25.10.20

 

Gambaran Umum Teori Konstruk Persona


Lidya Aritonang

19310410033

FX Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A.



 

 Teori konstruk personal dari George Kelly tidak sama dengan teori kepribadian lainnya. Sebelumnya teori ini disebut dengan teori kognitif, teori perilaku, teori eksistensial, dan teori fenomenologi. Lebih tepat untuk menyebut teori ini adalah istilah “metateori” atau teori mengenai teori-teori. Menurut Kelly (termasuk yang membuat teori kepribadian) mengantisipasi suatu peristiwa melalui makna atau interpretasi yang mereka letakkan pada peristiwa tersebut (Stevebs & Walker). Makna atau interpretasi ini disebut dengan konstruk.

A.Biografi George Kelly

 George A. Kelly lahir tahun 1905 di Perth, Kansas. Kelly mendalami bidang oratory, public speaking, dramatics, serta pemerintahan. Meraih gelar doktoral dari Universitas of Iowa. 12 tahun mendalami bidang pendidikan dan mengembangkan konseling klinis di Kansas Barat. Pascasarjananya di University of Kansas, University of Minnesota, dan University of Edinburgh Kelly mendapatkan gelar Profesor Psikologinya di Ohio State University dan Brandeis University. Tahun 1955 menulis teori dalam 2 volume buku: “The Pshychology of Personal Construct”.

Teori konstruk personal tidak berusaha untuk menjelaskan alam, melainkan sebuah teori mengenai konstruksi manusia terhadap peristiwa-peristiwa: yaitu pencarian pribadi mereka ke dalam dunia mereka. Konsep tersebut merupakan “psikologi dari perjalanan manusia. Ia tidak hanya mengatakan mengenai apa yang sudah atau akan ditemukan, tetapi juga menawarkan mengenai bagaimana kita dapat berjalan untuk mencari halhal tersebut” (Kelly, 1970).

B.Model Konstruk Teori

 Kelly mendasarkan teori kepribadiannya pada pandangan tentang ilmu pengetahuan dan karakteristik penyelidikan ilmiah yang eksplisit.

>Para ilmuwan itu mencari kebenaran.

 >Tiap teori yang berbeda memiliki kegunaan yang berbeda.

>Constructive alternativsm (alternativisme kontrukstif) : konstruk ilmiah alternative yang dapat memberikan pandangan yang berguna tentang dunia.

C.Struktur Kepribadian

Ø>Teori kepribadian Kelly memiliki dasar terkait dengan pikiran individu (kognitif).

Ø>Proses kognitif merupakan pusat kepribadian individu, sedangkan emosi dan perilaku dipengaruhi oleh kognisi.

 Ø>Relasi sosial sebagai usaha individu untuk memahami konstruk personal individu lainnya.

Ø>Variabel struktural kunci dalam teori kepribadian Kelly adalah konstruk personal.

Ø>Konstruk (construct) adalah konsep yang digunakan untuk menginterpretasikan, atau menerjemahkan, dunia.

 Ø>Paling tidak ada tiga elemen yang perlu untuk membentuk suatu konstruk.

Ø>Dua dari elemen tersebut harus dipahami sebagai yang berbeda dari dua lain.

    Dalam memahami edua elemen diterjemahkan sebagai yang mirip membentuk similiarity pole (kutub kemiripan) konstruk tersebut; cara di mana mereka berlawanan dengan eleman ketiga membentuk constract pole (kutub kontras) konstruk tersebut.

1. Construction Corollary Manusia mengantisipasi peristiwa dengan membentuk replikasi (pada peristiwa yang temanya sama).

2. Individuality Corollary Manusia berbeda-beda dalam membuat konstruk atas peristiwa yang sama (tergantung interpretasi masingmasing) adanya perbedaan individu, bagaimana individu menerima atau menginterpretasi suatu peristiwa.

3. Organization corollary Manusia cenderung untuk mengatur konstruk individualnya berdasarkan pandangannya terhadap hubungan antar konstruk itu (hirarki).

4. Dichotomy Corollary Sistem konstruk manusia terdiri atas sejumlah konstruk dikotomis/bipolar

5. Choice Corollary Manusia memilih sendiri alternatif dari konstruk dikotomis tersebut berdasarkan keinginannya untuk memperjelas atau memperluas system konstruknya.

6. Range Corollar. Suatu konstruk hanya dapat digunakan untuk mengantisipasi peristiwa tertentu saja (ada yang dapat digunakan beragam situasi/orang, ada juga hanya dapat digunakan situasi yang sangat terbatas.

7. Experience Corollary Sistem konstruksi manusia berubah sebgai hasil dari pengalaman manusia yang berubah.

8. Modulation Corollary Variasi dalam system konstruk dibatasi oleh permeabilitas konstruk tersebut.

9. Fragmentation Corollary Manusia dapat mentoleransi berbagai subsistem konstruksi yang bertentangan satu sama lain tanpa memodifikasi konstruk keseluruhan.

10. Commonality Corollary Sampai dengan taraf tertentu, manusia dapat menerapkan konstruksi yang sama dengan orang lain jika proses psikologisnya sama (norma kultural, moralitas, idealitas).

11. Sociality Corollary Sampai taraf tertentu, manusia membentuk proses konstruksi dari orang lain, ia dapat berperan dalam suatu proses social yang melibatkan orang lain

D.Perkembangan Kepribadian

Berdasarkan pengamatan Sechrest (1963) pada Teori Kepribadian (Prof.Dr.Syamsu Yusuf LN, M.pd), Kelly tidak pernah mengemukakan secara eksplisit tentang system konstruknya yang asli. Kelly menyatakan bahwa konstruk-konstruk itu berasal/bersumber dari usaha mengkonstruksi replica (jawaban-jawaban) atas peristiwa-peristiwa yang terjadi. Dia telah mengelaborasi berbagai jenis peristiwa, sehingga terjadinya konstruk-konstruk yang berbeda, seperti konstruk permeable dan impermeable, system konstruk yang sederhana dan rumit (kompleks)


            Kelly berpendapat bahwa perkembangan itu ditekankan kepada konstruk preverbal pada masa infancy (bayi, kanak-kanak) dan penafsiran budaya yang terlibat dalam proses harapan-harapan yang dipelajari/dialami. Orang memiliki kelompok budaya yang sama dan mereka mengembangkan cara-cara tertentu dalam mengkonstruk peristiwa-peristiwa, dan mereka pun mengembangkan jenis-jenis harapan yang sama mengenai jenis-jenis perilaku tertentu.
            Berdasarkan hasil penelitiansehubungan dengan pandangan Kelly di atas, telah menunjukkan temuan-temuannya, di antaranya Signell (1966) pada teori Kepribadian (prof.Dr.Syamsu yusuf LN, M.pd) mengemukakan bahwa di antara usia 9 dan 16 tahun, anak-anak menjadi lebih kompleks ranah kognisinya, yaitu perkembangan mereka cenderung menjadi lebih abstrak dalam cara berpikirnya. Mereka memiliki sejumlah cara yang lebih luas dalam menafsirkan lingkungannya, dan mereka juga lebih fleksibel dalam menafsirkan peristiwa-peristiwa.
            Dua macam penelitian lain telah dilaporkan, bahwa ada relevansi masalah faktor penentu struktur kognitif yang kompleks. Studi pertama mengemukakan, bahwa tingkat kompleksitas kognitif subjek berkaitan erat dengan tingkat kompleksitas rangsangan yang mereka peroleh pada masa anak-anak (Sechrest & Jackson, 1961) pada teori Kepribadian (Prof.DrSyamsu yusuf LN, M.pd).
Studi kedua (Cross, 1966) pada teori Kepribadian (prof.Dr.Syamsu yusuf LN, M.pd) menemukan bahwa orang tua yang memiliki ranah kognitifnya yang kompleks (kaya ide, luas dalam berpikir) lebih menunjang berkembangnya kemandirian anak (autonomy) dan kurang mendukung perkembangan sifat otoriter, dibandingkan dengan orangtua yang kompleksitas kognitifnya rendah.

Untuk mengembangkan kompleksitas kognitif atau struktur yang kompleks maka kepada anak perlu:

(1) diberiakan kesempatan untuk menguji berbegai peristiwa yang berbeda, dan

(2) diberikan berbagai pengalaman yang beragam.


    Masalah faktor-faktor yang menentukan isi konstruk dan kompleksitas system konstruk adalah suatu hal yang sangat penting. Hal ini terutama karena ada relevansinya dengan bidang pendidikan, yaitu bahwa pendidikan akan mampu mengembangkan system konstruk yang kompleks, fleksibel, dan adaptif.


E. Psychopathology


            Teori lain di samping konsep anxiety dan threat, Kelly juga mengemukakan teori tentang psychopathology. Psychopathology ini meliputi konsep-konsep aggression, hostility, dan guilt.
Menurut Kelly, agresi itu melibatkan elaborasi yang aktif di bidang persepsi seseorang. Agresi ini memiliki dua kutub yang ekstrim, yaitu kutub inisiatif (penuh daya) dan kutub yang kaku (inertia). Berlawanan dengan agresi, hostility (permusuhan) melibatkan usaha yang berkesinambungan untuk memaksa bukti-bukti yang valid/sah dari yang lain. Hostility terjadi, manakala seseorang mencoba memaksa bukti dari dalam prediksi sosial yang telah diakui sebagai suatu kegagalan. Seseorang mencoba membuat orang lain berperilaku seperti yang diharapkannya. Hal ini bukan disposisi untuk berbuat jahat; dan perbuatan tak adil (injury) merupakan suatu hasil hostility yang incidental dalam mewujudkan tujuan. Hostility digunakan untuk melindungi system konstruk tempat individu mencoba untuk membuat oranglain berbuat dengan cara yang sesuai dengan harapannya (bertindak).
            Dapat dikemukakan bahwa lawan dari agresi adalah tidak aktif (inactivity), dan lawan dari hostility adalah keingintahuan (curiosity) dan respect (hormat) kepada oranglain.
Adapun guilt (rasa bersalah) diartikan sebagai kesadaran mengusir pribadi (the self) dari struktur inti. Guilt tidak melibatkan evil (kejahatan/dosa), dan juga superego. Guilt merupakan pembuangan psikologis (pengasingan psikis) dari struktur inti not morally wrong.
Sebagai contohnya:

     Seorang waniota yang mempersepsi/mendefinisikan dirinya sebgai seorang ibu, dia akan merasa guilty jika dia tidak dapat melahirkan anak, dan seorang anak yang mendefinisikan dirinya sebagai orang yang jujur (honest), akan merasa guilty manakala dia mengkonstruksi perilakunya sebagai tukang contek dan sebalikn ya.]

    Agresif dan hostility mungkin mengakibatkan individu merasa guilty. DSelanjutnya Kelly mendefinisikan psychopathology sebagai gangguan fungsi dalam menggunakan system konstruk terhadap peristiwa-peristiwa. Gangguan (disorder) dapat diartikan sebagai konstruk pribadi yang digunakan secara berulang-ulang karena perasaan dendam/benci yang tidak valid. Gangguan psikologis adalah gangguan yang melibatkan anxiety. Lebih tepatnya lagi, gangguan psikologis itu merupakan gangguan yang melibatkan anxiety, dan usaha individu yang diulang untuk membangun kembali perasaan, sehingga mampu mengantisipasi peristiwa-peristiwa.


    Kelly mengemukakan , bahwa ada perasaan yang mengganggu komunikasi, yaitu gangguan yang melibatkan anxiety. Seperti seorang “neorotic” adalah orang yang sangat bingung menemukan cara-cara baru dalam mengkonstruk peristiwa-peristiwa dalam lingkungannya/dunianya. Kadang-kadang dia bekrja diatas peristiwa-peristiwa yang kecil, dan kadang-kadang juga diatas peristiwa-peristiwa yang besar; akan tetapi dia selalu menangis /mengusir anxiety. Sedangkan orang yang normal juga hidupnya mengalami anxiety. Tetapi dia membuka dirinya untuk mengurangi kebingungannya dalam hubungannya dengan revisi system konstruknya yang terus-menerus. Dia menghindari kegagalan dalam kekacauan anxiety dengan bertumpu/mempercayakan kepada superdinate dan permeable dari system konstruknya.


    Contoh yang baik dari konstruk psychopathology Kelly ini adalah kasus bunuh diri (suicide). Suicide ditafsirklan oleh parea psikoanalitik adalah sebagai batinnhya hostility. Setiap suicide adalah sebuah pembunuhan yang potensial. Ini semua disebabkan, karena anxiety atau guilt, hostility yang diarahkan kepada oranglain, menjadi berbalik arah kepada dirinya sendiri. Tidak sama dengan penafsiran di atas, Kelly menasfirkan suicide sebagai perbuatan untuk menvalidasikan hidupnya, atau tindakan penyerahan/pengorbanan diri. Suicide terjadi karena akibat fatalism atau karena anxiety yang total, atau karena peristiwa yang dihadapi itu membingungkan; atau juga disebabkan karena segala sesuatu itu begitu susah untuk diprediksi.


Psycho[pathology itu merupakan respon yang tidak sehat terhadap anxiety. Bentuk-bentuk respon itu adalah sebagai berikut.

a. Construction (menegangkan), ayitu cenderung ditemukan pada orang yang mengalami depresi; orang yang sangat terbatas interesnya, yang sempit atensinya terhadap hal-hal yang lebih kecil; juga orang yang sempit persepsinya untuk mengurangi ketidak cocokan/hal-hal yang berlawanan.

b. Dilation (memuai/memperlebar), yaitu yang memperlebar persepsinya. Sering ditemukan pada perilaku orang yang mengidap/mengalami manic (kegemaran berlebih-lebihan, kegagalan); atau a flight of ideas; excessivevemotor activitaty.

c. Exssively Impermeable 9inflexible), kaku, sempit cara berpikirnya/menutup diri, menolak rangsang dari orang lain, dan bersifat kompulsif.

F. Implikasi Teori Kepribadian Kelly terhadap Bimbingan damn Konseling

Proses perubahan (change) yang konstruktif didiskusikan oleh Kelly dengan maksud sebagai upaya mengembangkan system konstruk yang lebih baik. Upaya itu dapat dilakukan melalui bimbingan dan konseling, yaitu suatu proses bantuan terhadap klien dalam mengembangkan prediksi-prediksinya. Dalam bimbingan dan konseling/psikoterapi, klien dilatih untuk menjadi scientist yang baik. Dengan demikian bimbingan dan konseling/psikoterapi dapat juga diartikan sebagai suatu proses merekonstruksi system konstruk. Maksudnya adalah

(1) mengganti beberapa konstruk yang ada,

(2) menambahkan konstruk yang baru,

 (3) mengerutkan beberapa konstruk, sementara yang lain dilonggarkan (loosened), dan

 (4) menjadikan lebih permeable sedangkan yang lain menjadi lebih kurang permeable (less permeable). Berdasarkan ini, bimbingan dan konseling/psikoterapi dapat diartikan sebagai rekonstruksi psikologis tentang kehidupan (psychotherapy is the psychological reconstruction of life).


            Menurut Kelly, ada tiga kondisi yang mendukung bagi pembentukan konstruk yang baru atau perubahan pribadi, yaitu sebagai berikut.

a. Atmosphere of experimentation.

            Bimbingan dan konseling/psikoterapi merupakan satu bentuk ekspresimentasi. Dalam bimbingan dan konseling/psikoterapi diciptakan suasana yang nyaman, dan adanya penerimaan atas hipotesa yang diajukan. Dalam terapi konstruk, dan hipotesa diperbaiki berdasarkan bukti-bukti empiris. Konselor/terapis membantu klien/konseli agar berkembang menjadi scientist yang baik dengan upaya (penciptaan atsmosfir/iklim) yangh:

(a) permisif dan responsive,

(b) melengkapi/member alat eksperimentasi kepada klien, dan

(c) mendorong klien untuk membuat hipotesa.

b. Provision of new elements.

             Kondisi yang menguntungkan untuk terjadinya perubahan (change) yang konstruktif memerlukan/meliputi elemen-elemen baru yang relative tak terikat kepada konstruk yang lama. Elemen-elemen baru itu dapat dikenalkan atau dikonfrontasikan kepada klien/konseli di ruangan terapi/bimbingan dan konseling sebagai lingkungan yang terlindungi. Terapis/konselor sendiri dapat menampilkan elemen baru dalam berhubungan dengan klien, sehingga klien dapat mengembangkan konstruk-konstruk yang baru.

c. Validating data available.

            Klien diberi kesempatan untuk menguji keabsahan data, sehingga dia mampu membentuk atau mengubah konstruknya lebih konstruktif.

            Dalam hubungannya dengan penciptaan kondisi yang kondusif bagi terjadinya perubahan dalam diri klien, Kelly mengembangkan teknik terapeutik dalam diri klien, Kelly menegmbangkan teknik terapeutik khusus, yaitu: fixed-role therapy. Terapi ini mengasumsikan bahwa secara psikologis manusia itu adalah apa yang dia lakukan. Dengan teknik ini klien didorong untuk menampakkan/mewujudkan dirinya dalam cara-cara yang baru, berperilaku yang baru, dan mengkonstruk dirinya dalam cara yang baru, sehingga dia menjadi manusia yang baru.


REFERENSI

Schutz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius



0 komentar:

Posting Komentar