27.12.20

Teori Hans Eysenck

 






 

Liot Mayang Sari
19310410039
Psikologi Kepribadian II
Dosen Pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro S.Psi,M.A

 

 



Hans Eyesenck lahir di jerman pada tanggal 14 Maret 1916. Hans Eysenck adalah seorang psikolog terkenal yang memakai pendekatan behaviorisme dalam melihat kepribadian manusia. Teori Eysenck sebagian besar didasarkan pada fisiologi dan genetika. Meskipun dia seorang behavioris, namun Eysenck melihat epribadian lebih disebabkan oleh factor keturunan atau genetik. Salah satu metode yang dipakai Eysenck adalah Teknik statistik yang di sebut analiss factor. Caranya adalah responden di berikan daftar berisi sifat-sifat untuk mereka pilih sesuai kepribadian mereka (Malang.ac.id). Selanjutnya, dalam Alwisol 2009 Eysenck juga memebahas tentang struktur kepribadian. Kepribadian sebagai organisasi tingkahlaku oleh Eysenck dipandang memiliki tingkatan hirakis, berturut-turut dari yang tinggi ke hirarki yang rendah.

            Selanjutnya, dalam Alwisol 2009 Eysenck juga memebahas tentang struktur kepribadian. Kepribadian sebagai organisasi tingkahlaku oleh Eysenck dipandang memiliki tingkatan hirakis, berturut-turut dari yang tinggi ke hirarki yang rendah.

1.Hirarki tertinggi: tipe, kumpulan dari trait, yang memadahi kombinasi trait dalam suatu dimensi yang luas

 

2.Hirarki kedua: trait, kumpulan kecenderungan egiatan, koleksi respon yang saling berkaitan atau mempunyai persmaan tertentu.

 

3.Hirarki ketiga: kebiasaan tingkahlaku atau berfikir kumpulan respon spesifik, tingkahlaku/fikiran yang muncul kembali untuk merespon kejadian yang mirip.

 

4.Hirarki terendah: respon spesifik, tingkh laku yan secara actual dapat diamati, yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.

 

Eysenck menemukan dan mengelaborasi tiga tipe –E, N, P- Tanpa menyatakan secara ekspilisit peluang untuk menemukan dimensi yang lain pada masa yang akan datang namun dari pendekatan metodologik yang sangat terbuka dimana eysenck menyerap berbagai konsep dari banyak pakar, terkesan penambahan dan penyempurnaan terhadap teorinya sebagai sesuatu yang wajar.

Neurotisisme dan psikotismeitu bukan sifat patologis,walaupun tentu individu yang mengalami gangguan akan memperoleh skor yang ekstrim. Tiga dimensi itu adalah bagian normal dari struktur kepribadian.Semuanya bersifat bipolar;ekstra versi lawannya intoversi, neurotisis melawannya stabilita, danp sikotis melawannya fungsi superego,semua orang berada dalam rentangan biopolaritu.

  

Istilah ekstraversi dan intoversi dipakai mula pertama oleh jung,menurut jung ekstraversi adalah orang yang pandangannya objektif dan tidak pribadi sedangkan introversi adalah orang yang pandangannya subjektif dan individual konsep eysenck mengenai ekstraversi dan introversi lebih dekatdengan pemakaian istilahit usecara populer. Ekstraversi mempuyai Sembilan sifat sebagaimana di tunjukan triat-triat dibawahnya, dan introversi adalah kebalikan dari triat ekstraversi, yakni tidak social, pendiam, pasif, raagu, banyak fikiran, sedih, penurut, pesimis, penakut.

Seperti ekstraversi-introversi, neurotisisme-stabiliti mempuyai komponen hereditas yang kuat.Eysenck melaporkan beberapa penelitian yang menemukan bukti dasar genetic dari triat neurotik,seperti gangguan kecemasan,hysteria,danobsesif-kompulsif. Orang yang skorneurotik nyat inggisering mempuyai kecenderungan reaksiemosional yang berlebihan dan sulit kembali normal sesudah emosinya meningkat.Orang yang skorpsikotisisme-nyatinggi memiliki trait agresif, dingin, egosentrik, takpribadi, impulsif, antisosial, takempatik, kreatif, kerashati, sebaliknya orang yang skornya psikotisis menyarendah memiliki trait merawat baik hati, hangat, penuh perhatian, akrab, tenang, sangat social, empatik,koperatif, dansabar.

Menurut Eysenck dan Gudjonsson,ada korelasi negative antara androgen (testosterone) denganCAL.Androgen dihasilkan oleh kelenjar adrenal kelamin laki-laki (testis) dan kelenjar adrenal perempuan (ovarium). Semakin tinggian drogen,anak semakin tinggi semakin rendah CAL.  Eysenck sesungguhnya ingin memasukkan kecerdasan sebagai dimensi keempat dari kepribadian.namun penelitian disekitar kecerdasan masih belum dapat mengelaborasi factor kecerdasan itu dengan keseluruhan kepribadian manusia.

 

 

 

Daftar Pusaka

Anderson, J. R. (1995). Learning and Memory:An integrated approach. John Wiley & Sons,Inc. New York: NY

Ellis, H., & Hunt, R. R. (1993). Fundamentals of Cognitive Psychology. Wm C. Brown Communications, Inc, Dubuque: Iowa.

 

 


0 komentar:

Posting Komentar