29.12.20

 Teori Hans Eysenck

Windyangreni Mika

                                        19310410047

Dosen pembimbing: Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A.


Eysenck berpendapat dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari keturunan,dalam bentuk tipe dan trait.namun dia juga berpendapat bahwa semua tingkahlaku dipelajari dari lingkungan .menurutnya kepribadian adalah keseluruhan pola tingkahlaku actual maupun potensial dari organisme,sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan lingkungan.

1. Hirarki tertinggi: tipe kumpulan dari trait,yang mewadahi kombinasi trait dalam suatu dimensi yang luas.

2. Hirarki kedua: trait,kumpulan kecenderungan kegiatan,koleksi respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu.ini adalah disposisi kepribadian yang penting dan permanen.

3. hirarki ketiga: kebiasan tingkahlaku atau berfikir,kumpulan respon spesifik,tingkahlaku/fikiran yang muncul kembali untuk merespon kejadian yang mirip.

4. Hirarki terendah

          Eysenck menemukan tiga dimensi tipe,yakni ekstraversi€, neurotisisme(N),dan psikotisme(P).Trait dari ekstraversi adalah; sosiabel (sociable),lincah (lively), aktif (active), asertif (assertive), mencari sensasi (sensation seeking), riang (carefree), dominan (dominance), bersemangat (surgent), berani (venture some).trait dari neurotisisme adalah; cemas (anxious), tertekan (depressed), berdosa (guild feeling),harga diri rendah (low self esteem), tegang (tension), irasional (irrational), malu (shy), murung (moody), emosional (emotional). Trait dari psikotisme adalah: agresif (aggressive), dingin (cold), egosentrik (egocentric), takpribadi (impersonal), impuisif (impulsive), antisosial (antisocial), tak empati (tak empatik), kreatif (creative), keras hati (tough-minded).

     Eysenck menemukan dan mengelaborasi tiga tipe –E, N, P- Tanpa menyatakan secara ekspilisit peluang untuk menemukan dimensi yang lain pada masa yang akan datang namun dari pendekatan metodologik yang sangat terbuka dimana eysenck menyerap berbagai konsep dari banyak pakar, terkesan penambahan dan penyempurnaan terhadap teorinya sebagai sesuatu yang wajar.

     Neurotisisme dan psikotisme itu bukan sifat patologis,walaupun tentu individu yang mengalami gangguan akan memperoleh skor yang ekstrim. Tiga dimensi itu adalah bagian normal dari struktur kepribadian. Semuanya bersifat bipolar;ekstraversi lawannya intoversi, neurotisisme lawannya stabilita, dan psikotisme lawannya fungsi superego,semua orang berada dalam rentangan biopolar itu.


  

  Istilah ekstraversi dan intoversi dipakai mula pertama oleh jung,menurut jung ekstraversi adalah orang yang pandangannya objektif dan tidak pribadi sedang introversi adalah orang yang pandangannya subjektif dan individual konsep eysenck mengenai ekstraversi dan introversi lebih dekat dengan pemakaian istilah itu secara populer. Ekstraversi mempuyai Sembilan sifat sebagaimana di tunjukan triat-triat dibawahnya, dan introversi adalah kebalikan dari triat ekstraversi, yakni tidak social, pendiam, pasif, raagu, banyak fikiran, sedih, penurut, pesimis, penakut.

Seperti ekstraversi-introversi, neurotisisme-stabiliti mempuyai komponen hereditas yang kuat.Eysenck melaporkan beberapa penelitian yang menemukan bukti dasar genetic dari triat neurotik,seperti gangguan kecemasan,hysteria,dan obsesif-kompulsif. Orang yang skor neurotiknya tinggi sering mempuyai kecenderungan reaksi emosional yang berlebihan dan sulit kembali normal sesudah emosinya meningkat.Orang yang skor psikotisisme-nya tinggi memiliki trait agresif, dingin, egosentrik, tak pribadi, impulsif, antisosial, takempatik, kreatif, keras hati, sebaliknya orang yang skornya psikotisismenya rendah memiliki trait merawat baik hati, hangat, penuh perhatian, akrab, tenang, sangat social, empatik,koperatif, dan sabar.

Menurut Eysenck dan Gudjonsson,ada korelasi negative antara androgen (testosterone) dengan CAL.Androgen dihasilkan oleh kelenjar adrenal kelamin laki-laki (testis) dan kelenjar adrenal perempuan (ovarium). Semakin tinggi androgen,anak semakin tinggi semakin rendah CAL.  Eysenck sesungguhnya ingin memasukkan kecerdasan sebagai dimensi keempat dari kepribadian.namun penelitian disekitar kecerdasan masih belum dapat mengelaborasi factor kecerdasan itu dengan keseluruhan kepribadian manusia,

  Teori kepribadian Eysenck menekankan peran herediter sebagai factor penentu dalam perolehan trait ekstraversi,neutrotisisme, dan psikotisisme  (juga kecerdasan). Namun Eysenck,juga berpendapat, bahwa semua tingkah laku yang tampak tingkahlaku pada hirarki kebiasaan dan respon spesifik-semuanya  (termasuk) tingkah laku neurosis di pelajari dari lingkungan. Eysenck bependapat inti dari fenomena neurotis adalah reaksi takut yang dipelajari dari lingkungan (terkondinisikan) terjadi manakala satu atau dua stimulus netral di ikuti dengan perasaan sakit/nyeri fisik maupun psikologis.

Sekali kondisioning ketakutan atau kecemasan terjadi, pemicunya akan berkembang bukan hanya terbatas kepda objek atau peristiwa asli tetapi ketakutan/kecemasan itu juga dipicu oleh stimulus lain yang mirip stimulus yang asli atau stimulus yang dianggap berkaitan dengan stimulus asli. Menurut Eysenck, stimulus baru begitu saja dapat diikatkan dengan stimulus asli,sehingga orang mungkin mengembangkan cara merespon stimulus yang terjadi serta merta akibat adanya stimulus itu, tanpa tujuan fungsional.


 Eysenck memilih model terapi tingkahlaku atau metoda menangani tekanan psikologis yang dipusatkan pada pengubahan tingkahlaku salahsuai alih-alih mengembangkan pemahaman mendalam terhadap konflik di dalam jiwa. Seperti  teori trait pada umumnya, teori Esyenck, menawarkan variable-variabel yang mudah dikembangkan menjadi definisi oprasional, sehingga memungkinkan dilakukannya penelitian yang aplikatif. Menjawab kritik terhadap analisis factor yang terlalu deskripttif, dan yang menentukan factor-faktor perolehan dari matrik korelasi secara arbiter  (sewenang-wenang, tergantung apa maunya peneliti), Eysenck mengembangkan metoda analisis criterion (criterion analysis).

Diantara instrumen-instrumen yang pernah dikembangkannya, ada empat inventori yang pengaruhnya luas,dalam arti dipakai oleh banyak pakar untuk melakukan penelitian  atau untuk memahami klien, maupun dalam arti menjadi ide untuk mengembangkan tes yang senada.

Teori trait factor dari Eysenck (dan cattel) merupakan contoh penelitian kepribadian yang dengan pendekatan yang sangat emprimik.teori itu dikembangkan melalui pengumpulan data dari responden yang jumlahnya sangat besar, mengkorelasikan skor-skor yang diperoleh,di lakukan analisis faktoe terhadap matriks korelasinya, dan memakai simpulan faktornya sebagai aspek penting dalam psikologi.dengan kata lain, teori triat-faktor mendasarkan diri kepada psikometrik alih-alih penilaian klinik.

Referensi:

Alwisol (2009). Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi. Malang : UMM Press (diakses pada 28 Dsember 2020)

0 komentar:

Posting Komentar