25.10.20

keunikan pribadi dari gordon allport

Lidya Aritonang

19310410033

FX Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A.



A.   Pendahuluan
Manusia umumnya sadar dengan apa yang sedang mereka lakukan, ataukah tingkah laku mereka merupakan hasil dari motif-motif tersembunyi yang tidak disadari?apakah beberapa orang pada dasarnya baik, sementara yang lainya jahat?ataukah semua orang berpotensi untuk menjadi baik sekaligus jahat?apakah hubungan manusia sebagian besar merupakan produk alam, ataukah umumnya dibentuk oleh pengaruh-pengaruh lingkungan? Dapatkah manusia memiliki secara bebas untuk membentuk kepribadian mereka sendiri?, ataukah hidup mereka sudah ditentukan oleh daya-daya yang jauh melampaui kontrol mereka?.
Para teoretisi mengandalkan cara-cara individual mereka sendiri untuk mengamati segala sesuatu, membuat mereka sampai kepada konsepsi yang berbeda-beda mengenai hakikat kemanusiaan. Sebaliknya, para teoretisi kepribadian generasi berikutnya menggunakan studi-studi yang lebih empiris untuk mempelajari perilaku manusia. Mereka mengembangkan model-model tentatif, hipotesis-hipotesis yang terus diuji, baru kemudian merumuskan kembali modek-model kepribadian tersebut. Dengan kata lain, mereka menerapkan peranti-peranti penyelidikan ilmiah dan teori ilmiah ke arena kepribadian manusia.
Para teoretisi kepribadian tidak pernah sepakat dengan satu definisi tunggal kepribadian. Mereka mengenbangkan teori-teori yang unik dan vital sendiri-sendiri justru karena tidak sepakat, dengan konsep hakikat kemanusian teoretisi lain,dan karena masing-masing melihat kepribadian dari sudut pandang individualnya. Para teoretisi kepribadian memiliki latar belakang yang beragam. Salah satunya Gordon Allport. Gordon Allport menggunakan pendekatan eklektis untuk membangun teorinya. Bagi Allport, teori yang luas dan komprehensif lebih banyak disukai ketimbang teori yang sempit dan spesifik meskipun teori yang luas tidak banyak membangkitkan hepotesis yang bisa diuji.


A.   Keunikan Pribadi dari Gordon Allport

1.      Biografi
      Gordon Willard Allport lahir pada 11 November 1897 di Mountezuma, Indiana, anak keempat dan bungsu dari John E. Allport dan Nellie Wise Allport. Awalnya ayahnya adalah seorang pengusaha, namun ketika Allport lahir beliau beralih pekerjaan dibidang obat-obatan (medis). Ibunya seorang guru. Pada waktu Gordon usia 6 tahun, keluarga mereka sudah berpindah tempat tiga kali, dan akhirnya menetap di Cleveland, Ohio. Gordon menggambarkan dirinya “terisolasi” secara sosial untuk menunjukan tingginya lingkaran aktivitasnya sendiri. Tahun 1915 Allport masuk Havard, mengikuti jejak kakanya, Floyd dan menerima gelar sarjananya pada tahun 1919 denga topik tentang filsafat dan ekonomi. Dia menghabiskan tahun akademis 1919-1920 di Eropa dengan mengajarkan bahasa Inggris dan sosiologi di Robert College di Istambul.
      Allport bertemu pertama kali dengan Sigmund Freud di Wina. Pertemuan dengan Freud ini sangat mempengaruhi pengembangan ide-ide Allport selanjutnya tentang kepribadian. Pertemuan ini menjadi dasar hubungan seumur hidup keduanya. Allport kembali ke Amerika Serikat dan memutuskan mengikuti program Ph.D. di Harvard. Setelah menyelesaikan gelarnya, dia menghabiskan waktu dua tahun berikutnya ke Eropa untuk belajar di bawah bimbingan psikolog besar Jerman Max Wertheimer, Wolfgang Koehler, William Stern, Heinz Werner.  Dua tahun beriktnya, Allport mengambil sebuah posisi di Dartmouth College. Empat tahun kemudian, dia kembali lagi ke Havard dan masi tetap tiinggal di sana selama sisa karier profesinya.
      Pada tahun 1925, Allport menikahi Lufkin Gould, yang ditemuinya ketika masih menjadi mahasiswa pancasarjana. Allport memiliki seorang putra, Robert, yang menjadi dokter anak, dan karenanya menjadi penghubung antara dua genersi dokter, sebuah fakta yang tampak menyenangkan bagi ayahnya.
      Allport banyak menerima penghargaan selama hidupnya. Pada 1939, dia dipipih sebagai presiden AmericaPsychological Association (APA). Pada 1963, dia menerima Gold Medal Award  dari APA. Di tahun 1966 mendapat penghargaan Richard Clarke Cabot Professor of Social Ethics yang pertama kali diadakan di Havard. Pada 9 Oktober 1967 Allport meninggal karena paru-paru. Dia seorang perokok berat.

2.      Konsep Pendekatan Gordon Allport

Gordon Allport adalah orang yang menekankan tentang keunikan individu.  Dia yakin bahwa upaya untuk menjelaskan manusia berdasarakn sifat-sifat umum sudah merampas keunikan indivualitas mereka. Karena Alasan inilah, Allport  keberatan denga teori-teori tentang karakter dan faktor kepribadian yang cenderung mereduksi perilaku individu kepada ciri umumnya. Dia menegaskan, contonya, derajat kebebalan seorang berbeda dari orang lain, begitu pula cara kebebalan berinteraksi dengan ekstraversi dan kreativitas tidak bisa ditiru orang lain.
Allport menyebut studi tentang individu ini ilmu morfogenis yang dipertentangkanya dengan metode nomotetis yang digunaka kebanyakan psikolog lain. Metode morfogenis lebih banyak mengumpulkan data dari satu individu tunggal, sementara metode nomotetis mengumpulkanya dari sekelompok orang.
Di sisi lain, Allport juga menentang partikularisme atau teori-teori yang menekankan satu aspek tunggal kepribadian saja. Psikolog harus selalu sadar kalau banyak hakikat manusia yang tidak bisa tercakup dalam satu kerangka teori apapun. Bagi Allport, sekali lagi, teori yang luas dan komprehensif lebih banyak disukai ketimbang teori yang sempit dan spesifik meskipun tidak bisa membangkitkan banyak hipotesis yang bisa diuji.

3.      Pendekatan Allport Bagi Teori Kepribadian  Apakah Kepribadian?

Pengejarannya terhadap definisi kepribadian adalah kasus klasik. Dia melacak etimologi kata pesona kembali ke akar bahasa Yunani, Latin Kuno, dan Etruska. Setelah melacak sejarah istilah ini, Allport memetakan 49 definisi kepribadian yang digunakan dalam teologi. Filsafat, hukum, sosiologi, dan psikologi.
      Kemudian dia menawarkan definisi ke-50 : “pengorganisasian dinamis dalam diri individu dimana sistem psikofisiknya menentukan penyesuaian unik terhadap lingkunganya”. Pada 1961dia mengubah frasa terakhir menjadi “menetukan kareakteristik perilaku dan pikiranya”. Dia menyadari bahwa frasa “penyesuain unik terhadap lingkungan” dapat diartikan bahwa manusia hanya sekedar beradaptasi dengan lingkunganya saja. Dalam definisinya Allport menekankan gagasan bahwa perilaku bersikap ekspresif sekaligus adaptif . manusia tidak hanya menyesuaikan diri dengan lingkunganya, tetapi juga berkaca kepadanya dan berinteraksi denganya dengan suatu cara, seperti menyebabkan lingkungan menyesuaikan diri denganya.
      Kepribadian adalah sesuatu yang teroganisasikan dan terpolakan. Namun begitu, pengorrganisasian selau berubah. Kepribadian bukanlah pengorganisasian yang statis dia terus bertumbuh atau berubah.  Istilah lain dalam difinisi ini yang menunjukan tindakan adalah “menentukan”,yang di artikan “kepribadian adalah sesuatu dan melakukan sesuatu”. Dengan kata lain, kepribadian bukan hanya topeng yang kita kenakan, tidak juga hanya sekedar perilaku. Dia mengacu kepada individu dibelakang tampilan, pribadi dibelakang tindakan.
      Dengan istilah “karakteristik” Allport berharao dapat menunjukan “individalitas” atau “keunikan”. Semua pribadi memegang tanda unik meraka atau memeluk kepribadian mereka, di mana perilaku dan pikiran mereka yang khas menjadikan mereka berbeda dari orang lain. Kepribadian bersifat fisik sekaligus psikologis, mencakup perilaku yang tampak dan pikiran yang terungkap. Kepribadian bukan hanya sesuatu, tetapi juga  melakukan sesuatu. Kepribadian adalah substansi sekaligus perubahan, produk sekaligus proses, struktur sekaligus pertumbuhan.

Apakah Peran dari Motivasi yang Disadari?

Allport menekankan pentingnya motivasi yang disadari. Orang dewasa yang sehat pada umumnya sadar dengan apa yang meraka kerjakan dan alasan menerjakanya. Penekananya terhadap motivasi yang disadari ini bermula dari pertemuanya dengan Freud di Wina. Allport menekankan bahwa motivasinya cukup disadari. Dia hanya ingin tahu gagasan Freud tentang fobia terhadap kekotoran pada anak kecil yang di temuinya di trem. Dia menyadari fakta bahwa sejumlah motivasi didorong oleh implus-implus yang tersembunyi dan dorongan-doronga yang tersublim. Dia yakin contonya, bahwa kebanyakan perilaku kompulsif  adalah repetisi otomatis, biasanya mempecudangi diri sendiri, dan termotivasi oleh kecenderungan-kecenderungan bawah sadar. Hal-hal ini sering kali berakar pada masa kanak-kanak dan mempertahankan pengertian kanak-kanak itu hingga dewasa.

    Apakah Ciri Pribadi yang Sehat?
Gordon Allport membuat hipotesis tentang sifat-sifat kepribadian dewasa. Beberapa asumsi umum dibutuhka agar kita bisa memahami konsepsi Allport tentang pribadi yang dewasa. Pertama, pribadi yang dewasa secara psikologis dicirikan oleh sikap proaktif, yaitu tidak hanya bereksi kepada stimuli eksternal, tetapi juga sanggup berindak dengan sadar terhadap lingkunganya. Sehinga lingkungan pun bereksi kepada mereka. Sikap proaktif tidak hanya langsung mereduksi tegangan, tetapi juga menciptakan tegangan.
Kedua, kepribadian yang dewasa tampaknya lebih termotivasikan oleh proses-proses sadar ketimbang kepribadian yang terdistorsi, menjadikan mereka lebih fleksibel dan mandir ketimbang pribadi sehat yang masih terus didominasi oleh motif-motif  bawah sadar yang muncul dari pengalaman kanak-kanak.
Apakah persyaratan yang lebih spesifik bagi kesehatan psikologis? Allport  mengidentifikasikan enam kriteria bagi kepribadian dewasa.
1.      Perluasan konsep diri. Mereka tidak berpusat pada diri sendiri, melainka sanggup menyelami masalah dan aktivitas-aktivitas di luar dirinya. Kepedulian sosial, keluarga, dan kehidupan spiritual dianggap oleh mereka penting karena aktivias-aktivitas ini mejadi bagian dari ekstensialnya. Setiap orang memiliki kecintaan diri namun, hanya pengembangan diri sajalah tanda kedewasaanya.
2.      Hubungan hangat dirinya dengan orang lain. Hubungan hangat tentunya tergantung pada kemampuan manusia meluaskan konsep diri. Individu yang sehat secara psikoligis meperlakukan orang lain dengan penuh penghargaan, dan mereka menydari bahwa kebutuhan, hasrat, dan harapan orang lain tidaklah berbeda dari yang mereka miliki.
3.      Rasa aman emosional atau penerimaan. Individu yang sehat menerima diri apa adanya, dan memiliki apa yang disebut muatan emotif . pribadi yang sehat tidak begitu jengkel jika terdapat hal-hal yang tidak berjalan sesuai rencana. Karena sadar bahwa rasa frustasi dan tidak nyaman adalah bagian dari hidup itu sendiri.
4.      Persepsi yang ralistis tentang lingkungan sekitarnya. Mereka lebih berorientasi kepada masalah dari pada egoismenya, dan bersentuhan dengan dunia seperti yang dilihat orang pada umumnya.
5.      Kedalaman wawasan (insight) dan humor. Wawasan dan humor berkaitan erat dan menjadi aspek dari satu hal yang sama, objektivikasi diri.
6.      Filsafat hidup yang menyatukan. Pribadi yang sehat memiliki konsep yang jelas tentang tujuan hidup. Tanpa ini, wawasan mereka akan terasa seperti kosong dan tandus, dan humor mereka akan merosot menjadi sinis. Filsafat hidup yang menyatukan bisa berupa agama. Pribadi dengan sikap religius yang dewasa dan filsafat hidup yang menyatukan memiliki suara hati yang berkembang dengan baik.

A.    Keunikan Individu Menurut “Gordon Allport”

            Allport tadak setuju dengan teori psikoanalisis. Menurutnya manusia normal adalah makhluk yang rasional yang diatur terutama oleh tujuan kesadarannya yang berakar di masa kini dan masa yang akan datang, bukan di masa lalu. Prinsip dasar tingkah laku adalah terus menerus bergerak mengalir. Karena itu konsep utama teori kepribadiannya menyangkut motivasi, yang membuat orang bergerak. Arus aktivitas itu memiliki unsur yang tetap (trait) dan unsur yang berubah-ubah.
            Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisik individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik dengan ingkungannya. Definisi kepribadian ini memiliki 3 unsur pokok :
1.      Dynamic organization
2.      Psychophysical systems
3.      Determine
            Allport juga mempertimbangkan untuk tidak memakai istilah karakter dan temperamen sebagai sinonim personaliti. Menurutnya, karakter bersebrangan dengan kepribadian yang menggambarkan deskripsi tingkah laku yang bebas dari penelitian (karakter adalah kepribadian yang menilai, dan kepribadian adalah karakter yang tidak menilai). Tempramen mengacu ke disposisi yang berkait erat dengan determinan biologi atau fisiologik. Sifat (trait) sebagai struktur neuropsikik membimbing orang untuk bertingkah laku yang konsisten lintas waktu dan tempat, merespon secara sama kelompok stimuli yang mirip. Sifat-sifat terpenting dari trait sebagai berikut :
1.      Nyata
2.      Membuat banyak stimuli berfungsi ekuivalen
3.      Mengubah/menentukan tingkah laku
4.      Empirik
5.      Kemandirian yang relatif
Allport membedakan antara trait umum dengan trait individual :
1.      Trait umum adalah sifat-sifat yang dimiliki bersama oleh banyak orang, dipakai untuk membandingka orang dari latar budaya yang berbeda.  Sekelompok orang lebih suka terbuka atau lebih sopan dibanding kelompok lain. Asumsi yang mendasari trait ini adalah persamaan evolusi dan pengaruh sosial.
2.      Trait individual merupakan manifestasi trait umum pada diri seseorang, sehingga selalu unik bagi orang itu, konstruk neuropsikik yang membimbing, mengarahkan dan memotivasi tingkah laku penyesuaian yang khas. Sifat unik itu merupakan gambaran yang tepat dari struktur kepribadian seseorang.
Menurut Allport pentingnya membedakan dua jenis trait ini lebih kepada perbedaan pendapatan riset. Pendekatan nomotetik mempelajari manifestasi sifat yang sama pada orang yang berbeda, dan pendekatan idiografik mempelajari satu orang untuk menentukan apa yang disebut Allport : “pola unik individual.”

REFERENSI
Schutz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius

0 komentar:

Posting Komentar