Bu
Tejo Adalah Pelaku?
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45
Yogyakarta
Dosen Pengampu : Dr. Arundati
Shinta, MA
Bu Tejo di Film Tilik (Capture Youtube)
Oleh Yudit Ilham Ramadhana / 19310410018
Bulan
Agustus 2020 kita sempat dihebohkan oleh film pendek berjudul “TILIK” yang
digarap oleh Ravacana Films. Film ini menceritakan sekumpulan ibu-ibu yang
hendak menjenguk ibu Lurah ke rumah sakit dengan sebuah truk. Dalam perjalanan
mereka membahas Dian, seorang kembang desa yang banyak didekati oleh lelaki.
Ibu-ibu yang berdiri diatas bak belakang truk pun asyik bergunjing tentang
status lajang Dian. Segala asumsi keluar dari mulut mereka, tapi ada satu yang
paling antusias membahas Dian, dia adalah bu Tejo. Sementara dalam rombongan
tersebut ada Yu Ning yang merupakan saudara jauh Dian, tentu saja ia akan
membela Dian dari gunjingan ibu-ibu diatas truk,termasuk gunjingan dari bu
Tejo.
Karakter
yang paling mencuri perhatian pada film tersebut tentu saja jatuh pada bu Tejo,
dengan memerankan karakter yang paling dibenci semua orang dan sungguh toxic. Tentu saja karakter ini sering
kita temui pada lingkungan sosial kita, yaitu karakter yang suka bergosip
dengan membicarakan aib orang lain. Bahkan keseharian kita selalu berdampingan
dengan gosip, ntah itu dari media sosial, lingkungan sosial, berita, bahkan
acara televisi pun memiliki acara gosip.
Sulit rasanya untuk menghindar dari
gosip atau pergunjingan. Bahkan ada yang menjadikan gosip sebagai hobi diwaktu
senggangya, tanpa mereka sadari bahwa perbuatan mereka dapat membahayakan orang
lain. Bahkan tanpa disadari, terkadang kita menjadi pelaku gosip pada orang-orang
terdekat kita. Dilansir dari TribunManado, Mark Leary, PhD, profesor psikologi
dan ilmu saraf di Universitas Duke yang mengambil spesialisasi dalam psikologi
sosial dan pribadi menjelaskan pada Health, bergosip adalah insting dasar
manusia karena kehidupan kita berakar dalam kelompok, tak hanya hidup
berkelompok, kita pun bergantung pada orang-orang dalam kelompok untuk bertahan
hidup.
Gosip atau pergunjingan memang benar
selalu ada pada lingkungan kita, tinggal bagaimana kabar gosip itu tersiar,
gosip baik atau gosip buruk. Kita sebagai mahasiswa sebagai agen of change tentunya dapat
memulai dari diri kita sendiri untuk mencoba menghindari “menggosip” orang lain
dengan gosip buruk. Tanamkan pada diri kita dahulu kemudian orang lain bahwa melakukan gosip buruk
itu membahayakan orang lain, seperti menganggu kesehatan mentalnya. Seperti
pada film Tilik, Dian yang merupakan korban gosip pun terlihat sedih dan
menangis atas perlakuan bu Tejo ke padanya.
Referensi
Nova. (2019). TribunManado. “Menurut Ahli Kejiwaan Orang yang Suka Bergosip
Seperti Ini”
0 komentar:
Posting Komentar