Akibat Cyberbullying Dunia Maya pada Remaja
Nama : Maily Qisti Rofiq
NIM : 19310410095
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A.
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Media sosial (Medsos) merupakan salah
satu bentuk kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Melalui media sosial
yang semakin banyak berkembang memungkinkan informasi menyebar dengan mudah di
masyarakat. Informasi dalam bentuk apa pun dapat disebarluaskan dengan mudah
dan cepat sehingga mempengaruhi cara pandang, gaya hidup, serta
budaya suatu bangsa. Melalui media sosial, manusia diajak berdialog, mengasah
ketajaman nalar dan psikologisnya dengan alam yang hanya tampak pada layar,
namun sebenarnya mendeskripsikan realitas kehidupan manusia. Namun, tidak
disangkal bahwa pesan-pesan yang ditayangkan melalui media elektronik dapat
mengarahkan khalayak, baik ke arah perilaku prososial maupun antisosial.
Setiap perkembangan teknologi pasti selalu disertai dengan dampak positif maupun negatif.
Salah satu penikmat perkembangan teknologi yang dihawatirkan terkena dampak
negatif adalah remaja, karena pada usia remaja merupakan periode transisi penuh
badai dalam kehidupan batiniah anak-anak yang dapat membuat sangat labil
kejiwaannya dan mudah dipengaruhi oleh rangsangan eksternal. Sehingga usia
remaja ini rentan akan kekerasan baik dalam dunia nyata maupun dunia maya.
Salah satu bentuk kekerasan yang sering dialami remaja dalam dunia maya adalah Cyberbulliying.
Cyberbullying atau kekerasan dunia maya ternyata lebih menyakitkan jika
dibandingkan dengan kekerasan secara fisik. "Korban cyberbullying sering kali depresi, merasa terisolasi, diperlakukan
tidak manusiawi, dan tak berdaya ketika diserang," ujar para peneliti.
Intimidasi secara fisik atau verbal pun menimbulkan depresi. Namun, ternyata
para peneliti menemukan korban cyberbullying
mengalami tingkat depresi lebih tinggi. Dampak dari cyberbullying untuk para korban tidak berhenti sampai pada tahap
depresi saja, melainkan sudah sampai pada tindakan yang lebih ekstrim yaitu
bunuh diri. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hinduja dan Patchin mengungkapkan
fakta bahwa meskipun tingkat bunuh diri di AS menurun 28,5 % pada tahuntahun
terakhir namun ada tren pertumbuhan tingkat bunuh diri pada anak dan remaja
usia 10 sampai 19 tahun
Perundungan maya juga memiliki dampak
jangka panjang. Hasil studi yang dilakukan kajian Hinduja dan Patchin (2008)
menunjukkan bahwa remaja yang pernah menjadi korban perundungan maya, mereka
juga memiliki kecenderungan untuk terlibat dalam perilaku agresif atau
kekerasan ketika mereka sudah dewasa. Proses demikian terjadi kemungkinan
karena selama mereka menjadi korban, mereka juga belajar perilaku agresif.
Kajian Center for Disease Control (2015) juga menunjukkan bahwa remaja yang
terlibat dalam perilaku bullying
memiliki resiko lebih besar dalam penggunaan obat-obatan terlarang. Pada
tingkat yang lebih parah, perundungan maya juga dapat mendorong korbannya untuk
melakukan bunuh diri. Remaja yang dirundung juga memiliki resiko lebih tinggi
untuk melakukan bunuh diri (Espelage & Holt, 2013; Hinduja & Patchin,
2010)
Selain dampak negatif yang ditimbulkan dari cyberbullying, ternyata ada juga dampak
positif bagi diri individu, namun hanya sebagian kecil individu yang mampu
menjadikan bullying sebagai hal yang
positif yaitu hanya individu yang kuat fisik dan mentalnya. Remaja yang terkena
bullying akan termotivasi untuk
berani membela dirinya dihadapan orang lain, membela temannya, lebih proaktif,
dan tanggap akan permasalahan yang dihadapi, timbul keinginan untuk belajar
lebih giat, timbul rasa setia kawan yang tinggi karena ada rasa peduli akan
derita teman, bisa mengontrol emosi dengan baik, lebih percaya diri karena
merasa dirinya memiliki harga diri yang pantas untuk dihargai dan dihormati
(tidak mau disakiti), meningkatkan keberanian berkomunikasi, menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan dalam diri sendiri, menjadi lebid dewasa dalam bersikap,
berusaha bengkit dan menjadi pribadi yang tangguh dan kuat secara fisik dan
mental, berani menghadapi tantangan dan cobaan hidup, dan lebih dekat dengan
orang tua dan guru.
DAFTAR PUSTAKA
Pandie, M. M., Ivan
Th. J. W. (2016). Pengaruh Cyberbullying
di Media Sosial Terhadap Perilaku Reaktif Sebagai Pelaku Maupun Sebagai Korban
Cyberbullying pada Siswa Krisrten SMP Nasional Makassar. Jurnal Jaffray,
14(1), April 2016.
Anon, Kekerasan Dunia Maya dan Depresi, Mediaindonesia,
http://www.mediaindonesia.com/read/
2010/09/22/169941/78/22/Kekerasan-DuniaMaya-dan-Depresi, 2010, retrieved July
15, 2011.
S. Hinduja and J.W. Patchin, Cyberbullying and Suicide:
Cyberbullying Research Summary, http://www.cyberbullying.us/cyberbullying_
and_suicide_research_fact_sheet.pdf, 2010, retrieved August 20, 2011
Rifauddin, M. (2016). Fenomena
Cyberbullying pada Remaja. Khizanah Al-Hikmah, 4(1), Januari-Juni 2016,
2354-9629
Sartana & Nelia. A. (2017).
Perundungan Maya (Cyiberbullying) pada Remaja Awal. Jurnal Psikologi Insight,
1(1), April 2017, 25-39.
Sumber Gambar
0 komentar:
Posting Komentar