28.12.20

Teori Operant-reinforcement, B.F. Skinner.

 

Teori Operant-reinforcement, B.F. Skinner.

Engelbertha Savsavubun

19310410015

Psikologi Kepribadian II

Dosen Pengampu: Fx. Wahyu Widiantoro, S.psi.,MA.




B.F. Skinner adalah pelopor dan tokoh psikologi pendidikan terlahir dari seorang ayah berprofesi sebagai pengacara dan ibu rumah tangga yang. Skinner lahir pada 20 Mei 1904, dan meninggal tanggal pada 18 Agustus 1990 akibat penyakit leukemia yang dideritanya di Susquehanna, Pennsylvania, Amerika Serikat. Masa kecilnya dihabiskan dengan kehidupan yang penuh kehangatan tetapi disiplinnya cukup ketat. Mendapatkan gelar sarjana di Hamilton College, New York, di bidang sastra Inggris. Pada tahun 1928 ia mulai menempuh kuliah psikologi di Universitas Harvard spesialis perilaku hewan dan memperoleh gelar doctor pada 1931. Dari 1931 hingga 1936, Skinner bekerja di Harvard, penelitian yang ia lakukan berfokus pada penelitian tentang sistem saraf hewan. Pada 1936-1945, Skinner naik sebagai dosen Universitas Mingoesta. Dalam karirnya Skinner menunjukkan produktivitas tinggi sehiangga ia dikukuhkan sebagai pemimpin Behaviorisme yang menonjol di Amerika Serikat.

Behaviorisme adalah teori yang dikembangkan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini kemudian berkembang menjadi aliran belajar psikologi yang berpengaruh yang mengarahkan pada pengembangan teori dan praktik pendidikan yang dikenal sebagai behavioris.Aliran ini disebut behaviorisme karena menekankan perlunya perilaku (behaviour) yang dapat diamati. Behaviorisme adalah aliran yang memandang individu lebih pada sisi fenomena fisik dan mengabaikan aspek mental seperti kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam belajar. Ini karena perilaku berkembang melalui penelitian yang melibatkan hewan seperti anjing, tikus, kucing dan merpati sebagai objek. Acara belajar sematamata dilakukan oleh reflex melatif sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang disukai individu. Behavioris berpendapat bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.

Asumsi dasar teori behavior meliputi, tingkah laku mengikuti hukum tertentu dimana tingkah laku adalah usaha untuk menemukan keteraturan untuk menunjukkan hubungan peristiwa satu dengan yan lainnya, dengan teori ini tingkah laku dapat diprediksi bukan hanya dijelaskan. Selain itu, teori ini dapat dikontrol sesuai dengan keinginan individu yang ingin membentuk sebagai penentuan tingkah laku. Sedangkan aspek dasar dalam teori pengembangan B.F. Skinner diantaranya berkaitan dengan penguatan, hukuman, pembentukan, penghapusan, dan penguatan perilaku. Belajar adalah hasil dari interaksi antara stimulus (S), stimulasi dalam bentuk serangkaian kegiatan yang bertujuan mendapatkan respon belajar yang bertujuan mendapatkan respon belajar dari objek penelitian dengan respon (R), respon sebagai reaksi yang dimunculkan oleh siswa ketika belajar itu bisa berupa pikiran, perasaan atau tindakan. Menurut teori ini, dalam pembelajaran yang penting adalah adanya input dalam bentuk stimulus dan output dalam bentuk respon. Teori behaviorisme disebut juga teori Stimulus-Respons (S-R) yang menitik beratkan pada reinforcement, atau Operant Conditioning.

Teori ini telah memberikan sumbangan yang berarti kepada pemahaman tingkah laku, khusunya yang berkaitan dengan belajar. Belajar di sini merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan paradigm S-R (StimulusRespon), yaitu suatu proses yang memberikan respons tertentu terhadap yang datang dari luar. Behaviorisme menekankan pada apa yang teramati atau dilihat yaitu tingkah laku, serta kurang memerhatikan apa yang terjadi dalam pikiran seseorang karena tidak dapat dilihat.5 Menurut Skinner, hubungan antara stimulus dan respons yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungan menimbulkan perubahan perilaku. Karena stimulus yang diberikan akan berinteraksi mempengaruhi respons yang dihasilkan. Respons yang diberikan memiliki konsekuensi yang nantinya akan mempengaruhi perilaku. Mislanya, jika perilaku seseorang segera diikuti oleh konsekuensi yang menyenagkan, orang itu akan terlibat dalam perilaku itu berulang kali. Pengguna konsekuensi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan untuk mengubah perilaku tersebut pengkondisian operan.

perilaku yang diimbangi dengan pendorong memungkinkan terjadi kembali perilaku yang ada di kemudian hari. Sedangkan perilaku yang tidak diimbangi dengan pendorong dapat memperkecil dilakukan kembali perilaku tersebut di kemudian hari. Hal demikian, eksperimen yang dilakukan oleh skinner menghasilkan beberapa prinsip belajar dan mampu menghasilkan perubahan perilaku diantaranya ,yaitu :

1.       Reinforcement

Penguatan (reinforcement) bagi skinner adalah hal terpenting dalam pembelajaran yang dibentuk melalui hubungan stimulus yang diberikan oleh respons yang terjadi. Menggunakan dua penguatan, penguatan negatif dan positif diikuti dengan stimulus yang mendukung (memberi penghargaan) keberadaan ini membuat pengulangan dalam berperilaku dan penguatan negatif melihat frekuensi respon karena diikuti dengan pengurangan rangsangan buruk yang mengakibatkan tindakan berkurang atau menghilang. Pengaruh penguatan dalam perilaku berada dalam frekuensi jadwal penguatan melalui empat hal, yaitu : Fixed Ration , Variabel Ratio , Fixed Interval dan Interval Variabel.

2.       Punishment

Skinner tidak setuju dalam pembentukan tingkah laku terdapat hukuman (punishment) , skinner lebih percaya dengan penguat negatif sanggup membentuk tingkah laku. perbedaan antara hukuman dengan penguatan negatif ialah, hukuman harus diberikan sebagai stimulus agar respon yang muncul berbeda dengan respon yang sudah ada hal ini hukuman dapat menurunkan probabilitas terjadinya perilaku, sedangkan penguat negatif sebagai stimulus dapat meningkatkan probabilitas terjadinya suatu perilaku harus dikurangi agar respon yang sama terjadi semakin kuat.

3.       Shaping

Teknik penguatan diberikan sebagai metode ajar perilaku baru, seekor tikus akan menekan tuas karena dengan melakukan itu tikus menerima makanan, jika makanan tidak lagi diberikan tingkatan penekanan tikus pada tuas sendiri akan berkurang atau berhenti.

4.       Extinction

Extinction sebagai pengurangan atau menurunkan tingkah laku dengan menghilangkan reinforcement yang menyebabkan adanya tindakan. Extinction ini terjadi secara perlahan, biasanya ketika reinforcement dihentikan perilaku individu dapat meningkat seketika, Anteseden dan perubahan perilaku Anteseden dapat memberikan instruksi untuk pengkondisian operan, suatu perilaku akan mendapatkan konsekuensi positif dan negatif. eksperimen yang dilakukan skinner menggunakan burung merpati, di mana saat lampu menyala, burung akan mencungkil paruh mereka untuk mengambil makanan dan pada saat lampu padam tidak akan ada makanan. dalam percobaan ini burung telah belajar menggunakan Anteseden cahaya sebagai tanda atau sinyal untuk membedakan kemungkinan konsekuensi yang akan didapatkannya saat ia mematuk.

 

 

Referensi:

Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadin. Malang: UMM press.

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/3922-Article%20Text-11294-2-10-20200929.pdf

 

 

 

 

 




 

0 komentar:

Posting Komentar