu, a) Continuous reinforcement, dimana
setiap kali muncul tingkah laku yang dikehendaki diberikan reinforcement. Kalau
reinforcement dihentikan maka tingkah laku yang dikehendaki dengan cepat
mengalami ekstingsi dan hilang. b) Intermittent yaitu dengan berselang
berdasarkan waktu (interval) atau berdasarkan perbandingan (ratio). C) Variabel
interval, memberi reinforcement dalam waktu yang tidak tentu, tetapi
rata-ratanya sama dengan pengaturan tetap. d) Fixed ratio mengatur pemberian
reinforcement sesudah respon yang dikehendaki muncul yang kesekian kalinya. e)
Variabel ratio memberikan reinforcement secara acak.
5. Generalisasi
dan diskriminasi
Stimulus generalization adalah
proses timbulnya respon dari stimulus yang mirip dengan stimulus yang mestinya
menimbulkan respon itu. Sedang Stimulus discrimination adalah kemampuan untuk
membedakan stimulus, sehingga stimulus itu tidak diberi respon; walaupun mirip
dengan stimulus yang diberi penguat.
6. Tingkah
laku kontrol diri
kontrol diri bagaimana self
mengontrol variable yang berasal dari luar untuk menentukan tingkah laku.
Pengontrolan diri ini dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu :
a. Removing/avoiding: menghindar dari situasi
pengaruh, atau menjauhkan situasi pengaruh sehingga tidak lagi diterima sebagai
stimulus.
b. Satiation: membuat
diri jenuh dengan suatu tingkah laku, sehingga tidak lagi bersedia melakukannya.
c. Aversive stimuli: menciptakan stimulus yang tidak menyenangkan yang timbul bersamaan dengan stimulus yang ingin dikontrol.
d. Reinforce oneself:
memberi reinforcement kepada diri sendiri, terhadap "prestasi"
dirinya.
7. Superstitious behavior
Suatu respon dapat berhubungan
dengan reinforcernya secara kebetulan, tanpa menunjukkan hubungan sebab-akibat
yang jelas. Walaupun respon itu tidak nyata-nyata menghasilkan reinforcement
yang dimaksud, ternyata hubungannya sangat kuat.
Sumber
Alizamar, Teori Belajar dan Pembelajaran;
Implementasi dalam Bimbingan Kelompok Belajar di Perpendidikan Tinggi,
(Yogyakarta: Media Akademi, 2016).
0 komentar:
Posting Komentar