Gambaran
Umum Teori Konstruk Persona
Lidya Aritonang
19310410033
FX Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A.
Teori konstruk personal dari George Kelly
tidak sama dengan teori kepribadian lainnya. Sebelumnya teori ini disebut
dengan teori kognitif, teori perilaku, teori eksistensial, dan teori
fenomenologi. Lebih tepat untuk menyebut teori ini adalah istilah “metateori”
atau teori mengenai teori-teori. Menurut Kelly (termasuk yang membuat teori
kepribadian) mengantisipasi suatu peristiwa melalui makna atau interpretasi yang
mereka letakkan pada peristiwa tersebut (Stevebs & Walker). Makna atau
interpretasi ini disebut dengan konstruk.
A.Biografi George Kelly
George A. Kelly lahir tahun 1905 di Perth,
Kansas. Kelly mendalami bidang oratory, public speaking, dramatics, serta pemerintahan.
Meraih gelar doktoral dari Universitas of Iowa. 12 tahun mendalami bidang
pendidikan dan mengembangkan konseling klinis di Kansas Barat. Pascasarjananya
di University of Kansas, University of Minnesota, dan University of Edinburgh Kelly
mendapatkan gelar Profesor Psikologinya di Ohio State University dan Brandeis
University. Tahun 1955 menulis teori dalam 2 volume buku: “The Pshychology of
Personal Construct”.
Teori
konstruk personal tidak berusaha untuk menjelaskan alam, melainkan sebuah teori
mengenai konstruksi manusia terhadap peristiwa-peristiwa: yaitu pencarian
pribadi mereka ke dalam dunia mereka. Konsep tersebut merupakan “psikologi dari
perjalanan manusia. Ia tidak hanya mengatakan mengenai apa yang sudah atau akan
ditemukan, tetapi juga menawarkan mengenai bagaimana kita dapat berjalan untuk
mencari halhal tersebut” (Kelly, 1970).
B.Model Konstruk Teori
> Kelly mendasarkan teori kepribadiannya pada pandangan tentang ilmu pengetahuan dan karakteristik penyelidikan ilmiah yang eksplisit.
>Para ilmuwan itu mencari kebenaran.
>Tiap teori yang berbeda memiliki
kegunaan yang berbeda.
>Constructive alternativsm (alternativisme kontrukstif)
: konstruk ilmiah alternative yang dapat memberikan pandangan yang berguna
tentang dunia.
C.Struktur Kepribadian
Ø>Teori kepribadian Kelly memiliki dasar terkait
dengan pikiran individu (kognitif).
Ø>Proses kognitif merupakan pusat kepribadian
individu, sedangkan emosi dan perilaku dipengaruhi oleh kognisi.
Ø>Relasi sosial sebagai usaha
individu untuk memahami konstruk personal individu lainnya.
Ø>Variabel struktural kunci dalam teori kepribadian
Kelly adalah konstruk personal.
Ø>Konstruk (construct) adalah konsep yang digunakan
untuk menginterpretasikan, atau menerjemahkan, dunia.
Ø>Paling tidak ada tiga elemen yang
perlu untuk membentuk suatu konstruk.
Ø>Dua dari elemen tersebut harus dipahami sebagai yang
berbeda dari dua lain.
Dalam memahami edua elemen diterjemahkan sebagai
yang mirip membentuk similiarity pole (kutub kemiripan) konstruk tersebut; cara
di mana mereka berlawanan dengan eleman ketiga membentuk constract pole (kutub
kontras) konstruk tersebut.
1. Construction Corollary Manusia mengantisipasi
peristiwa dengan membentuk replikasi (pada peristiwa yang temanya sama).
2. Individuality Corollary Manusia
berbeda-beda dalam membuat konstruk atas peristiwa yang sama (tergantung
interpretasi masingmasing) adanya perbedaan individu, bagaimana individu
menerima atau menginterpretasi suatu peristiwa.
3. Organization corollary Manusia cenderung
untuk mengatur konstruk individualnya berdasarkan pandangannya terhadap
hubungan antar konstruk itu (hirarki).
4. Dichotomy Corollary Sistem konstruk
manusia terdiri atas sejumlah konstruk dikotomis/bipolar
5. Choice Corollary Manusia memilih
sendiri alternatif dari konstruk dikotomis tersebut berdasarkan keinginannya
untuk memperjelas atau memperluas system konstruknya.
6. Range Corollar. Suatu konstruk hanya
dapat digunakan untuk mengantisipasi peristiwa tertentu saja (ada yang dapat
digunakan beragam situasi/orang, ada juga hanya dapat digunakan situasi yang
sangat terbatas.
7. Experience Corollary Sistem konstruksi
manusia berubah sebgai hasil dari pengalaman manusia yang berubah.
8. Modulation Corollary Variasi dalam
system konstruk dibatasi oleh permeabilitas konstruk tersebut.
9. Fragmentation Corollary Manusia dapat
mentoleransi berbagai subsistem konstruksi yang bertentangan satu sama lain
tanpa memodifikasi konstruk keseluruhan.
10. Commonality Corollary Sampai dengan
taraf tertentu, manusia dapat menerapkan konstruksi yang sama dengan orang lain
jika proses psikologisnya sama (norma kultural, moralitas, idealitas).
11. Sociality Corollary Sampai taraf
tertentu, manusia membentuk proses konstruksi dari orang lain, ia dapat
berperan dalam suatu proses social yang melibatkan orang lain
D.Perkembangan
Kepribadian
Berdasarkan pengamatan
Sechrest (1963) pada Teori Kepribadian (Prof.Dr.Syamsu Yusuf LN, M.pd), Kelly
tidak pernah mengemukakan secara eksplisit tentang system konstruknya yang
asli. Kelly menyatakan bahwa konstruk-konstruk itu berasal/bersumber dari usaha
mengkonstruksi replica (jawaban-jawaban) atas peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Dia telah mengelaborasi berbagai jenis peristiwa, sehingga terjadinya
konstruk-konstruk yang berbeda, seperti konstruk permeable dan impermeable,
system konstruk yang sederhana dan rumit (kompleks)
Kelly
berpendapat bahwa perkembangan itu ditekankan kepada konstruk preverbal pada
masa infancy (bayi, kanak-kanak) dan penafsiran budaya yang terlibat dalam
proses harapan-harapan yang dipelajari/dialami. Orang memiliki kelompok budaya
yang sama dan mereka mengembangkan cara-cara tertentu dalam mengkonstruk
peristiwa-peristiwa, dan mereka pun mengembangkan jenis-jenis harapan yang sama
mengenai jenis-jenis perilaku tertentu.
Berdasarkan
hasil penelitiansehubungan dengan pandangan Kelly di atas, telah menunjukkan
temuan-temuannya, di antaranya Signell (1966) pada teori Kepribadian
(prof.Dr.Syamsu yusuf LN, M.pd) mengemukakan bahwa di antara usia 9 dan 16
tahun, anak-anak menjadi lebih kompleks ranah kognisinya, yaitu perkembangan
mereka cenderung menjadi lebih abstrak dalam cara berpikirnya. Mereka memiliki
sejumlah cara yang lebih luas dalam menafsirkan lingkungannya, dan mereka juga
lebih fleksibel dalam menafsirkan peristiwa-peristiwa.
Dua
macam penelitian lain telah dilaporkan, bahwa ada relevansi masalah faktor
penentu struktur kognitif yang kompleks. Studi pertama mengemukakan, bahwa
tingkat kompleksitas kognitif subjek berkaitan erat dengan tingkat kompleksitas
rangsangan yang mereka peroleh pada masa anak-anak (Sechrest & Jackson,
1961) pada teori Kepribadian (Prof.DrSyamsu yusuf LN, M.pd).
Studi kedua (Cross, 1966) pada teori Kepribadian (prof.Dr.Syamsu yusuf LN,
M.pd) menemukan bahwa orang tua yang memiliki ranah kognitifnya yang kompleks
(kaya ide, luas dalam berpikir) lebih menunjang berkembangnya kemandirian anak
(autonomy) dan kurang mendukung perkembangan sifat otoriter, dibandingkan
dengan orangtua yang kompleksitas kognitifnya rendah.
Untuk mengembangkan
kompleksitas kognitif atau struktur yang kompleks maka kepada anak perlu:
(1) diberiakan kesempatan untuk menguji berbegai
peristiwa yang berbeda, dan
(2) diberikan berbagai pengalaman yang beragam.
Masalah faktor-faktor yang menentukan isi konstruk dan kompleksitas system
konstruk adalah suatu hal yang sangat penting. Hal ini terutama karena ada
relevansinya dengan bidang pendidikan, yaitu bahwa pendidikan akan mampu
mengembangkan system konstruk yang kompleks, fleksibel, dan adaptif.
E. Psychopathology
Teori
lain di samping konsep anxiety dan threat, Kelly juga mengemukakan teori
tentang psychopathology. Psychopathology ini meliputi konsep-konsep aggression,
hostility, dan guilt.
Menurut Kelly, agresi itu melibatkan elaborasi yang aktif di bidang persepsi
seseorang. Agresi ini memiliki dua kutub yang ekstrim, yaitu kutub inisiatif
(penuh daya) dan kutub yang kaku (inertia). Berlawanan dengan agresi, hostility
(permusuhan) melibatkan usaha yang berkesinambungan untuk memaksa bukti-bukti
yang valid/sah dari yang lain. Hostility terjadi, manakala seseorang mencoba
memaksa bukti dari dalam prediksi sosial yang telah diakui sebagai suatu
kegagalan. Seseorang mencoba membuat orang lain berperilaku seperti yang
diharapkannya. Hal ini bukan disposisi untuk berbuat jahat; dan perbuatan tak
adil (injury) merupakan suatu hasil hostility yang incidental dalam mewujudkan
tujuan. Hostility digunakan untuk melindungi system konstruk tempat individu
mencoba untuk membuat oranglain berbuat dengan cara yang sesuai dengan
harapannya (bertindak).
Dapat
dikemukakan bahwa lawan dari agresi adalah tidak aktif (inactivity), dan lawan
dari hostility adalah keingintahuan (curiosity) dan respect (hormat) kepada
oranglain.
Adapun guilt (rasa bersalah) diartikan sebagai kesadaran mengusir pribadi (the
self) dari struktur inti. Guilt tidak melibatkan evil (kejahatan/dosa), dan
juga superego. Guilt merupakan pembuangan psikologis (pengasingan psikis) dari
struktur inti not morally wrong.
Sebagai contohnya:
Seorang waniota yang mempersepsi/mendefinisikan dirinya sebgai seorang ibu, dia akan merasa guilty jika dia tidak dapat melahirkan anak, dan seorang anak yang mendefinisikan dirinya sebagai orang yang jujur (honest), akan merasa guilty manakala dia mengkonstruksi perilakunya sebagai tukang contek dan sebalikn ya.]
Agresif dan hostility mungkin mengakibatkan individu merasa guilty. DSelanjutnya Kelly mendefinisikan psychopathology sebagai gangguan fungsi dalam menggunakan system konstruk terhadap peristiwa-peristiwa. Gangguan (disorder) dapat diartikan sebagai konstruk pribadi yang digunakan secara berulang-ulang karena perasaan dendam/benci yang tidak valid. Gangguan psikologis adalah gangguan yang melibatkan anxiety. Lebih tepatnya lagi, gangguan psikologis itu merupakan gangguan yang melibatkan anxiety, dan usaha individu yang diulang untuk membangun kembali perasaan, sehingga mampu mengantisipasi peristiwa-peristiwa.
Kelly mengemukakan , bahwa ada perasaan yang mengganggu komunikasi, yaitu
gangguan yang melibatkan anxiety. Seperti seorang “neorotic” adalah orang yang
sangat bingung menemukan cara-cara baru dalam mengkonstruk peristiwa-peristiwa
dalam lingkungannya/dunianya. Kadang-kadang dia bekrja diatas
peristiwa-peristiwa yang kecil, dan kadang-kadang juga diatas
peristiwa-peristiwa yang besar; akan tetapi dia selalu menangis /mengusir
anxiety. Sedangkan orang yang normal juga hidupnya mengalami anxiety. Tetapi
dia membuka dirinya untuk mengurangi kebingungannya dalam hubungannya dengan
revisi system konstruknya yang terus-menerus. Dia menghindari kegagalan dalam
kekacauan anxiety dengan bertumpu/mempercayakan kepada superdinate dan
permeable dari system konstruknya.
Contoh yang baik dari konstruk psychopathology Kelly ini adalah kasus bunuh
diri (suicide). Suicide ditafsirklan oleh parea psikoanalitik adalah sebagai
batinnhya hostility. Setiap suicide adalah sebuah pembunuhan yang potensial.
Ini semua disebabkan, karena anxiety atau guilt, hostility yang diarahkan
kepada oranglain, menjadi berbalik arah kepada dirinya sendiri. Tidak sama
dengan penafsiran di atas, Kelly menasfirkan suicide sebagai perbuatan untuk
menvalidasikan hidupnya, atau tindakan penyerahan/pengorbanan diri. Suicide
terjadi karena akibat fatalism atau karena anxiety yang total, atau karena
peristiwa yang dihadapi itu membingungkan; atau juga disebabkan karena segala
sesuatu itu begitu susah untuk diprediksi.
Psycho[pathology itu merupakan respon yang tidak sehat terhadap anxiety.
Bentuk-bentuk respon itu adalah sebagai berikut.
a. Construction (menegangkan), ayitu cenderung ditemukan pada orang yang mengalami depresi; orang yang sangat terbatas interesnya, yang sempit atensinya terhadap hal-hal yang lebih kecil; juga orang yang sempit persepsinya untuk mengurangi ketidak cocokan/hal-hal yang berlawanan.
b. Dilation (memuai/memperlebar), yaitu yang memperlebar persepsinya. Sering ditemukan pada perilaku orang yang mengidap/mengalami manic (kegemaran berlebih-lebihan, kegagalan); atau a flight of ideas; excessivevemotor activitaty.
c. Exssively Impermeable 9inflexible), kaku, sempit cara berpikirnya/menutup diri, menolak rangsang dari orang lain, dan bersifat kompulsif.
F.
Implikasi Teori Kepribadian Kelly terhadap Bimbingan damn Konseling
Proses perubahan
(change) yang konstruktif didiskusikan oleh Kelly dengan maksud sebagai upaya
mengembangkan system konstruk yang lebih baik. Upaya itu dapat dilakukan
melalui bimbingan dan konseling, yaitu suatu proses bantuan terhadap klien
dalam mengembangkan prediksi-prediksinya. Dalam bimbingan dan
konseling/psikoterapi, klien dilatih untuk menjadi scientist yang baik. Dengan
demikian bimbingan dan konseling/psikoterapi dapat juga diartikan sebagai suatu
proses merekonstruksi system konstruk. Maksudnya adalah
(1) mengganti beberapa konstruk yang ada,
(2) menambahkan konstruk yang baru,
(3)
mengerutkan beberapa konstruk, sementara yang lain dilonggarkan (loosened), dan
(4)
menjadikan lebih permeable sedangkan yang lain menjadi lebih kurang permeable
(less permeable). Berdasarkan ini, bimbingan dan konseling/psikoterapi dapat
diartikan sebagai rekonstruksi psikologis tentang kehidupan (psychotherapy is
the psychological reconstruction of life).
Menurut
Kelly, ada tiga kondisi yang mendukung bagi pembentukan konstruk yang baru atau
perubahan pribadi, yaitu sebagai berikut.
a. Atmosphere of experimentation.
Bimbingan
dan konseling/psikoterapi merupakan satu bentuk ekspresimentasi. Dalam
bimbingan dan konseling/psikoterapi diciptakan suasana yang nyaman, dan adanya
penerimaan atas hipotesa yang diajukan. Dalam terapi konstruk, dan hipotesa
diperbaiki berdasarkan bukti-bukti empiris. Konselor/terapis membantu
klien/konseli agar berkembang menjadi scientist yang baik dengan upaya
(penciptaan atsmosfir/iklim) yangh:
(a) permisif dan responsive,
(b) melengkapi/member alat eksperimentasi kepada
klien, dan
(c) mendorong klien untuk membuat hipotesa.
b. Provision of new elements.
Kondisi yang menguntungkan untuk terjadinya
perubahan (change) yang konstruktif memerlukan/meliputi elemen-elemen baru yang
relative tak terikat kepada konstruk yang lama. Elemen-elemen baru itu dapat
dikenalkan atau dikonfrontasikan kepada klien/konseli di ruangan
terapi/bimbingan dan konseling sebagai lingkungan yang terlindungi.
Terapis/konselor sendiri dapat menampilkan elemen baru dalam berhubungan dengan
klien, sehingga klien dapat mengembangkan konstruk-konstruk yang baru.
c. Validating data available.
Klien
diberi kesempatan untuk menguji keabsahan data, sehingga dia mampu membentuk
atau mengubah konstruknya lebih konstruktif.
Dalam hubungannya dengan penciptaan
kondisi yang kondusif bagi terjadinya perubahan dalam diri klien, Kelly
mengembangkan teknik terapeutik dalam diri klien, Kelly menegmbangkan teknik
terapeutik khusus, yaitu: fixed-role therapy. Terapi ini mengasumsikan bahwa
secara psikologis manusia itu adalah apa yang dia lakukan. Dengan teknik ini
klien didorong untuk menampakkan/mewujudkan dirinya dalam cara-cara yang baru,
berperilaku yang baru, dan mengkonstruk dirinya dalam cara yang baru, sehingga
dia menjadi manusia yang baru.
0 komentar:
Posting Komentar