Oleh: Alia Nanda Rumekti
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Kata
milenial dan istilah Generasi Milenial nampaknya sudah sangat sering menjadi
perbincangan di masyarakat. Generasi milenial adalah generasi yang sadar
teknologi, kreatif, mencintai kebebasan, dan cenderung mengesampingkan
pertemuan tatap muka (Nurudin, 2020) . Generasi milenial memerlukan
pengembangan yang optimal, khususnya dalam dunia kerja. Generasi milenial di
dunia kerja dapat disebut sebagai karyawan milenial. Sifat dan karakteristik
yang dimiliki oleh mereka, biasanya dapat mempengaruhi pembangunan dan perkembangan
perusahaan. Perusahaan bisa menjadi lebih kreatif, tetapi tidak menutup
kemungkinan untuk
mengalami pemerosotan.
Dalam
Webinar “Optimalisasi Karyawan Milenial untuk Membangun Perusahaan yang
Kreatif”, permasalahan tentang karyawan milenial dibahas dengan cukup rinci. Webinar ini diselenggarakan
oleh Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta bekerjasama dengan Biro Psikologi
UP45, SKK Migas, IAFMI, dan Mitra Optima Talenta. Webinar yang dilaksanakan
pada hari Rabu, 8 Juli 2020 ini dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) dan
diikuti oleh sedikitnya 100 peserta dari berbagai kalangan. Webinar ini
mengadirkan dua orang narasumber, yaitu Ibu M. R. A. Puspitasari, M. Psi.,
Psikolog, dan Bapak Ir. Sulistya Hastuti Wahyu, M. T. Dalam webinar ini hadir
pula Ibu Dewi Handayani Harahap sebagai
Wakil Rektor II sekaligus dosen Psikologi UP45 yang berperan sebagai moderator.
Ibu M.
R. A. Puspitasari, M. Psi., Psikolog, adalah tenaga ahli, komisaris PT. Mitra
Optima Talenta, dan assessor MSDM tersertifikasi BNSP (Badan Nasional
Sertifikasi Profesi). Narasumber yang biasa disapa Ibu Ita, mengusung materi
yang berjudul “Mengenali Strategi Rekrutmen Generasi Milenial”. Dalam materinya
beliau sepakat dengan sifat dan karakteristik generasi milenial. Menurutnya,
generasi milenial adalahh generasi yang menyukai tantangan, kreatif, penikmat
dan pengguna sosial media, dan berorientasi pada hasil serta prestasi. Beliau
juga menuturkan tentang tiga hal penting bagi generasi milenial, diantaranya work life balance, transfer pengetahuan
dan keterampilan, dan menghindari manajemen mikro. Merujuk pada hal-hal
tersebut, keberadaan generasi milenial di perusahaan nampaknya dapat membuat perkembangan atau
pemerosotan bagi perusahaan. Perkembangan ini adalah karena karakter generasi
milenial yang pada
umumnya tidak menyukai hal-hal yang monoton. Hal ini akan menuntut perusahaan untuk selalu melakukan perbaikan dan
perombakan agar lebih menarik. Namun, karakter santai dan fleksibel dari generasi ini, jika berlebihan
juga akan berdampak tidak baik bagi perusahaan.
Keberadaan
generasi milenial di perusahaan juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut
Ibu Ita, keutungan tersebut seperti lingkungan kerja menjadi lebih segar dan menyenangkan, perusahaan
dapat terus berinovasi, dan profit perusahaan yang meningkat. Guna mewujudkan
hal tersebut, beliau membagikan tips untuk menarik dan merekrut karyawan
milenial. Hal tersebut diantaranya:
1.
Menjadi
guru bahkan orangtua bagi mereka.
2.
Merancang
pekerjaan sesuai dengan target bukan jam.
3.
Memberikan
tantangan dan kesempatan.
4.
Menyusun
dan mengembangkan jenis pekerjaan, tugas, dan jenjang karir.
5.
Dsb.
Hal ini juga didukung oleh materi Bapak Ir. Sulistya
Hastuti Wahyu, M. T, yang merupakan Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas sekaligus
Plt. Deputi Pengendalian Pengadaan SKK
Migas. Dalam materinya yang berjudul “Inovasi Bisnis dan Upaya Menyamakan
Persepsi antargenerasi Babyboomers-Millenials” ini, beliau lebih fokus kepada
tantangan organisasi untuk merekrut dan mengembangkan para milenial khususnya
dalam perusahaan minyak dan gas (migas). Menurutnya, generasi milenial dengan
ciri dan karakteristik yang dimilikinya, membutuhkan adanya baby-boomers
sebagai penyeimbang dan pendukungnya. Penggunaan teknologi juga akan menjadi
tantangan yang menentukan keberhasilan perusahaan. Selain itu, sangat penting
seluruh elemen perusahaan untuk menjaga ekosistem di industri hulu migas untuk
mencapai target produksi
nasional. Maka dari itu, sangat dibutuhkan kebijaksanaan dari para Baby-boomers untuk mengarahkan generasi
milenial agar kian termotivasi untuk berkembang.
Webinar ini terasa sangat lengkap dan kontekstual dengan
kondisi saat ini. Generasi milenial yang umumnya penuh semangat dan menyukai
tantangan, seharusnya lebih tertantang untuk mengembangkan potensinya. Sisi pekerja
keras yang dimilikinya, hendaknya dapat menjadi keuntungan bagi perusahaan
dalam hal profit atau pencapaian perusahaan. Hal itu bukan hanya menguntungkan
bagi perusahaan, tetapi juga menguntungkan para karyawan. Keuntungan lain yang
dapat tercipta dengan adanya karyawan milenial adalah lingkungan kerja yang
segar. Sifat santai dan fleksibel namun
pekerja keras ini yang mungkin menciptakan suasana tersebut. Dengan suasana
yang segar, pekerjaan yang dikerjakan lebih terasa tidak menekan dan menjaga
mental tetap sehat.
Panitia Webinar “Optimalisasi Karyawan Milenial untuk Membangun Perusahaan
yang Kreatif”:
1. Alia Nanda
Rumekti (19310410066)
2. Imelta Indriyani
Alfiah (19310410062)
3. Mayli Qisti
Rofiq (19310410095)
4. Nico Hari Al
'Arafi (173104101165)
5. Novia Zahra
Zakiah (19310410025)
6. Rio Wahyu
Nugroho (173104101166)
7. Trias Sabila
Rahmah (19310410036)
Daftar
Pustaka:
Nurudin, R. C. (2020). Relasi Kuat
antara Generasi Millenial dan Media: Volume 6 dari Seri Buku Mahasiswa
Komunikasi UMM. Malang: Prodi Ilmu Komunikasi UMM & Intrans Publishing
Group.
0 komentar:
Posting Komentar