14.10.20

 Slef Acceptance-Kita Tercipta dengan Keunikan Masing-Masing

Sekar Pramesthi Armindariani/19310410072

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Dr. Arundanti Shinta. M.A

 



“Kenapa aku enggak bisa sesukses dia? Kenapa aku enggak sepintar dan sekeren dia? Kapan sih aku bisa punya apa-apa kaya dia? Kenapa dia lebih beruntung dari pada aku?” 

Pasti pertanyaan-pertanyan itu kerap kali mampir di pikiran kita entah secara tidak sadar atau sadar. Hal ini lah menyebabkan timbul rasa tidak percaya diri, cemas, insecure, malu dan berbagai hal perasaan negatif dalam diri

 Di umur yang menginjakan 20+  ini sudah dimulai dengan krisis penerimaan seperti, ada teman yang lebih baik daripada kalian langsung down, atau masih berkonflik dengan diri sendiri seperti, merasa kesal atau marah sama diri sendiri karena tidak berani keluar dari zona nyaman ataupun ketika suatu kejadian tidak sesuai dengan harapan malah menyalahkan diri sendiri. Tidak hanya itu, di luar diri kita juga sangat terpengaruh, seperti lingkungan sekitar. Misalnya, memiliki masalah dengan pekerjaan atau dimarahi oleh atasan dengan mengatakan bahwa kinerja kita buruk itu juga membuat diri menjadi tidak percaya diri sehingga bekerja juga setengah-setengah alias tidak proper. Ketika lingkungan tidak mendukung kita seolah-olah dunia kita hancur.   

Self acceptance adalah suatu kemampuan individu untuk dapat melakukan penerimaan terhadap keberadaan diri sendiri. Hasil analisa atau penilaian terhadap diri sendiri akan dijadikan dasar bagi seorang individu untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam rangka penerimaan terhadap keberadaan diri sendiri.

“Hal yang paling utama adalah berdamai. Berdamai dengan semua yang ada, berdamai dengan apa yang terjadi, berdamai dengan apa yang diberikan, berdamai pada diri sendiri, dan berdamai dengan kenyataan yang ada.

                                           (sumber gambar: Pribadi)

Berdamai dengan orang lain aja susah gimana berdamai menerima diri sendiri, berdamai emang susah dan proses berdamai itu membutuhkan waktu selamanya. Karena selama kita masih hidup di dunia masalah utama itu satu, yaitu penerimaan diri.  Menerima segala yang terjadi dalam hidup kita, baik dari dalam diri maupun di luar kendali kita. Berdamai sama dengan memaafkan, memaafkan hari ini, esok, lusa, seminggu kemudian, sebulan kemudian dan setahun kemudian.

Selanjutnya adalah mengenal diri sendiri lebih jauh karena setiap manusia ada kelemahan dan kelebihan. Jadikan kelemahan dan kelebihan sebagai teman bukan musuh tetapi sebagian orang menganggap kelebihan sebagai saudara. 

Tanamkan di dalam diri, hidup itu berproses, hidup itu belajar, proses dan belajar adalah dua hal yang berbeda. Proses itu perubahan di dalam perkembangan sedangkan belajar adalah usaha atau upaya dari yang dipelajari.

Kemudian, open minded. Mengubah persepsi kita dengan lebih open. Dimulai dengan membuka pikiran, dengan cara bertukar pikiran dengan teman, orang tua atau seseorang yang berbeda dengan kita. Informasi yang didapat dimasukin ke dalam otak untuk melihat persepsi baru dari cara pandang orang lain (sisi orang lain) sehingga pemikiran kita akan bertambah ilmu dan pengetahuan.

Yang terakhir adalah bersyukur dan rasa terima kasih. Bersyukur setiap berkat yang diterima, bersyukur setiap kejadian yang terjadi, bersyukur setiap perasaan yang dirasakan, dan jangan lupa berterima kasih dengan diri sendiri, dengan perasaan yang ada dan dengan orang-orang sekitar. Kamu itu unik, kamu ya kamu, kamu menciptakan dan kreativitas di dalam hidup kamu sendiri karena bahagia itu diciptakan dari diri sendiri bukan dari orang lain.  Berharap boleh tetapi secukupnya.  

 

Referensi

Diana, Adinda.p. 2017. Apa yang dimaksud dengan Penerimaan Diri (Self-Acceptace). https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-penerimaan-diri-self-acceptance/9059 di akses pada 13 Oktober 2020

 

Whitebordjournal.2019. Self Accetance di antara Tekanan Keseharian. https://www.whiteboardjournal.com/ideas/human-interest/self-acceptance-di-antara-tekanan-keseharian/  diakses 13 Oktober 2020

PijarPsikologi.2018. Self Acceptance Menyusun Kebahagian Menerima Diri Sendiri.

https://pijarpsikologi.org/self-acceptance-menyusun-kebahagiaan-menerima-diri-sendiri/  

0 komentar:

Posting Komentar