7.6.20

Tingkat Pendidikan Menjadi Acuan Perusahaan Menentkan Kinerja Karyawan yang Baik


Tingkat Pendidikan Menjadi Acuan Perusahaan Menentkan Kinerja Karyawan yang Baik
Nama : Maily Qisti Rofiq
NIM : 19310410095
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A.
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

                   Di era globalisasi saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kegiatan perekonomian dunia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini sangat terlihat dari persaingan seperti di dunia industri. Sehingga banyak perusahaan-perusahaan sekarang yang merekrut karyawan yang mampu memajukan dan mencapai target perusahaan tentunya dengan mengedepankan SDM yang unggul. Sumber daya yang dimiliki perusahaan  tidak akan memberikan hasil yang optimum apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kinerja yang optimum.
                   Memahami pentingnya keberadaan SDM di era global saat ini salah satu upaya yang harus dicapai oleh perusahaan adalah dengan meningkatkan kualitas SDM. Dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia diharapkan karyawan dapat meningkatkan kinerjanya. Setiap perusahaan selalu mengharapkan karyawannya mempunyai prestasi, karena dengan memiliki karyawan yang berprestasi akan memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Selain itu, dengan memiliki karyawan yang berprestasi perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaannya. Usaha untuk meningkatkan kinerja karyawan, diantaranya dengan memperhatikan tingkat pendidikan. Husaini Usman (2011: 489) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengalaman kerja karyawan maka akan semakin tinggi kinerja yang ditampilkan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian emperik yang dilakukan oleh Zakso (2010) bahwa tingkat pendidikan dan pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
                   Setiap perusahaan menginginkan untuk membentuk seorang karyawan agar perusahaan semakin mengikuti perkembangan zaman, maka yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah tingkat pendidikan karyawan. Dalam pendidikan terdapat proses yang terus-menerus berjalan dan bukan sesaat saja. Pendidikan merupakan faktor yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan menempuh tingkat pendidikan tertentu menyebabkan seorang pegawai memiliki pengetahuan tertentu sehingga mampu serta cakap untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Dengan demikian pendidikan akan mempengaruhi kinerja karyawan. Dengan bertambahnya tingkat pendidikan seorang karyawan dalam dunia kerja, maka bertambah pula pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, dan kecekatan dalam pengabdian kerjanya di perusahaan.
                   Badan Pusat Statistik (2012) menyebutkan bahwa sebagian besar angkatan kerja pada tahun Februari 2012 sebesar 49,21% adalah berpendidikan dasar ke bawah, sedangkan yang berpendidikan menengah adalah sebesar 17,99% pekerja yang memiliki pendidikan diploma adalah sebesar 2.77% dan yang berpendidikan sarjana adalah sebesar 6,43%, oleh sebab itu, pendidikan dan pelatihan yang baik dari karyawan akan dapat meningkatkan kinerja dari karyawan itu sendiri.

                   Selain itu, dalam menyususn struktur dan skala upah karyawan tergantung dari tingkat pendidikan karyawan tersebut. Karyawan yang memiliki kualifikasi pendidikan yang lebih tinggi tentu saja harus memperoleh upah yang lebih besar. Menurut BPS, lulusan universitas atau minimal sarjana memperoleh upah bulanan rata-rata sebesar Rp 4,59 juta. Kemudian upah pendidikan diploma sebesar Rp 3,68 juta. Di level sekolah menengah, BPS mencatat upah untuk lulusan SMK sebesar Rp 2,75 juta dan SMA sebesar Rp 2,73 juta per bulannya. Sementara untuk jebolan SMP, upah bulanan rata-rata di Indonesia sebesar Rp 2,01 juta. Untuk pekerja tamatan SD upah rata-ratannya sebesar Rp 1,79 juta. BPS juga mencatat upah rata-rata sebulan untuk pekerja yang tak tamat SD yakni Rp 1,54 juta, kemudian upah bagi buruh yang sama sekali tak mengenyam bangku sekolah sebesar Rp 1,17 juta.
                   Masalah upah karyawan memang menjadi salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Upah yang layak akan memacu seorang karyawan untuk bekerja dengan dedikasi yang baik, sedangkan upah yang tidak layak tentu akan menyebabkan mereka menjadi kurang berdedikasi. Kenyataan yang terjadi, karyawan dengan tingkat pendidikan yang rendah akan diposisikan sebagai buruh kasar dengan gaji yang rendah. Tingkat kesulitan kerja, beratnya pekerjaan yang tidak sebanding dengan gaji yang diberikan terkadang membuat karyawan kecil yang lebih memilih berhenti, sehingga ini menyebabkan tingginya angka pengangguran yang menimbulkan masalah‐masalah di bidang ekonomi dan sosial seperti kemiskinan dan kerawanan sosial.

DAFTAR PUSTAKA
Muhson, A., Daru, W., Supriyanto, & Endang, M. (2012). Analisis Relevansi Lulusan Perguruan Tinggi dengan Dunia Kerja. Jurnal Economia, 8(1), April 2012.

Pakpahan, E.S., Saswidiyanto, & Sukanto. (2014). Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja pegawai (Studi pada Badan Kepegawaian Kota Malang). Jurnal Administrasi Publik (JAP), 2(1), 116-121.

Wirawan, K. E., I Wayan, B., & Gede, P. A. J. S. (2019). Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Bisma: Jurnal Manajemen, 5(1), Maret 2019, 2476-8782.

Sunaryo. (2016). Pengaruh Pendidikan dan Penempatan Kerja Terhadap Kinerja karyawan  di PTPN III Medan. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, 17(01), April 2016, 1693-7619.

Handayani, N. T. (2014). Pengaruh Tingkat Pendidikan Karyawan Terhadap Penjualan Pupuk pada CV. Pandan Wangi Kab. Madiun. Equilibrium, 2(2), Juli 2014.

Idris, M. (2020). Gaji Rata- Rata Pekerja RI Berdasarkan Jenjang Pendidikan SD Sampai S-1. https://money.kompas.com/read/2020/02/25/112300526/gaji-rata-rata-pekerja-ri-berdasarkan-jenjang-pendidikan-sd-sampai-s1?page=all. (diakses pada 3 Mei 2020).

Sumber Gambar




0 komentar:

Posting Komentar