29.12.20

RESIKO GANGGUAN KEPRIBADIAN AMBANG PADA REMAJA

 

TUGAS PSIKOLOGI KLINIS

 

Nama: Heny Suprapti

 

                                                                    NIM:183104101183

 

Dosen Pengampu: Fx.Wahyu Widiantoro,S.Psi,M.A

 

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RESIKO GANGGUAN KEPRIBADIAN AMBANG PADA REMAJA

 

Kehidupan remaja pada zaman sekarang yang serba dinamis menuntut mereka untuk selalu update terhadap kondisi dan perkembangan zaman. Adanya fenomena media sosial mengakibatkan para remaja berlomba-lomba untuk menjadi pusat perhatian. Namun, hal tersebut justru berdampak buruk pada remaja sebab dapat mengakibatkan krisis kepercayaan diri. Permasalahan ini jika tidak mendapatkan perhatian khusus, maka dapat mengakibatkan munculkan gangguan kepribadian. Salah satu jenis gangguan kepribadian yang mengancam para remaja yaitu gangguan kepribadian ambang (Borderline Personality Disorder). Gangguan kepribadian ambang merupakan gangguan yang muncul dengan adanya pola ketidakstabilan dan impulsivitas (Cailhol, Giqcuel, & Raynaud, 2012). Ketidakstabilan tersebut mencakup ketidakstabilan emosi, proses kognitif, serta ketidakstabilan dalam relasi yang dimiliki. Impulsivitas yang dimaksudkan adalah rendahnya kontrol terhadap respon perilaku pada berbagai situasi sehingga mengarah pada munculnya konflik dalam diri serta dalam lingkungan sosial (Biskin & Paris, 2012).

Selain itu, menurut Livesley (2017), beberapa karakteristik yang dimiliki oleh remaja yang mengalami gangguan kepribadian ambang yaitu pertama, ketidakstabilan emosi seperti kemarahan, kesedihan, kecemasan, atau ketakutan yang sangat intens sekaligus mudah berubah-ubah. Kedua, kesulitan dalam interpersonal seperti sering mengalami konflik, ketergantungan pada individu, dan stress akan penolakan dan pengabaian. Disamping itu, para pengidap gangguan kepribadian ambang terkadang dapat melakukan tindakan-tindakan yang dapat melukai diri sendiri. Oleh karena itu, pihak orang tua perlu memperhatikan berbagai faktor yang dapat menyebabkan munculnya gangguan kepribadian ambang. Para peneliti belum menemukan penyebab pasti munculnya gangguan kepribadian tersebut, namun menurut Kulacaoglu & Kose, (2018), pengalaman traumatis pada masa kecil menjadi salah satu faktor utama munculnya gangguan kepribadian ambang. Menurutnya, pengalaman traumatis dimasa lalu seperti kekerasan fisik, verbal, seksual, pengabaian, dan kehilangan figur orang tua pada masa kecil, mampu memunculkan gangguan kepribadian ini pada masa yang akan datang.

Meskipun faktor tersebut memiliki korelasi yang kuat terhadap hadirnya gangguan kepribadian ambang, namun para orang tua tetap perlu melakukan konsultasi langsung kepada psikolog jika anaknya mengalami ciri permasalahan yang serupa. Hal ini penting untuk dilakukan agar para remaja segera mendapatkan treatment yang tepat guna mengatasi gangguan kepribadian yang dialaminya.

 

 

 

 

Referensi:

Biskin, R.S., & Paris, J. (2012). Management of borderline personality disorder. Canadian Medical Association Journal, 184(17), 1897-1902. https://doi.org/10.1503/cmaj.112055.

Cailhol, L., Giqcuel, L., & Raynaud, J. (2012). Borderline personality disorder. In Rey JM (ed), IACAPAP eTextbook of Child and Adolescent Mental Health. Geneva: International Association for Child and Adolescent Psychiatry and Allied Professions.

Kulacaoglu, F., & Kose, S. (2018). Borderline personality disorder (BPD): in the midst of vulnerability, chaos, and Awe. Brain Sciences, 8(201), 1-11. https://doi.org/10.3390/brainsci8110201

Livesley, W. J. (2017). Integrated modular treatment for borderline personality disorder: A practical guide to combining effective treatment methods. Cambridge University Press.

0 komentar:

Posting Komentar