Oleh:
Alia Nanda Rumekti
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Sampah merupakan hal yang berhubungan sangat erat dengan
lingkungan. Wujud kecintaan lingkungan seringkali dikaitkan dengan bersihnya
lingkungan dari sampah. Sampah yang dijumpai setiap harinya merupakan sisa dari aktivitas manusia mulai
dari aktivitas industri
dan rumah tangga yang
menghasilkan berbagai bentuk dan
ukuran sampah (Novita, 2016) . Sampah terdiri atas
dua jenis, organik dan anorganik. Sampah organik adalah sampah yang dapat
diuraikan secara alami. Sampah anorganik adalah sampah yang tidak mudah atau
tidak dapat diuraikan secara alami. Kedua jenis sampah ini dapat diolah menjadi
barang yang lebih mulia. Memuliakan sampah berarti memilah sampah sesuai
jenisnya, meletakkan sesuai dengan kategorinya, dan mengolahnya dengan kreatif (Shinta, 2019) . Memuliakan sampah
dengan mengolahnya ini juga dapat menumbuhkan nilai karakter anak seperti
peduli lingkungan dan tanggung jawab.
Anak-anak adalah tahapan usia yang sudah cukup mampu
diajak berkreasi. Aneka permainan dan alat pembelajaran mahal diciptakan untuk
membangkitkan kreativitas dan karakter anak. Padahal ada media pembelajaran
penting dan gratis di lingkungan, yaitu sampah. Kurangnya perhatia terhadap hal
tersebut, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta bekerjasama dengan Biro
Psikologi UP45 dan HIMPAUDI DIY menggelar seminar online bertajuk Membentuk
Karakter Anak untuk Mencintai Lingkungan Melalui Pengelolaan Sampah. Seminar
ini menghadirkan dua orang narasumber yang sangat kompeten dalam bidang
pengelolaan sampah. Beliau adalah Dr. Arundati Shinta, M. A., dan Nurkhamaliyah,
S. Pd.
Seminar yang dilaksanakan pada hari Kamis, 2 Juli 2020
ini diikuti oleh 219 peserta dari berbagai kalangan. Seminar yang berlangsung
selama kurang lebih tiga jam ini membahas tuntas tentang pembentukan karakter
cinta lingkungan pada anak melalui pengelolaan sampah. Dr. Arundati Shinta, M.
A., yang merupakan Dosen Psikologi UP45 sekaligus penggiat pengelolaan sampah
berbasis karakter, menuturkan bahwa masyarakat belum menganggap pengelolaan
sampah sebagai suatu kebutuhan primer. Padahal kesehatan dan lingkungan adalah
kebutuhan primernya. Beliau meyamapaikan, perilaku bertanggungjawab atas sampah
dalam hal ini sangat berdampak pada masalah yang lainnya. Salah satu dampak itu
adalah karakter tidak terpuji dari generasi muda. Generasi muda atau anak
sangat membutuhkan suri teladan yang baik dari orang dewasa di sekitarnya. Dr.
Shinta juga menyampaikan bahwa pembenahan atas karakter tidak terpuji ini
sangat diperlukan. Hal ini disebabkan oleh pendidikan karakter adalah suatu strategi untuk membentuk kepribadian
seseorang melalui budi pekerti.
Nurkhamaliyah, S. Pd atau Bunda Lia yang juga merupakan
narasumber seminar ini, menuturkan hal serupa. Bunda Lia yang merupakan
praktisi PAUD, Asesor BAN-PAUD-PNF, sekaligus tim penguji LSK (Lembaga
Sertifikasi Kompetensi), menuturkan bahwa pendidikan karakter pada anak sangat
diperlukan sebagai bekal di masa yang akan datang. Ada sepuluh nilai karakter yang
harus dimiliki oleh anak yaitu religius, jujur, toleransi, peduli lingkungan,
tanggung jawab, disiplin, dan sebagainya. Pengelolaan sampah memuat beberapa
nilai karakter yang harus dimiliki anak seperti bertanggung jawab, disiplin,
dan peduli lingkungan. Bunda Lia juga menyampaikan bahwa beberapa cara mengasah
karakter anak antara lain adalah pembiasaan membuang sampah pada tempatnya dan
melakukan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle), atau yang saat ini bertambah
satu lagi yaitu Replacement.
Banyak hal penting yang dapat dipelajari dari seminar
ini. Peran sekolah dan orangtua atau pendamping anak sangat diperlukan dalam
pembentukan karakter anak dan pencapaian nilai karakternya. Pengelolaan sampah
sebagai hal yang sering dianggap “bukan kebutuhan primer” harus segera digiatkan.
Hal ini dilakukan agar tidak ada dampak negatif lain yang muncul dari
keengganan ini. Pembiasaan baik harus terus dilakukan pada anak. Sekolah, orangtua,
dan anak harus bekerjasama dalam mengupayakan pembiasaan pengelolaan sampah menjadi
perilaku yang menetap. Karena perilaku yang menetap sangat mungkin menjadi
karakter yang melekat. Salam lestari!
Panitia Seminar Online “Membentuk Karakter Anak untuk
Mencintai Lingkugan Melalui Pengelolaan Sampah”:
1.
Alia Nanda Rumekti (19310410066)
2.
Imelta Indriyani Alfiah (19310410062)
3.
Mayli Qisti Rofiq (19310410095)
4.
Nico Hari Al 'Arafi (173104101165)
5.
Novia Zahra Zakiah (19310410025)
6.
Rio Wahyu Nugroho (173104101166)
7.
Trias Sabila Rahmah (19310410036)
Daftar Pustaka:
Novita. (2016). Teknologi Daur Ulang Limbah Tekstil
Padat yang dikoleksi dari Tempat Pembuangan AKhir (TPA) Gampong Jawa Banda
Aceh. Jurnal Biotik, 4(2), 111.
Shinta, A. (2019). Penguatan Pendidikan Pro-Lingkungan
Hidup di Sekolah-Sekolah untuk Meningkatkan Kepedulian Generasi Muda pada
Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Best Publisher.
0 komentar:
Posting Komentar