28.12.20

TEORI ANALISIS FAKTOR HANS J. EYSENCK

 

TEORI ANALISIS FAKTOR HANS J. EYSENCK

Engelbertha Savsavubun

19310410015

Psikologi Kepribadian II

Dosen Pengampu: Fx. Wahyu Widiantoro, S.psi.,MA.

Hans Eysenck adalah seorang psikolog terkenal yang memakai pendekatan behaviorisme dalam melihat kepribadian manusia. Teori Eysenck sebagian besar didasarkan pada fisiologi dan genetika. Meskipun dia seorang behavioris, namun Eysenck melihat perbedaan kepribadian lebih disebabkan oleh faktor keturunan atau genetika. Salah satu metode yang dipakai Eysenck adalah teknik statistik yang disebut analisis factor Caranya adalah responden diberikan daftar berisi sifat-sifat manusia untuk mereka pilih sesuai kepribadian mereka. Misalnya saja, ada kata-kata malu, introvert, ekstrovert liar, dan lain sebagainya. Orang yang pemalu pasti akan memilih kata "introvert dan malu ketimbang ekstrovert dan liar. Data-data tersebut menjadi bahan mentah bagi peneliti analisis faktor tersebut. Eysenck lahir di Jerman pada tanggal 4 Maret 1916.Ketika NAZI berkuasa, ia pindah ke Inggris dan menerima gelar doktor dalam bidang psikologi dari Universitas London pada tahun 1940. Setelah Perang Dunia II usai, ia mengajar di Universitas London. Ia menulis 75 buku dan lebih dari 700 artikel. Kebanyakan orang mengenal istilah ekstrovert dan introvert dari psikiater Swiss bernama C. G. Jung, seorang bekas murid Sigmund Freud. Namun yang mengembangkan ekstrovert dan introvert lebih lanjut secara mendetail adalah Eysenck (Eysenck, 1980.

Menurut Eysenck kepribadian adalah keseluruhan pola tingkahlaku aktual maupun potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan lingkungan. Pola tingkahlaku itu berasal dan dikembangkan melalui interaksi fungsional dari empat sektor utama yang mengorganisir tingkahlaku; sektor kognitif (intelligence), sektor konatif (character), sektor afektif (temperament), sektor somatik (constitution).

Kepribadian menurut Eysenck memiliki empat tingkatan hirarkis, mulai dari hirarki yang tinggi ke hirarki yang rendah : tipe – traits – habit – respon spesifik.

1.       Hirarki tertinggi: Tipe, kumpulan dari trait.

2.       Hirarki kedua: Trait, kumpulan kegiatan, kumpulan respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu.

3.       Hirarki ketiga: Habitual Response, kebiasaan tingkah laku atau berfikir, kumpulan respon spesifik, respons yang berulang-ulang terjadi kalau individu menghadapi kondisi atau situasi yang sejenis.

4.       Hirarki terendah: Spesific Response, tingkah laku yang dapat diamati, yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.

Ada tiga dimensi kepribadian menurut Eysenk, yaitu Ekstraversion (E), Neuroticism (N), dan Psikoticism (P). Menurutnya nuerotisme dan psikotisme itu bukan sifat patologis. Tiga dimensi itu adalah bagian normal dari struktur kepribadian. Semuanya bersifat bipolar; Ektraversion - Introversion, Neuroticism - Emosional Stability, dan Psychoticism - Impulse Control. Dan orang yang memiliki skor tinggi pada tiga dimensi tersebut memiliki kecenderungan melakukan kriminalitas. Semua orang berada dalam rentangan bipolar itu mengikuti kurva normal, artinya sebagian besar orang berada ditengah-tengah polarisasi. Masing-masing dimensi saling bertentangan dan merupakan tipe dari kumpulan 9 trait, jadi semuanya ada 27 trait.

Selain menekankan pentingnya faktor-faktor genetik, Eysenck juga mendukung terapi perilaku, atau pengobatan perilaku abnormal sesuai dengan prinsip- prinsip teori belajar. Secara logikanya, jika tingkah laku itu diperoleh dari belajar, tingkah laku itu juga bisa dihilangkan dengan belajar. Eysenck memilih model terapi tingkah laku dalam mengubah tingkah laku maladaptif.

Eysenk juga meneliti perbandingan antara kembar identik (monozyzot) dan fraternal (dizygot). Hasilnya kembar identik lebih mirip kepribadiannya daripada kembar fraternal, bahkan ketika anak kembar identik tinggal bersama orangtua yang berbeda.

Penelitian tentang anak adopsi juga menunjukkan bahwa kepribadian mereka lebih mirip dengan orangtua biologisnya daripada orangtua adopsi mereka, walaupun mereka tidak mengenal orangtua biologis mereka.

 

Referensi:

Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadin. Malang: UMM press. https://id.wikipedia.org/wiki/Hans_Eysenck

0 komentar:

Posting Komentar