1.11.20

Resiliensi Remaja Berprestasi Dengan Latar Belakang Orang Tua Bercerai

 

Review jurnal : Resiliensi Remaja Berprestasi Dengan Latar Belakang Orang Tua Bercerai

Oleh : Marsum

Nim : 183104101187

Riview jurnal ini di buat guna untuk memenuhi mata kuliah Psikologi Inovasi

Dosen pengampu Ibu Arundati Shinta, MA

 

Topik

 

Resiliensi remaja berprestasi dengan latar belakang orang tua bercerai

Sumber

 Ihromi, T.O. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

 

 Kartono, Kartini. 2014. Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta : PT. Grafindo Persada

 

Apsari, Nurliana Cipta. 2015. Hak Anak Perspektif Pekerjaan Sosial. Sumedang: Unpad Press.

Teori

·        Perceraian yang dialami oleh orang tua tentunya membawa perubahan terhadap struktur dan relasi dalam keluarga. Salah satu perubahan struktur keluarga yang diakibatkan oleh perceraian dan dirasakan oleh anak adalah kondisi dimana anak tidak lagi tinggal bersama kedua orang tuanya pasca perceraian. Lebih lanjut Ihromi (1999) menegaskan bahwa pada masa setelah perceraian merupakan periode paling sulit bagi anak. Kondisi tersebut tentunya menuntut anak untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya agar dapat beradaptasi dengan situasi pasca perceraian.

·        Beragam macam persoalan dialami anak pasca terjadinya perceraian orang tua, salah satu permasalahan yang dialami anak pasca terjadinya perceraian adalah stigma masyarakat terhadap anak - anak yang hidup dengan latar belakang orang bercerai. Hingga saat ini, masih banyak ditemukan masyarakat yang dengan mudah memberikan stigma atau melakukan pelabelan bahwa tindakan delikuen banyak diakibatkan oleh anak dengan latar belakang orang tua bercerai. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kartono (2014) yang menjelaskan bahwa setiap perubahan dalam relasi personal antara suami istri menjurus pada arah konflik dan perceraian, maka perceraian merupakan faktor penentu bagi pemunculan kasus – kasus neurotik, tingkah laku a-sosial dan kebiasaan – kebiasaan delikuen.

 

·        Berangkat dari asumsi tersebut, sebenarnya diperlukan sebuah pemahaman baru bahwa pada kenyataannya tidak menutup kemungkinan perceraian dapat dipandang dari sisi yang lebih positif. Perceraian yang dialami oleh orang tua dimasa lalu sebenarnya dapat dijadikan motivasi bagi anak agar terhindar dari pengalaman buruk yang dialami oleh orangtuanya dimasa yang akan datang. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Amadea dkk (2015) yang menjelaskan bahwa pada saat remaja dihadapkan oleh situasi kedua orang tuanya yang bercerai, maka hal tersebut dapat dijadikan motivasi dalam dirinya agar kelak kehidupannya di masa depan tidak “gagal” seperti orang tuanya.

Permasalahan.

 

Kemampuan resiliensi dalam hal ini juga diperlukan dalam mengatasi dampak perceraian orang tua, mengingat perceraian merupakan salah satu hal yang sulit diterima oleh anak. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Woolfolk (2008) yang menjelaskan bahwa perceraian adalah sesuatu yang tidak mudah bagi anak khususnya bagi remaja. Untuk itu dengan adanya kemampuan resiliensi seseorang diharapkan dapat melewati perubahan dan tekanan hidup yang dialaminya secara lebih efektif, termasuk dalam proses melewati kondisi pasca perceraian orang tua.

 

Metode

 

·        Metode yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah studi literatur, yakni dalam proses penghimpunan data dan sumber – sumber yang berhubungan dengan topik yang dikaji didapat peneliti melalui berbagai sumber yakni seperti jurnal, buku dokumentasi, internet, maupun pustaka.   

·        Penelitian ini mencoba mengkaji terkait bagaimana sumber – sumber resiliensi dan faktor – faktor yang mempengaruhi resiliensi yang dimiliki anak berprestasi dengan latar belakang orang tua bercerai. Pola – pola tersebut tentunya dapat menuntun kita untuk dapat memahami tentang bagaimana seorang remaja dengan latar belakang orang tua bercerai dapat bangkit dari tekanan hidup yang ditimbulkan akibat perceraian, meminimalkan dampak, bahkan mengalihkan dampak – dampak yang merugikan akibat perceraian dengan cara yang lebih positif yakni dengan berprestasi.

Hasil Penelitian

 

·        Ketika orang tua bercerai, anak seringkali menjadi korban. Dampak yang ditimbulkan dari perceraian orang tua tentunya berpengaruh pada kehidupan atau perkembangan anak dan dapat mempengaruhi aspek biologis, psikologis, sosial dan spiritual anak. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hutchinson dalam Apsari (2015) terkait pengaruh perceraian merupakan salah satu faktor penghambat perkembangan anak.

·        Kemampuan resiliensi dalam hal ini sangat diperlukan dalam mengatasi dampak perceraian orang tua, mengingat perceraian merupakan salah satu hal yang sulit diterima oleh anak. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Woolfolk (2008) yang menjelaskan bahwa perceraian adalah sesuatu yang tidak mudah bagi anak khususnya bagi remaja. Untuk itu dengan adanya kemampuan resiliensi seseorang diharapkan dapat melewati perubahan dan tekanan hidup yang dialaminya secara lebih efektif, termasuk dalam proses melewati kondisi pasca perceraian orang tua.

Diskusi

 

·        Pada dasarnya, menjalani kehidupan dipanti asuhan bukan hal yang mudah. Dengan fasilitas apa adanya, remaja di panti asuhan harus tetap menjalani kehidupan dengan mempertahankan kualitas hidupnya meskipun berada pada fase transisi perkembangan. Namun demikian, remaja tersebut memiliki kualitas hidup yang baik terkait dengan kesehatan.

 

Kesimpulan

 

·        Resiliensi dalam hal ini memiliki fungsi bagi kehidupan manusia antara lain untuk mengatasi, melewati, serta bangkit dari situasi menekan; mengalihkan dampak negatif dari situasi yang menekan menjadi dampak yang positif; serta guna mencapai kehidupan yang lebih baik.

·        Resiliensi tentunya sangat diperlukan dan perlu untuk dikembangkan ketika seorang anak atau remaja dihadapkan pada kondisi perceraian orang tua. Hal ini karena, dengan adanya resiliensi dampak – dampak negatif yang ditimbulkan akibat perceraian dapat terminimalisir, selain itu anak atau remaja dapat mengembangkan dirinya ke arah yang lebih positif.

 

0 komentar:

Posting Komentar