Teori Operant-reinforcement, B.F.
Skinner.
Engelbertha
Savsavubun
19310410015
Psikologi
Kepribadian II
Dosen Pengampu: Fx. Wahyu Widiantoro, S.psi.,MA.
B.F. Skinner adalah
pelopor dan tokoh psikologi pendidikan terlahir dari seorang ayah berprofesi
sebagai pengacara dan ibu rumah tangga yang. Skinner lahir pada 20 Mei 1904,
dan meninggal tanggal pada 18 Agustus 1990 akibat penyakit leukemia yang
dideritanya di Susquehanna, Pennsylvania, Amerika Serikat. Masa kecilnya
dihabiskan dengan kehidupan yang penuh kehangatan tetapi disiplinnya cukup
ketat. Mendapatkan gelar sarjana di Hamilton College, New York, di bidang
sastra Inggris. Pada tahun 1928 ia mulai menempuh kuliah psikologi di
Universitas Harvard spesialis perilaku hewan dan memperoleh gelar doctor pada
1931. Dari 1931 hingga 1936, Skinner bekerja di Harvard, penelitian yang ia
lakukan berfokus pada penelitian tentang sistem saraf hewan. Pada 1936-1945,
Skinner naik sebagai dosen Universitas Mingoesta. Dalam karirnya Skinner
menunjukkan produktivitas tinggi sehiangga ia dikukuhkan sebagai pemimpin
Behaviorisme yang menonjol di Amerika Serikat.
Behaviorisme adalah
teori yang dikembangkan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan perilaku
sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini kemudian berkembang menjadi aliran
belajar psikologi yang berpengaruh yang mengarahkan pada pengembangan teori dan
praktik pendidikan yang dikenal sebagai behavioris.Aliran ini disebut
behaviorisme karena menekankan perlunya perilaku (behaviour) yang dapat
diamati. Behaviorisme adalah aliran yang memandang individu lebih pada sisi
fenomena fisik dan mengabaikan aspek mental seperti kecerdasan, bakat, minat
dan perasaan individu dalam belajar. Ini karena perilaku berkembang melalui
penelitian yang melibatkan hewan seperti anjing, tikus, kucing dan merpati
sebagai objek. Acara belajar sematamata dilakukan oleh reflex melatif
sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang disukai individu. Behavioris
berpendapat bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.
Asumsi dasar teori
behavior meliputi, tingkah laku mengikuti hukum tertentu dimana tingkah laku
adalah usaha untuk menemukan keteraturan untuk menunjukkan hubungan peristiwa
satu dengan yan lainnya, dengan teori ini tingkah laku dapat diprediksi bukan
hanya dijelaskan. Selain itu, teori ini dapat dikontrol sesuai dengan keinginan
individu yang ingin membentuk sebagai penentuan tingkah laku. Sedangkan aspek
dasar dalam teori pengembangan B.F. Skinner diantaranya berkaitan dengan
penguatan, hukuman, pembentukan, penghapusan, dan penguatan perilaku. Belajar
adalah hasil dari interaksi antara stimulus (S), stimulasi dalam bentuk
serangkaian kegiatan yang bertujuan mendapatkan respon belajar yang bertujuan
mendapatkan respon belajar dari objek penelitian dengan respon (R), respon
sebagai reaksi yang dimunculkan oleh siswa ketika belajar itu bisa berupa
pikiran, perasaan atau tindakan. Menurut teori ini, dalam pembelajaran yang
penting adalah adanya input dalam bentuk stimulus dan output dalam bentuk respon.
Teori behaviorisme disebut juga teori Stimulus-Respons (S-R) yang menitik
beratkan pada reinforcement, atau Operant Conditioning.
Teori ini telah
memberikan sumbangan yang berarti kepada pemahaman tingkah laku, khusunya yang
berkaitan dengan belajar. Belajar di sini merupakan perubahan tingkah laku yang
terjadi berdasarkan paradigm S-R (StimulusRespon), yaitu suatu proses yang
memberikan respons tertentu terhadap yang datang dari luar. Behaviorisme
menekankan pada apa yang teramati atau dilihat yaitu tingkah laku, serta kurang
memerhatikan apa yang terjadi dalam pikiran seseorang karena tidak dapat
dilihat.5 Menurut Skinner, hubungan antara stimulus dan respons yang terjadi
melalui interaksi dengan lingkungan menimbulkan perubahan perilaku. Karena stimulus
yang diberikan akan berinteraksi mempengaruhi respons yang dihasilkan. Respons
yang diberikan memiliki konsekuensi yang nantinya akan mempengaruhi perilaku.
Mislanya, jika perilaku seseorang segera diikuti oleh konsekuensi yang
menyenagkan, orang itu akan terlibat dalam perilaku itu berulang kali. Pengguna
konsekuensi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan untuk mengubah perilaku
tersebut pengkondisian operan.
perilaku yang diimbangi
dengan pendorong memungkinkan terjadi kembali perilaku yang ada di kemudian
hari. Sedangkan perilaku yang tidak diimbangi dengan pendorong dapat
memperkecil dilakukan kembali perilaku tersebut di kemudian hari. Hal demikian,
eksperimen yang dilakukan oleh skinner menghasilkan beberapa prinsip belajar
dan mampu menghasilkan perubahan perilaku diantaranya ,yaitu :
1.
Reinforcement
Penguatan (reinforcement) bagi
skinner adalah hal terpenting dalam pembelajaran yang dibentuk melalui hubungan
stimulus yang diberikan oleh respons yang terjadi. Menggunakan dua penguatan, penguatan
negatif dan positif diikuti dengan stimulus yang mendukung (memberi
penghargaan) keberadaan ini membuat pengulangan dalam berperilaku dan penguatan
negatif melihat frekuensi respon karena diikuti dengan pengurangan rangsangan
buruk yang mengakibatkan tindakan berkurang atau menghilang. Pengaruh penguatan
dalam perilaku berada dalam frekuensi jadwal penguatan melalui empat hal, yaitu
: Fixed Ration , Variabel Ratio , Fixed Interval dan Interval Variabel.
2.
Punishment
Skinner tidak setuju dalam pembentukan
tingkah laku terdapat hukuman (punishment) , skinner lebih percaya dengan
penguat negatif sanggup membentuk tingkah laku. perbedaan antara hukuman dengan
penguatan negatif ialah, hukuman harus diberikan sebagai stimulus agar respon
yang muncul berbeda dengan respon yang sudah ada hal ini hukuman dapat
menurunkan probabilitas terjadinya perilaku, sedangkan penguat negatif sebagai
stimulus dapat meningkatkan probabilitas terjadinya suatu perilaku harus
dikurangi agar respon yang sama terjadi semakin kuat.
3.
Shaping
Teknik penguatan diberikan sebagai
metode ajar perilaku baru, seekor tikus akan menekan tuas karena dengan
melakukan itu tikus menerima makanan, jika makanan tidak lagi diberikan
tingkatan penekanan tikus pada tuas sendiri akan berkurang atau berhenti.
4.
Extinction
Extinction sebagai pengurangan atau menurunkan tingkah
laku dengan menghilangkan reinforcement yang menyebabkan adanya tindakan.
Extinction ini terjadi secara perlahan, biasanya ketika reinforcement
dihentikan perilaku individu dapat meningkat seketika, Anteseden dan perubahan
perilaku Anteseden dapat memberikan instruksi untuk pengkondisian operan, suatu
perilaku akan mendapatkan konsekuensi positif dan negatif. eksperimen yang
dilakukan skinner menggunakan burung merpati, di mana saat lampu menyala,
burung akan mencungkil paruh mereka untuk mengambil makanan dan pada saat lampu
padam tidak akan ada makanan. dalam percobaan ini burung telah belajar
menggunakan Anteseden cahaya sebagai tanda atau sinyal untuk membedakan kemungkinan
konsekuensi yang akan didapatkannya saat ia mematuk.
Referensi:
Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadin. Malang: UMM press.
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/3922-Article%20Text-11294-2-10-20200929.pdf
0 komentar:
Posting Komentar