15.6.20

TIGA ASPEK PERSPEKTIF: PENDIDIKAN DAN PEMUDA BERPERAN?

Tiga Aspek Perspektif: Pendidikan dan Pemuda Berperan?


Erlyna Rahma Sari (19.310.410.084)

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A.

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Pendidikan adalah hal yang mendasar untuk mencapai tujuan berkelanjutan terutama terkait dengan manusia (sosial). Dalam kaitan tersebut, Indonesia seperti  banyak Negara lainnya telah memasukan konsep berkelanjutan sebagai salah satu prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan nasional. Definisi pembangunan berkelanjutan mengikuti Komisi Brundtland (1987) sebagai: “pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri”. Generasi muda mampu menyongsong negaranya dikemudian hari. Pembangunan berkelanjutan mencangkup kesetaraan antara tiga perspektif dalam kehidupan yaitu, aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Sachs (2015) menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan menjadi cara para pakar untuk memahami dunia dan sebuah metode untuk menyelesaikan permasalahan dunia yang berawal dari sesaknya bumi akibat pertumbuhan penduduk dunia yang sudah mencapai sembilan kali lebih banyak dari populasi manusia yang hidup pada zaman dimulainya revolusi industri. Negara mulai sadar akan pembangunan berkelanjutan. Agar lebih mudah pembangunan dikelompokan menjadi tiga aspek. Pembangunan manusia menjadi bagian vital dari investasi yang dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi karena merupakan jalur investasi yang disiapkan untuk anak-anak sebagai generasi penerus. Generasi penerus akan melanjutkan perbaikan ekonomi baik secara individu bagi keluarganya maupun secara berkelompok bagi komonitasnya.

Pendidikan memang dasar dari segala aspek pembangunan berkelanjutan. Aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan saling berkaitan. Bagimana peran pendidikan dalam pembangunan berkelanjutan? Sadarkah gnerasi muda akan pentingnya pendidikan dan pembangunan berkelanjutan?

Aspek sosial bisa terbentuk secara alami. Dengan aktivitas sehari-hari. Bisa juga dengan ciri khas masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia yang ramah-ramah, saling membantu (gotong royong), dan menghargai perbedaan. Seperti saat ini, terjadi pandemi Covid-19. Awalnya masyarakat awam masih belum sadar akan bahayanya Covid-19. Peran serta mereka dalam menangani pandemi tersebut masih kecil. Kepanikan masyarakat meninggi saat meluasnya Covid-19. Setelah disosialisasikan bahaya dan cara menangani Covid-19, kepanikan masyarakat menurun. Masyarakat bersatu melawan Covid-19. Tidak lupa para pemuda ikut berperan dalam penanganan Covid-19. Mereka menjadi relawan, berdonasi, membagikan masker gratis, mencontohkan mencuci tangan dengan benar dan lain sebaginya. Menunjukkan aspek sosial berjalan dikalangan pemuda.

Lembaga pendidikan tinggi ikut berperan dalam pengajaran, penelitian, dan pembelajaran. Memberikan pengertian betapa pentingnya pembangunan berkelanjutan.  Lembaga pendidikan melahirkan generasi muda yang berkualitas, berinovasi, dan mampu menghadapi tantangan zaman.  Dalam pandangan Cortes (1999), sistem pendidikan selama ini telah membantu kepada kita membawa pada persimpangan jalan dari apa yang kita hadapi saat ini, yaitu mendidik anak-anak muda dengan cara yang telah memperkuat pengabaian terhadap lingkungan dan atau pola pikir yang tidak sensitif.

Kerusakan lingkungan sudah menyebar luas. Pembekalan akan pentingnya menjaga lingkungan harus diterapkan sejak dini. Melalui lembaga pendidikan, pengajaran yang utama untuk menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan. Beberapa kerusakan lingkungan sudah terjadi di Indonesia. Seperti penebangan hutan, efek rumah kaca, pencemaran limbah industri dan masih banyak lainnya. Jika hal ini tidak segera diatasi keberlanjutan bumi akan musnah. Maka dari itu, peran lembaga pendidikan akan aspek lingkungan sangat penting. Generasi sekarang dan mendatang harus mampu memenuhi kebutuhanya tanpa merusak alam. Mentri Lingkungan Hidup Indonesia pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (kambuaya, 2012) menyatakan bahwa Indonesia sudah berupaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan; pada tataran nasional, pemerintah Indonesian berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 26% pada 2020 dengan upaya sendiri dan sebesar 41% dengan bantuan internasional.

Generasi muda harus berfikir cermelang. Memberikan ide-ide yang membangun tanpa merusak. Mengajak manusia untuk berfikir tentang berkelanjutan bumi dan keberlanjutan alam semesta. Mempersiapkan dirinya (generasi muda)  hingga masa yang mendatang. Generasi yang mendatang juga harus mempersiapkan dirinya sejak dini. Pendiidkan bukan hanya tentang teori-teori namun tentang pembelajaran lingkungan juga. Surat keputusan bersama antara Kementrian Negara Lingkungan Hidup dengan Kementrian Pendidikan Nasional Nomer 03/MENLH/02/2010 dan  Nomer 01/II/KB/2010 tentang  Pendidikan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa pengembangan pelaksanaan pendidikan untuk pembangunan yang berkelanjutan termasuk pendidikan lingkungan hidup dilaksanakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai wadah atau sarana menciptakan perubahan pola pikir, sikap, dan perilaku manusia yang berbudaya lingkungan hidup. Kesepakatan antara kedua mentri ini dilaksanakan melalui program Adiwiyata di sekolah.

Sadarnya generasi muda dan masyarakat umum membantu Indonesia dalam pembangunan berkelanjutan. Dengan adanya perwujudan lingkungan yang bersih, menerapkan penggunaan kantong belanja sendiri, dan adanya komunitas peduli lingkungan.  Perwujudan itu semua, contoh dari generasi muda peduli terhadap lingkungan. Mereka bersosialisasi akan keberlangsungan hidup bumi itu penting.

Pendidikan juga menjadi tolak ukur seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Generasi muda berlomba-lomba untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Mayoritas perusahaan mencari orang-orang dengan lulusan yang baik atau dari perguruan tinggi. Berbeda tingkat pendidikan berbeda juga jabatannya. Semisal lulusan SMA dengan lulusan S1, akan berbeda jabatannya. Aspek ekonomi dalam pendidikan, tidak semua bisa melanjutkan sekolah. Masih banyak masyarakat yang ekonominya menengah kebawah. Sehingga Anak-anak putus sekolah, bekerja seadanya, dan tidak memiliki ketrampilan. Hal itu akan berdampak pada aspek ekonomi pada pembangunan berkelanjutan.

Tujuan pembangunan berkelanjutan ada 17. Dengan tujuan itu Indonesia menciptakan kesejahteraan bersama, menjadikan Negara lebih baik, membangun industri dan akademi yang berkualitas. Salah satu perwujudannya adalah memberikan beasiswa. Beasiswa untuk anak-anak melanjutkan pendidikan. Generasi muda yang berpendidikan akan memiliki wawasan yang luas. Dengan wawasan yang dimilikinya ia mampu bersaing, dan bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Terbukti tingkat kemiskinan berkurang. Angka kemiskinan Indonesia pada September 2018 turun menjadi 9,66% dibanding Maret 2018 sebesar 9,82% maupun September 2017 yang mencapai 10,12% (kompasiana, 10/04/2019).

Jadi, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan saling berkaitan. Pendidikan dan pemuda berperan dalam ketiga aspek. Pembangunan berkelanjutan tercipta karena ada dukungan dari semua lembaga. Pendidikan memberikan pengajaran, penelitian dan pembelajaran. Pemuda mengaplikasikannya, memberikan sebuh inovasi untuk kebutuhan dan keberlangsungan hidup. Lembaga pendidikan dan pemuda menyatu dengan ketiga aspek. Memanfaatkan sumber daya yang ada, tanpa merusak. Kesejahteraan dan pembangunan mulai terpenuhi dengan baik.

 

 

Referensi:

(Diakses 8 April 2020)

 Nur, L. (2013). Pelaksanaan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan oleh beberapa Lembaga. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 9 No. 19.

I.M. Gunamantha. (2010). Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan: Mengapa, Apa dan Bagaimana. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Jilid 43 No. 3.

Familia, N. S. (2015). Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan. Vol. 10 No. 3. 304-331. Dapat diakses melalui http://ejournal.uki.ac.id/index.php/jdp/article/view/634

https://www.kompasiana.com/nurlatifah74117/5cb0678ecc5283115a1e28d4/peran-pemuda-dalam-pembangunan-berkelanjutan-di-indonesia

https://www.kompasiana.com/adhibasafira/5cae0cfccc52835b9f6bae83/peran-kita-sebagai-mahasiswa-dalam-menyoongsong-sdgs

0 komentar:

Posting Komentar