TEORI
ANALISIS FAKTOR HANS J. EYSENCK
Engelbertha
Savsavubun
19310410015
Psikologi
Kepribadian II
Dosen
Pengampu: Fx. Wahyu Widiantoro, S.psi.,MA.
Menurut Eysenck
kepribadian adalah keseluruhan pola tingkahlaku aktual maupun potensial dari
organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan lingkungan. Pola
tingkahlaku itu berasal dan dikembangkan melalui interaksi fungsional dari
empat sektor utama yang mengorganisir tingkahlaku; sektor kognitif
(intelligence), sektor konatif (character), sektor afektif (temperament),
sektor somatik (constitution).
Kepribadian menurut
Eysenck memiliki empat tingkatan hirarkis, mulai dari hirarki yang tinggi ke
hirarki yang rendah : tipe – traits – habit – respon spesifik.
1.
Hirarki
tertinggi: Tipe,
kumpulan dari trait.
2.
Hirarki
kedua: Trait, kumpulan
kegiatan, kumpulan respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan
tertentu.
3.
Hirarki
ketiga: Habitual Response, kebiasaan tingkah laku atau berfikir, kumpulan respon
spesifik, respons yang berulang-ulang terjadi kalau individu menghadapi kondisi
atau situasi yang sejenis.
4.
Hirarki
terendah: Spesific Response, tingkah laku yang dapat diamati,
yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.
Ada tiga dimensi kepribadian
menurut Eysenk, yaitu Ekstraversion (E), Neuroticism (N), dan Psikoticism (P).
Menurutnya nuerotisme dan psikotisme itu bukan sifat patologis. Tiga dimensi
itu adalah bagian normal dari struktur kepribadian. Semuanya bersifat
bipolar; Ektraversion - Introversion, Neuroticism - Emosional
Stability, dan Psychoticism - Impulse Control. Dan orang yang memiliki
skor tinggi pada tiga dimensi tersebut memiliki kecenderungan melakukan
kriminalitas. Semua orang berada dalam rentangan bipolar itu mengikuti kurva
normal, artinya sebagian besar orang berada ditengah-tengah polarisasi.
Masing-masing dimensi saling bertentangan dan merupakan tipe dari kumpulan 9
trait, jadi semuanya ada 27 trait.
Selain menekankan
pentingnya faktor-faktor genetik, Eysenck juga mendukung terapi perilaku, atau
pengobatan perilaku abnormal sesuai dengan prinsip- prinsip teori belajar.
Secara logikanya, jika tingkah laku itu diperoleh dari belajar, tingkah laku
itu juga bisa dihilangkan dengan belajar. Eysenck memilih model terapi tingkah
laku dalam mengubah tingkah laku maladaptif.
Eysenk juga meneliti
perbandingan antara kembar identik (monozyzot) dan fraternal (dizygot).
Hasilnya kembar identik lebih mirip kepribadiannya daripada kembar fraternal,
bahkan ketika anak kembar identik tinggal bersama orangtua yang berbeda.
Penelitian tentang anak
adopsi juga menunjukkan bahwa kepribadian mereka lebih mirip dengan orangtua
biologisnya daripada orangtua adopsi mereka, walaupun mereka tidak mengenal
orangtua biologis mereka.
Referensi:
Alwisol. (2009).
Psikologi Kepribadin. Malang: UMM press. https://id.wikipedia.org/wiki/Hans_Eysenck
0 komentar:
Posting Komentar