Sekar Pramesthi Armindariani 19310410072Dr. Arundanti Shinta. M.A
Fakultas Psikologi
Universitas Proklmasi 45
Pernikahan adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik suami maupun istri. Pernikahan bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia sejahtera dan kekal selamanya. Pernikahan moment spesial yang di tunggu-tunggu baik wanita maupun pria karena menikah merupakan tujuan utama dalam hidup yang ingin di dapai.
Banyak berbagai faktor diburu-buru untuk menikah faktor usia, atau karena ketakutan dan persaingan, takut di bilang terlambat, takut kekasih di ambil orang lain, takut di dahului orang lain atau bahkan pernikhan itu terjadi karena trend yang sedang marak-maraknya terjadi dan menjadi ingin segera menikah.
Landasan pernikahan seperti itu kemungkinan cenderung hanya waktu yang singkat dan mudah kandas seprti perceraian yang didapatkan. Jika dipertahankan akan rentan perselisihan terjadi karena keduanya belum siap. Usia pernikhan yang lama bertahun-tahun saja bisa kandas bagaiman dengan pernikhan usia dini atau berbagai faktor lainya. Lalu salahkan menikah muda? Tentu menikah muda tidak salah karena menikah itu ibadah dan Bila mengacu pada UU Republik Indonesia No.1 tahun 1974, seorang pria diizinkan menikah pada usia 19 tahun, sedang perempuan pada usia 16 tahun. Walau demikian, pernikahan di usia kurang dari 19 tahun bukan tak mungkin terjadi.
Menurut psikolog Dessy Ilsanty, M.Psi, memang tidak ada acuan baku tentang usia di mana seseorang dianggap paling siap secara psikologis untuk menikah.
“Kematangan psikologis memang berkembang seiring dengan bertambahnya usia, namun seperti apa dan seberapa cepat perkembangannya, itulah yang tidak bisa dipastikan karena tergantung banyak faktor.”
Namun pernikahan tanpa di landasin kesiapan atau hanya memikirkan tidak kesepian atau hidup ada yang nanggung, mungkin itu salah. Karena pernikahan adanya visi misi dalam rumah tangga yang akan di jalanin dan persiapan mental dalam menghadapi kehidupan dan lingkungan baru
Pernikahan bukan sekedar ijab dan resepsi tetapi kehidupan setelahnya . jadi pikirkan dengan baik dan persiapkan dengan baik, pernikahan yang baik itu bukan dilandasi karena persaingan dengan teman, dimana terlalu memaksakan diri agar dapat menikah dibulan atau tahun yang sama dengan teman. Hanya karena gengsi, takut menjadi perbandingan dilingkungan masyarakat.
Karena di dunia ini memang kita tak akan terlepas dari omongan orang lain. Mulai sekarang boleh mendengarkan nasehat orang lain, tapi ingat hidupmu kamu yang menentukan.
Jadi menikahlah karena kamu yakin kamu siap dan dia adalah pasangan yang terbaik. Yang dapat membimbingmu dunia dan akhirat. Bukan menikah karena trend saja atau nafsu sesasat. Referesnsi
Kompas.com. 2016. Fenomena Menikah Muda dan Tantangan Psikologis. Diakses 27 Desember 2020, dari
Agustina, Hesti. 2013. Gambaran Kehidupan Pasang yang Menikah di Usia Muda di Kabupaten Dharmasraya. Program Studi Pendidikan Luar Sekolah FIP Universitas Negeri Padang. Vol 1. No 1. Hal 206-217.
Referensi Gambar
Kusindriani, Nandhillah.2019. 5 Tema Foto Prewedding Berkonsep Casual yang jadi Incaran Millenial. Diakses 27 Desember 2020, dari https://www.cekaja.com/info/5-tema-foto-prewedding-berkonsep-casual-yang-jadi-incaran-milenial
0 komentar:
Posting Komentar