23.11.20

Penerapan Teori kepribadian humanistik pada psikologi klinis

 Penerapan Teori kepribadian humanistik pada psikologi klinis 

 Sekarlangit ayuningtyas (183104101179) 

Psikologi klinis




Bagi para mahasiswa psikologi kepribadian bumanistik ini mungkin sudah tidak asing lagi, namun topik ini jarang atau bahkan tidak diketahui oleh kalangan orang awam. Banyak dari para klinisi yang mengaplikasikan teori kepribadian humanistic ini ke dalam proses terapi yang disebut terapi humanistic Pada artikel kali ini saya akan menjelaskan tentang teknik yang ada dalam terapi humanistik. 

Teknik yang di terapkan di dalam terapi ini adalah Person centered therapy dan terapi gestalt. Person centered therapy merupakan terapi yang di kembangkan oleh Carl R. Rogers pada tahun 1942. Ia memiliki pandangan dasar tentang manusia, yaitu bahwa pada dasarnya manusia itu bersifat positif, makhluk yang optimis, penuh harapan, aktif, bertanggung jawab, memiliki potensi kreatif, bebas (tidak terikat oleh belenggu masa lalu).

Morse dan Watson (1977) mengungkapkan terapis client-centered juga harus memegang sikap menerima dan menganggap positif terhadap kliennya. Terapis juga harus memiliki keinginan yang terus menerus untuk memahami dunia pribadi kliennya, dan dia harus berkomunikasi memahami dengan empati. Terapi ini terdiri dari sejumlah teknik tertentu yang membantu terapis dalam interaksi dengan klien. Salah satu teknik adalah dengan clarification of the client’s feelings, dimana akan mencerminkan perasaan klien. Teknik lain adalah simple acceptance, restatement of content, dan nondirective leads.

Terapi Gestalt dikembangkan oleh Frederick Perls adalah bentuk terapi eksistensial yang berpijak pada premis bahwa individu–individu harus menemukan jalan hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika mereka mengharap kematangan. Karena bekerja terutama di atas prinsip kesadaran, terapi Gestalt berfokus pada “apa“ dan “bagaimana” tingkahlaku dan pengalaman disini-dan sekarang dengan memadukan (mengintegrasikan) bagian-bagian kepribadian yang terpecah dan tidak diketahui. 

Dalam terapi Gestalt terdapat konsep tentang urusan yang tak selesai, yakni mencakup perasaan-perasaan yang tak terungkapkan. Meskipun tidak bisa diungkapkan, perasaan-perasaan itu diasosiasikan dengan ingatan-ingatan dan fantasi-fantasi tertentu. Karena tidak terungkapkan di dalam kesadaran, perasaan-perasaan itu tetap tinggal pada latar belakang dan dibawa kepada kehidupan sekarang dengan cara-cara yang menghambat hubungan yang efektif dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain. Urusan yang tak selesai itu akan bertahan sampai ia menghadapi dan menangani perasaan-perasaan yang tak terungkapkan itu. 

Terapis di dalam terapi humanistik memiliki peran yang paling utama, yaitu berusaha agar dapat mengerti pasien sebagai sesuatu yang ada di dalam dunia. Dimana tekhnik yang digunakan selalu mendahului suatu pengertian yang mendalam terhadap pasiennya. Prosedur yang digunakan bisa bervariasi tidak hanya dari klien yang satu ke klien yang lain tapi juga dari satu fase ke fase terapi


Referensi 

 Semiun,Yustinus.(2006). Kesehatan mental 3. Kanisius: Yogyakarta Feist, Jess dan Feist, Gregory. (2010). 

Teori Kepribadian. New York: Salemba Humanika. Winkel, W. S. (1987). 

Bimbingan dan praktek Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT. Gramedia. 


0 komentar:

Posting Komentar