3.7.20

Seminar Online: Membentuk Karakter Anak untuk Mencintai Lingkungan Melalui Pengelolaan Sampah



Oleh:
Alia Nanda Rumekti
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Sampah merupakan hal yang berhubungan sangat erat dengan lingkungan. Wujud kecintaan lingkungan seringkali dikaitkan dengan bersihnya lingkungan dari sampah. Sampah yang dijumpai setiap harinya merupakan sisa dari aktivitas manusia mulai dari aktivitas industri dan rumah tangga yang menghasilkan berbagai bentuk dan ukuran sampah (Novita, 2016). Sampah terdiri atas dua jenis, organik dan anorganik. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan secara alami. Sampah anorganik adalah sampah yang tidak mudah atau tidak dapat diuraikan secara alami. Kedua jenis sampah ini dapat diolah menjadi barang yang lebih mulia. Memuliakan sampah berarti memilah sampah sesuai jenisnya, meletakkan sesuai dengan kategorinya, dan mengolahnya dengan kreatif (Shinta, 2019). Memuliakan sampah dengan mengolahnya ini juga dapat menumbuhkan nilai karakter anak seperti peduli lingkungan dan tanggung jawab.
Anak-anak adalah tahapan usia yang sudah cukup mampu diajak berkreasi. Aneka permainan dan alat pembelajaran mahal diciptakan untuk membangkitkan kreativitas dan karakter anak. Padahal ada media pembelajaran penting dan gratis di lingkungan, yaitu sampah. Kurangnya perhatia terhadap hal tersebut, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta bekerjasama dengan Biro Psikologi UP45 dan HIMPAUDI DIY menggelar seminar online bertajuk Membentuk Karakter Anak untuk Mencintai Lingkungan Melalui Pengelolaan Sampah. Seminar ini menghadirkan dua orang narasumber yang sangat kompeten dalam bidang pengelolaan sampah. Beliau adalah Dr. Arundati Shinta, M. A., dan Nurkhamaliyah, S. Pd.
Seminar yang dilaksanakan pada hari Kamis, 2 Juli 2020 ini diikuti oleh 219 peserta dari berbagai kalangan. Seminar yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam ini membahas tuntas tentang pembentukan karakter cinta lingkungan pada anak melalui pengelolaan sampah. Dr. Arundati Shinta, M. A., yang merupakan Dosen Psikologi UP45 sekaligus penggiat pengelolaan sampah berbasis karakter, menuturkan bahwa masyarakat belum menganggap pengelolaan sampah sebagai suatu kebutuhan primer. Padahal kesehatan dan lingkungan adalah kebutuhan primernya. Beliau meyamapaikan, perilaku bertanggungjawab atas sampah dalam hal ini sangat berdampak pada masalah yang lainnya. Salah satu dampak itu adalah karakter tidak terpuji dari generasi muda. Generasi muda atau anak sangat membutuhkan suri teladan yang baik dari orang dewasa di sekitarnya. Dr. Shinta juga menyampaikan bahwa pembenahan atas karakter tidak terpuji ini sangat diperlukan. Hal ini disebabkan oleh pendidikan karakter adalah  suatu strategi untuk membentuk kepribadian seseorang melalui budi pekerti.
Nurkhamaliyah, S. Pd atau Bunda Lia yang juga merupakan narasumber seminar ini, menuturkan hal serupa. Bunda Lia yang merupakan praktisi PAUD, Asesor BAN-PAUD-PNF, sekaligus tim penguji LSK (Lembaga Sertifikasi Kompetensi), menuturkan bahwa pendidikan karakter pada anak sangat diperlukan sebagai bekal di masa yang akan datang. Ada sepuluh nilai karakter yang harus dimiliki oleh anak yaitu religius, jujur, toleransi, peduli lingkungan, tanggung jawab, disiplin, dan sebagainya. Pengelolaan sampah memuat beberapa nilai karakter yang harus dimiliki anak seperti bertanggung jawab, disiplin, dan peduli lingkungan. Bunda Lia juga menyampaikan bahwa beberapa cara mengasah karakter anak antara lain adalah pembiasaan membuang sampah pada tempatnya dan melakukan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle), atau yang saat ini bertambah satu lagi yaitu Replacement.
Banyak hal penting yang dapat dipelajari dari seminar ini. Peran sekolah dan orangtua atau pendamping anak sangat diperlukan dalam pembentukan karakter anak dan pencapaian nilai karakternya. Pengelolaan sampah sebagai hal yang sering dianggap “bukan kebutuhan primer” harus segera digiatkan. Hal ini dilakukan agar tidak ada dampak negatif lain yang muncul dari keengganan ini. Pembiasaan baik harus terus dilakukan pada anak. Sekolah, orangtua, dan anak harus bekerjasama dalam mengupayakan pembiasaan pengelolaan sampah menjadi perilaku yang menetap. Karena perilaku yang menetap sangat mungkin menjadi karakter yang melekat. Salam lestari!

Panitia Seminar Online “Membentuk Karakter Anak untuk Mencintai Lingkugan Melalui Pengelolaan Sampah”:
1.      Alia Nanda Rumekti               (19310410066)
2.      Imelta Indriyani Alfiah           (19310410062)
3.      Mayli Qisti Rofiq                    (19310410095)
4.      Nico Hari Al 'Arafi                 (173104101165)
5.      Novia Zahra Zakiah                (19310410025)
6.      Rio Wahyu Nugroho               (173104101166)
7.      Trias Sabila Rahmah               (19310410036)

Daftar Pustaka:

Novita. (2016). Teknologi Daur Ulang Limbah Tekstil Padat yang dikoleksi dari Tempat Pembuangan AKhir (TPA) Gampong Jawa Banda Aceh. Jurnal Biotik, 4(2), 111.
Shinta, A. (2019). Penguatan Pendidikan Pro-Lingkungan Hidup di Sekolah-Sekolah untuk Meningkatkan Kepedulian Generasi Muda pada Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Best Publisher.



0 komentar:

Posting Komentar