Slef Acceptance-Kita Tercipta dengan Keunikan Masing-Masing
Sekar
Pramesthi Armindariani/19310410072
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Dr. Arundanti Shinta. M.A
“Kenapa aku enggak bisa
sesukses dia? Kenapa aku enggak sepintar dan sekeren dia? Kapan sih aku bisa
punya apa-apa kaya dia? Kenapa dia lebih beruntung dari pada aku?”
Pasti pertanyaan-pertanyan itu kerap kali mampir di pikiran kita
entah secara tidak sadar atau sadar. Hal ini lah menyebabkan timbul rasa tidak
percaya diri, cemas, insecure, malu dan berbagai hal perasaan negatif dalam
diri
Di umur yang menginjakan 20+ ini sudah
dimulai dengan krisis penerimaan seperti, ada teman yang lebih baik daripada
kalian langsung down, atau masih
berkonflik dengan diri sendiri seperti, merasa kesal atau marah sama diri
sendiri karena tidak berani keluar dari zona nyaman ataupun ketika suatu
kejadian tidak sesuai dengan harapan malah menyalahkan diri sendiri. Tidak
hanya itu, di luar diri kita juga sangat terpengaruh, seperti lingkungan
sekitar. Misalnya, memiliki masalah dengan pekerjaan atau dimarahi oleh atasan
dengan mengatakan bahwa kinerja kita buruk itu juga membuat diri menjadi tidak
percaya diri sehingga bekerja juga setengah-setengah alias tidak proper. Ketika lingkungan
tidak mendukung kita seolah-olah dunia kita hancur.
Self acceptance adalah suatu kemampuan individu untuk dapat
melakukan penerimaan terhadap keberadaan diri sendiri. Hasil analisa atau
penilaian terhadap diri sendiri akan dijadikan dasar bagi seorang individu
untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam rangka penerimaan terhadap
keberadaan diri sendiri.
“Hal yang paling utama adalah
berdamai. Berdamai dengan semua yang ada, berdamai dengan apa yang terjadi,
berdamai dengan apa yang diberikan, berdamai pada diri sendiri, dan berdamai
dengan kenyataan yang ada.”
Berdamai dengan orang lain aja
susah gimana berdamai menerima diri sendiri, berdamai emang susah dan proses
berdamai itu membutuhkan waktu selamanya. Karena selama kita masih hidup di
dunia masalah utama itu satu, yaitu penerimaan diri. Menerima segala yang
terjadi dalam hidup kita, baik dari dalam diri maupun di luar kendali kita.
Berdamai sama dengan memaafkan, memaafkan hari ini, esok, lusa, seminggu
kemudian, sebulan kemudian dan setahun kemudian.
Selanjutnya adalah mengenal
diri sendiri lebih jauh karena setiap manusia ada kelemahan dan kelebihan.
Jadikan kelemahan dan kelebihan sebagai teman bukan musuh tetapi sebagian orang
menganggap kelebihan sebagai saudara.
Tanamkan di dalam diri, hidup
itu berproses, hidup itu belajar, proses dan belajar adalah dua hal yang
berbeda. Proses itu perubahan di dalam perkembangan sedangkan belajar adalah
usaha atau upaya dari yang dipelajari.
Kemudian, open minded. Mengubah persepsi
kita dengan lebih open. Dimulai dengan
membuka pikiran, dengan cara bertukar pikiran dengan teman, orang tua atau
seseorang yang berbeda dengan kita. Informasi yang didapat dimasukin ke dalam
otak untuk melihat persepsi baru dari cara pandang orang lain (sisi orang lain)
sehingga pemikiran kita akan bertambah ilmu dan pengetahuan.
Yang terakhir adalah bersyukur
dan rasa terima kasih. Bersyukur setiap berkat yang diterima, bersyukur setiap
kejadian yang terjadi, bersyukur setiap perasaan yang dirasakan, dan jangan
lupa berterima kasih dengan diri sendiri, dengan perasaan yang ada dan dengan
orang-orang sekitar. Kamu itu unik, kamu ya kamu, kamu menciptakan dan
kreativitas di dalam hidup kamu sendiri karena bahagia itu diciptakan dari diri
sendiri bukan dari orang lain. Berharap boleh tetapi secukupnya.
Referensi
Diana, Adinda.p. 2017. Apa
yang dimaksud dengan Penerimaan Diri (Self-Acceptace). https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-penerimaan-diri-self-acceptance/9059 di akses pada
13 Oktober 2020
Whitebordjournal.2019. Self Accetance di antara Tekanan
Keseharian. https://www.whiteboardjournal.com/ideas/human-interest/self-acceptance-di-antara-tekanan-keseharian/ diakses 13 Oktober 2020
PijarPsikologi.2018. Self Acceptance Menyusun Kebahagian
Menerima Diri Sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar