Liot
Mayang Sari
19310410039
Psikologi Kepribadian II
Dosen Pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro S.Psi,M.A
Hans
Eyesenck lahir di jerman pada tanggal 14 Maret 1916. Hans Eysenck adalah
seorang psikolog terkenal yang memakai pendekatan behaviorisme dalam melihat
kepribadian manusia. Teori Eysenck sebagian besar didasarkan pada fisiologi dan
genetika. Meskipun dia seorang behavioris, namun Eysenck melihat epribadian
lebih disebabkan oleh factor keturunan atau genetik. Salah satu metode yang
dipakai Eysenck adalah Teknik statistik yang di sebut analiss factor. Caranya
adalah responden di berikan daftar berisi sifat-sifat untuk mereka pilih sesuai
kepribadian mereka (Malang.ac.id). Selanjutnya, dalam Alwisol 2009 Eysenck juga
memebahas tentang struktur kepribadian. Kepribadian sebagai organisasi
tingkahlaku oleh Eysenck dipandang memiliki tingkatan hirakis, berturut-turut
dari yang tinggi ke hirarki yang rendah.
Selanjutnya, dalam Alwisol 2009
Eysenck juga memebahas tentang struktur kepribadian. Kepribadian sebagai
organisasi tingkahlaku oleh Eysenck dipandang memiliki tingkatan hirakis,
berturut-turut dari yang tinggi ke hirarki yang rendah.
1.Hirarki
tertinggi: tipe, kumpulan dari trait, yang memadahi kombinasi trait dalam suatu
dimensi yang luas
2.Hirarki
kedua: trait, kumpulan kecenderungan egiatan, koleksi respon yang saling
berkaitan atau mempunyai persmaan tertentu.
3.Hirarki
ketiga: kebiasaan tingkahlaku atau berfikir kumpulan respon spesifik,
tingkahlaku/fikiran yang muncul kembali untuk merespon kejadian yang mirip.
4.Hirarki
terendah: respon spesifik, tingkh laku yan secara actual dapat diamati, yang
berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.
Eysenck
menemukan dan mengelaborasi tiga tipe –E, N, P- Tanpa menyatakan secara ekspilisit
peluang untuk menemukan dimensi yang lain pada masa yang akan datang namun dari
pendekatan metodologik yang sangat terbuka dimana eysenck menyerap berbagai konsep
dari banyak pakar, terkesan penambahan dan penyempurnaan terhadap teorinya sebagai
sesuatu yang wajar.
Neurotisisme
dan psikotismeitu bukan sifat patologis,walaupun tentu individu yang mengalami gangguan
akan memperoleh skor yang ekstrim. Tiga dimensi itu adalah bagian normal dari struktur
kepribadian.Semuanya bersifat bipolar;ekstra versi lawannya intoversi,
neurotisis melawannya stabilita, danp sikotis melawannya fungsi superego,semua
orang berada dalam rentangan biopolaritu.
Istilah
ekstraversi dan intoversi dipakai mula pertama oleh jung,menurut jung ekstraversi
adalah orang yang pandangannya objektif dan tidak pribadi sedangkan introversi adalah
orang yang pandangannya subjektif dan individual konsep eysenck mengenai ekstraversi
dan introversi lebih dekatdengan pemakaian istilahit usecara populer.
Ekstraversi mempuyai Sembilan sifat sebagaimana di tunjukan triat-triat dibawahnya,
dan introversi adalah kebalikan dari triat ekstraversi, yakni tidak social,
pendiam, pasif, raagu, banyak fikiran, sedih, penurut, pesimis, penakut.
Seperti
ekstraversi-introversi, neurotisisme-stabiliti mempuyai komponen hereditas yang
kuat.Eysenck melaporkan beberapa penelitian yang menemukan bukti dasar genetic
dari triat neurotik,seperti gangguan kecemasan,hysteria,danobsesif-kompulsif.
Orang yang skorneurotik nyat inggisering mempuyai kecenderungan reaksiemosional
yang berlebihan dan sulit kembali normal sesudah emosinya meningkat.Orang yang
skorpsikotisisme-nyatinggi memiliki trait agresif, dingin, egosentrik,
takpribadi, impulsif, antisosial, takempatik, kreatif, kerashati, sebaliknya
orang yang skornya psikotisis menyarendah memiliki trait merawat baik hati,
hangat, penuh perhatian, akrab, tenang, sangat social, empatik,koperatif,
dansabar.
Menurut
Eysenck dan Gudjonsson,ada korelasi negative antara androgen (testosterone)
denganCAL.Androgen dihasilkan oleh kelenjar adrenal kelamin laki-laki (testis)
dan kelenjar adrenal perempuan (ovarium). Semakin tinggian drogen,anak semakin tinggi
semakin rendah CAL. Eysenck sesungguhnya
ingin memasukkan kecerdasan sebagai dimensi keempat dari kepribadian.namun penelitian
disekitar kecerdasan masih belum dapat mengelaborasi factor kecerdasan itu dengan
keseluruhan kepribadian manusia.
Daftar
Pusaka
Anderson, J. R. (1995).
Learning and Memory:An integrated approach. John Wiley & Sons,Inc. New
York: NY
Ellis, H., & Hunt, R. R.
(1993). Fundamentals of Cognitive Psychology. Wm C. Brown Communications, Inc,
Dubuque: Iowa.
0 komentar:
Posting Komentar