Dampak Adanya Anggota Kelompok yang Suka Mengadu pada Pimpinan
Andi Purnawan/19310410002
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Dosen Pembimbing: Dr. Arundati Shinta, MA.
Bekerja merupakan suatu kelaziman bahkan sudah menjadi suatu tuntutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berbagai pekerjaan dilakukan baik yang bersifat individu maupun kelompok yang tentunya bergabung dalam suatu perusahan atau instansi baik negeri maupun swasta. Jika berbicara soal perusahaan, seseorang yang bergabung tentu berstatus sebagai karyawan. Sebagai karyawan, tentu seseorang tidak bisa bekerja dengan sendirinya. Setiap hari berinteraksi dan melakukan kerja sama untuk menjalankan operasional perusahaan sesuai dengan divisi masing-masing.
Berinteraksi dengan berbagai rekan kerja tentu dapat
semakin mengenal bermacam karakter dan sikap kerja masing-masing dari mereka.
Tidak bisa dipungkiri, model rekan kerja ”penjilat” atau yang sering dikenal
sebagai si tukang mengadu dapat dijumpai di tempat dimana kita mencari
penghasilan. Model rekan kerja seperti itu sangat tidak sehat bagi
keberlangsungan kinerja karyawan yang lainnya. Sebab, tujuan dari si penjilat
tadi bersifat individualis. Tujuan rekan kerja tersebut ingin mendapat
perhatian lebih dan terlihat menonjol di antara rekan-rekan kerjanya, atau
ingin mempromosikan dirinya agar mendapat jabatan yang lebih tinggi (Afifullah,
2017).
Sebagai karyawan yang bersifat makhluk sosial dan
mempunyai citra kerja yang tinggi tentu sangat menyayangkan rekan kerja yang
mudah mengadu pada atasan. Mereka susah untuk di tindak lanjuti. Hal yang
dilakukan si pengadu mirip seperti seorang detektif yang memata-matai rekan
kerjanya sendiri. Ketika melihat ada rekan satu-dua orang rekan kerjanya yang
duduk-duduk santai atau kebetulan sedang iseng membuka media sosial, si tukang ngadu ini tidak segan-segan melaporkan.
Mereka selau menilai buruk rekan-rekannya saat bekerja yang merupakan santapan
bahan informasi panas untuk segera di adukan ke keatasan.
Tempat kerja merupakan salah satu macam kelompok sosial. Rekan
kerja yang mudah mengadu atau melapor-laporkan kinerja rekannya sendiri tentu
akan menjadi toxic dalam kelompok
kerja tesebut. Apa saja bahaya yang terjadi jika dalam tempat kerja terdapat
hal semacam itu:
(1). Kacaunya sistem team work di lapangan. Rekan seperti itu
memandang buruk kinerja rekan-rekannya yang lain. Hal tersebut berpengaruh
dalam penyelesaiian kerja yang bersifat kerja sama tim.
(2). Memunculkan sikap saling benci dan
persaingan tidak sehat antara karyawan yang lain. Karyawan yang lain merasa
seolah-olah kinerjanya terawasi di setiap geraknya.
(3). Terancamnya rekan kerja yang lain.
Hasil laporan dari rekan si pengadu jika diterima tidak secara selektif dan
bijak tentu atasan akan mudah mempercayainya, yang nantinya surat peringatan
bahkan pemecatan langsung dijatuhkan ke rekan yang dilaporkan.
(4). Hilangnya rasa kekeluargaan di
tempat kerja dan lebih parahnya menimbulkan sikap saling menjatuhkan sebagai
aksi balas dendam dari rekan lain.
Kunci kelompok sosial yang sehat terdapat dua hal, yaitu
kesadaran dan komunikasi. Kesadaran harus terbentuk mengingat semua anggota
kelompok memiliki peran yang sama-sama penting dan sama-sama memiliki tujuan
yang sama. Saling menjatuhkan dalam hal ini contohnya sering mengadu ke
pimpinan merupakan tindakan yang bisa digolongkan sebagai penyakit sosial dan
terkesan egois. Jika, dalam kelompok kerja mendapati rekan yang seperti itu,
diperlukan kecerdasan komunikasi. Semua bisa diselesaikan dengan diskusi dan
bersifat dialog serta tidak mencerna laporan secara mentah-mentah.
Referensi:
Afifullah, Iip. (2017). 10 Ciri Khas ‘Pegawai Penjilat’, Jangan
Dilakuin Ya!. IDN Times. Retrivied on October 03 2020 from:
https://www.idntimes.com/life/career/iip-afifullah/ciri-pegawai-penjilat-c1c2
0 komentar:
Posting Komentar