29.12.20

       Teori Behaviorisme B.f. Skinner

Windyangreni Mika

                                    

   19310410047

Dosen pembimbing: Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A.

F. Skinner sebagai pelopor behaviorisme menolak semua teori kepribadian. Menurutnya, psikologi belum siap (belum memiliki data faktuan yang cukup) untuk membangun teori kepribadian yang mencakup segala hal. Pertama, skinner menolak analisis kehidupan internal semacam insting motif-drives-aktualisasi diri-superiorita-keamanan, dan secara ekstrim berpendapat psikologi harus membatasi diri hanya menangani data yang dapat dioservasi.Kedua, Skinner tidak tertarik dengan perbedaan individual seperti trait, life style, ego, dan self. Menurutnya, ilmu psikologi harus menemukan hukum umum dari tingkah laku, hubungan empiric antara stimulus dengan responnya perbedaan tingkah laku orang, semuanya disebabkan oleh perbedaan event yang menyebabkannya. Ketiga, pakar psikologi kepribadian mengembangkan teorinya berdasarkan analisi terhadap orang abnormal (Freud dkk), atau terhadap orang normal (Rogers), atau terhadap orang supernormal (Maslow), sedang Skinner memakai binatang (tikus dan merpati) sebagai obyek amatannya. Menurutnya binatang dan manusia dalam merespon stimuli berbeda dalam tingkat komplesitasnya, tetapi proses dasarnya secara umum sama. 

ASUMSI DASAR

Skinner bekerja dengan tiga asumsi dasar, di mana asumsi pertama dan kedua pada dasarnya menjadi asumsi psikologi pada umumnya, bahkan menjadi merupakan asumsi semua pendekatan ilmiah.

Tingkah laku itu mengikuti hukum tertentu (behavior is lawful). 

Tingkah laku dapat diramalkan (behavior can be precdicted).

 Tingkah laku dapat di control (behavior can be contratled).

Skinner menganggap, kemampuan memanipulasi kehidupan dan tingkah laku manusia – keberhasilan mengontrol kejadian atau tingkah laku manusia merupakan bukti kebenaran suatu teori. Menurutnya, teknologi telah meningkatkan “kesalahan.” Kebersihan dan pengobatan menimbulkan masalah populasi menjadi akut perang menimbulkan ketakutan penemuan senjata nuklir, dan kemakmuran yang melimpah bertanggung jawab terhadap terjadinya polusi.Harus diubah, harus dikontrol. Namun psikologi dan teknologi pengubahan tingkah. Skinner memahami dan mengontrol tingkah laku memakai teknis analisis fungsional tingkahlaku (functional analysis of behavior): suatu analisis tingkah laku dalam bentuk hubungan sebab akibat, bagaimana suatu respon timbul mengikuti stimuli atau kondisi tertentu. Menurutnya analisis fungsional akan menyingkap bahwa penyebab terjadinya tingkah laku sebagian besar berada di event antesedennya atau berada dilingkungan. Ada dua klafikasi tipe tingkah laku.

Tingkah laku responden (respondent behavior); respon yang di hasilkan (elicited) organisme untuk menjawab stimulus yang secara spesifik berhubungan dengan respon itu.

Tingkah laku operan (operant behavior): respon yang dimunculkan (emitted) organisme tanpa adanya stimulus spesifik yang langsung memaksa terjadinya respon itu.

Menurut Skinner variabilitas intensita tingkah laku itu dapat dikembalikan kepada variable lingkungan (environmental variable). Orang yang lapar dan bersemangat makan banyak bukan karena dorongan atau drive laparnya besar, tetapi karena perutya kosong lama tidak  makan atau kondisi penyebab lainnnya. 





DINAMIKA KEPRIBADIAN

Kepribadian dan Belajar

Kepedulian utama dari Skinner adalah mengenai perubahan tinngkah laku. Jadi hakekat teori Skinner adalah teori belajar, bagaimana individu menjadi memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih terampil menjadi lebih tahu. Dia yakin bahwa kepribadian dapat di pahami dengan mempertimbangkam perkembangan tingkah laku dalam hubungannya yang terus menerus dengan lingkungannya. Cara yang efektif untuk mengubah dan mengontrol tingkah laku adalah dengan melakukan penguatan (reinforcement), suatu strategi kegiatan yang membuat tingkah laku tertentu berpeluang untuk terjadi atau sebaliknya (berpeluang untuk tidak terjadi) pada masa akan datang.

Kondisioning Klasik

  Kondisioning klasik, disebut juga kondisining responden karena tingkah laku dipelajari dengan memanfaatkan hubungan stimulus- respon yang bersifat refleks bawaan. Penelitian mengenai kondisioning klasik pertama-tama dilakukan oleh ivan Pavlov. Suatu stimulus yang memunculkan respon tertentu dioprasikan berpasangan dengan stimulus lain pada saat yang sama untuk memunculkan rrspon refleks. Stimulus lain pada saat yang sama untuk memunculkan respon refleks yang dimaksud. Pevlov melakukan penelitiannya dileher, untuk memotong saluran air liur dan disambung dengan pipa keluar, dengan maksud – peneliti dapat mendeteksi air liur yang dikeluarkan anjing.

Kondisioning Operan

  Operant conditioning atau instrumental conditioning mula-mula dikembangkan oleh E.L.Thordike. Reinforser tidak diasosiasikan dengan stimulus yang di kondisikan, tetapi diasosiasikan dengan respon karena respon itu sendiri beroperasi memberi reinforsemen. Skinner menyebut respon itu sebagai tingkah laku operan (operant behavior).Tingkah laku responden adalah tingkah laku atau refleks yang dalam kondisioning klasik respon itu di usahakan dapat dimunculkan dalam situasi yang lain dengan situasi aslinya. Tingkah laku operan mungkin belum pernah dimiliki individu, tetapi ketika orang melakukannya dia memdapat hadiah. Respon operan itu mendapat reinforsemen, sehingga berpeluang untuk lebih sering terjadi (agar mendapat reinforsemen yang di inginkan). Kondisining operan tidak tergantung kepada tingkah laku otomatis atau refleks, sehingga jauh lebih fleksibel disbanding kondisioning klasik.

Tingkah laku yang sudah dimiliki juga dapat dihilangkan atau dipadamkan. Umumnya eksitensi dikenakan terhadap tingkah laku yang tidak di kehendaki. Cara yang paling efektif untuk melakukan eksitensi adalah dengan menghilangkan penguat tingkah laku itu (seperti pada kondsining klasik). Cara yang lain, menganti tingkah laku yang tidak di kehendaki dengan mengkondisikan tingkah laku baru (yang dikehendaki) memakai penguat positif. Repertoir tingkahlaku juga dapat dihilangkan dengan memberi dengan memberi hukuman.

Pengaturan Penguatan 

  Reinforsemen bisa bersifat positif, bisa negative. Penguat positif adalah peristiwa atau sesuatu yang membuat tingkahlaku yang dikehendaki berpeluang untuk diulangi- terjadi lagi. Sebagai suatu stimulus, penguat positif disenangi sehingga organisme berusaha agar stimulus itu muncul. Sebaliknya, penguat megatif adalah peristiwa atau sesuatu yang membuat tingkah laku yang dikehendaki, peluang tingkah laku itu untuk diulang lebih kecil. Sebagai suatu stimulus penguat negative tidak disenangi sehingga organisme berusaha menghindar atau membuat stimulus itu tidak timbul.

   Hadiah atau hukuman yang tidak selalu identik dengan reinforsemen positif atau negative. Hadiah adalah akibat dari tingkah laku, sedang reinforsemen positif adalah peristiwa yang menyebabkan tingkah laku (yang mendapat reinforsemen) bakal terjadi lagi. Reinforsemen yang di administrasi dengan cermat memungkinkan kita untuk membentuk tingkah laku. 

Penguat berkelanjutan (continuous reinforcement): setiap kali muncul tingkah laku yang dikehendaki diberikan reinforsemen. Kalau reinforsemen dihentikan, tingkah laku yang di kehendaki itu dengan cepat mengalami ekstinsi dan hilang.

Interval tetap (fixed interval): adalah pemberian reinforsemen  berselang teratur, misalnya setiap 5 menit. Patukan pada menit yang kelima baru mendapat makanan.

Interval berubah (variable interval), memberi reinforsemen, memberi reimforsemen dalam waktu  yang tidak tertentu, tetapi jumlah atau rata-rata penguat yang diberikan sama dengan pegaturan tetap.

Perbandingan tetap (fixed ratio); mengatur pemberian reinforsemen sesudah respon yang dikehendaki muncul yang kesekian kalinya.

Perbandingan berubah (variable ratio); memberikan reinforsemen secara acak sesudah 8, 9, 10, 11, 12, kali patukan dengan rata-rata sama dengan fixed ratio.  Ekstinsi pada rasio, terutama rasio paling lambat terjadi.

Generalisasi dan Diskriminasi

Generasi stumulus (stimulus generation) adalah proses timbulnya respon dari stimulus yang mirip dengan stimulus yang mestinya menimbulkan respon itu. Sedang diskriminasi stimulus (stimulus discrimination) adalah kemampuan untuk membedakan stimulus, sehingga stimulus itu tidak diberi respon, walaupun mirip dengan stimulus yang diberi penguat. Generalisi dan diskriminasi sangat penting sebagai sarana belajar, kerena kalau keduanya tidak ada, orang tidak dapat belajar sama sekali.

Tingkahlaku Kontrol Diri

 Prinsip dasar pendekatan skinner adalah: tingkah laku disebabkan dan dipengaruhi oleh variable eksternal. Tidak ada sesuatu didalam diri manusia. Tidak ada bentuk kegiatan internal, yang mempengaruhi kegiiatan tingkahlaku. Pengertian control diri ini bukan mengontrol kekuatan di dalam “self,’”tetapi bagaimana self mengontrol variable-variabel luar yang menentukan tingkahlaku. Tingkah laku tetap di tentukan oleh variable luar, namun dengan berbagai cara control diri berikut, pengaruh variable itu dapat di perbaiki – diatur atau dikontrol.

Memindahkan/menghindar (removing/avoiding)

  Menghindar dari situasi pengaruh, atau menjauhkan situasi pengaruh .

Penjenuhan (satiation)

   Membuat dari jenuh dengan suatu tingkah laku, sehingga tidak lagi bersedia melakukannya.

Stimulu yang tidak disukai (Aversive stimulu)

   Menciptakan stimulus yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan bersamaan stimulus yang ingin dikontrol.

Memperkuat diri (reinforce oneself)

   Memberi reinforsemen kepada diri sendiri, terhadap “prestasi” dirinya.

Tingkahlaku Takhyul (Superstitious Behavoir)

   Suatu respon dapat berhubungan dengan penguatnya secara kebetulan. Tanpa menunjukkan hubungan sebab akibat yang jelas. 

Perkembangan Kepribadian

   Konsep perkembangan kepribadian dalam pengertian menuju kemasakan realisasi diri, trasendasi dan unitas kepribadian yang tdiak di terima Skinner. 

   Menurut Skinner, prinsip yang menentukan perkembangan tingkah laku di lingkungan obyek inanimate dan lungkungan social, sama saja. Individu.  Gambaran ciri kepribadian orang “ dominan” adalah orang yang dalam beriteraksi denganorang lain argumentasif, menyela, lebih banyak bicara, suaranya lebih keras, bersih keras dengan pandan dirinya, dan seterusnya. Menurut Skinner, ketika berinteraksi dengan orang lain, orang itu direnforse untuk melakukan tingkah laku dominan.


   Menjadi tua menimbulkan perubahn tingkah laku tetapi menurut Skinner bukan berkembang. Karena perkembangan adalah mengungkap struktur laten, menyadari potensi dalam, atau menjadi lebih efektif, biologi akibat ketuaan tidak dapat di tolak, sehingga yang diperlukan adalah mengkompensasi agar tingkah laku tetap efektif. 

Tingkahlaku Abnormal 

Skinner berpendapat bahwa tingkah laku abnormal berkembang dengan prinsip yang sama dengan perkembangan tingkah laku normal. Karena itu menurutnya tingkah laku abnormaldapat di ganti dengan tingkah laku normal dengan cara sederahan yakni, dengan cara memanipulasi lingkungan krisis identitas, konflik ego-superego, adalah penjelasan yang menghayal kelainan tingkah laku itu adalah kegagalan belajar membuat seperangkat respo yang tepat.  Kegagalan belajar itu dapat berupa:

1.  Kekurangan tingkah laku (behavior deficit) tidak memiliki respo yang dikehendaki karena miskin reinformace. 

2. Kesalahan penguatan (schedule reinforcement error)

3. Kesalahan memahami stimulus (failure in discriminating stimulus)

4. Merespon secara salah (inappropriate set of response)

   Tingkah laku abnormal itu dapat diganti dengan cara sederahana, yakni memanipulasi reinforsemen lingkungan, mengikuti kondisining operan dan kondisioning responden.

Modifikasi Tingkahlaku

   B-mod (sebutan untuk behavior modification) adalah senjata atau strrategi untuk mengubah tingkah laku bermasalah. Akhir-akhir ini muncul publikasi dictionary of behavior therapy tecqiues  yang memuat 158 prosedur, mulai dari terapi control kemarahan melalui latihan celana kering sampai pernafasan. Teknik-teknik modifikasi itu dipakai, oleh beberapa pakar behaviorisme dengan beberapa spefikasi sehingga agak sukar membilah sumber atau penemu teknik itu, bisa skinner, Watson, hull, dollard ,miller, thorndike, bahkan juga bandura. Beberapa teknik berikut dikemukakan oleh Skinner, tetapi mungkin juga dikembangkan dari ide pakar lain, atau disempurnakan oleh pakar lain.

Pembanjiran (flooding)

   Membanjiri klien dengan situasi atau penyebab yang menimbulkan kecemasan atau tingkah laku yang tidak dikehendaki, bertahan disana sampai yang bersangkutan menyadari bahwa malapetaka yang dicemaskan tidak terjadi.

Terapi  Aversi 

   Pada control diri, aversi dilakukan oleh individu sendiri, sedang pada terapi aversi pengaturan kondisi aversi diciptakan oleh terapis.

Pemberian Hadiah/Hukuman Secara Selektif (selective Reward/punishment) 

Strategi terapi ini untuk memperbaiki tingkah laku anak dengan melibatkan figur disekeliling anak sehari-hari, khususnya orang tua dan guru.

Latihan Keterampilan Sosial (Social Skill Training)

 Banyak dipakai untuk membantu penderita depresi. Teori depresi yang populer memandang depresi sebagai akibat dari perasaan tidak mendapatkan hadiah(perhatian) yang memadai dari lingkungan. 

Kartu berharga

 Teknik yang didasarkan pada prinsip kondisioning operan, didisain untuk mengubah untuk mengubah tingkah laku klien. Hadiah dalam bentuk kartu keluarga diberikan kepada klien setiap kali klien memunculkan tingkah laku yang dikehendaki .

Referensi:

Alwisol (2009). Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi. Malang : UMM Press (diakses pada 28 Dsember 2020)

0 komentar:

Posting Komentar