Phrahasti Sito Resmi / 19310410038
Dosen Pembimbing : Dr. Arundati Shinta, MA
Perilaku
sosial merupakan perilaku yang ditujukan ke orang lain atau ke orang sekitar
dalam lingkungan seperti perilaku yag mempengaruhi masyarakat yang bisa atau
dapat menimbulkan masalah-masalah. Pasti kita semua mempunyai perilaku sosial
karena adanya reaksi terhadap lingkungan sekitar. Manusia tidak ditakdirkan
untuk memenuhi kebutuhan diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri
melainkan memerlukan bantuan dari orang lain. Bahwa dalam hidup manusia itu
saling mendukung satu sama lain dalam kebersamaan. Maka dari itu manusia
dituntut mampu bekerja sama, saling menghargai satu sama lain, saling
menghormati, tidak mengganggu hak orang lain, toleran dalam hidup
bermasyarakat. Dalam psikologi sosial tidak hanya tentang perilaku sosial saja
tetapi juga ada perilaku perspektif dalam sosial.
William
James, seorang psikolog percaya bahwa walau instink merupakan hal yang
mempengaruhi perilaku sosial, namun penjelasan utama cenderung ke arah
kebiasaan yaitu pola perilaku yang diperoleh melalui pengulangan sepanjang
kehidupan seseorang. Hal ini memunculkan ”nurture explanation”. Tokoh lain yang
juga seorang psikolog sosial, John Dewey mengatakan bahwa perilaku kita tidak
sekedar muncul berdasarkan pengalaman masa lampau, tetapi juga secara terus
menerus berubah atau diubah oleh lingkungan ”situasi kita” termasuk tentunya
orang lain. Berbagai alternatif yang berkembang dari kedua pendekatan tersebut
kemudian memunculkan berbagai perspektif dalam psikologi sosial - seperangkat
asumsi dasar tentang hal paling penting yang bisa dipertimbangkan sebagai
sesuatu yang bisa digunakan untuk memahami perilaku sosial.
Perspektif perilaku dan
kognitif lebih banyak digunakan oleh para psikolog sosial yang berakar pada
psikologi. Perspektif perilaku menekankan, bahwa untuk dapat lebih memahami
perilaku seseorang, seyogianya kita mengabaikan informasi tentang apa yang
dipikirkan oleh seseorang. Lebih baik kita memfokuskan pada perilaku seseorang
yang dapat diuji oleh pengamatan kita sendiri. Dengan mempertimbangkan proses
mental seseorang, kita tidak terbantu memahami perilaku orang tersebut, karena
seringkali proses mental tidak reliabel untuk memprediksi perilaku. Misalnya
tidak semua orang yang berpikiran negatif tentang sesuatu, akan juga berperilaku
negatif. Contoh, Orang yang bersikap negatif terhadap bangsa A misalnya, belum
tentu dia tidak mau melakukan hubungan dengan bangsa A tersebut. Intinya
pikiran, perasaan, sikap (proses mental) bukan sesuatu yang bisa menjelaskan
perilaku seseorang. Sebaliknya, perspektif kognitif menekankan pada pandangan
bahwa kita tidak bisa memahami perilaku seseorang tanpa mempelajari proses
mental mereka. Manusia tidak menanggapi lingkungannya secara otomatis. Perilaku
mereka tergantung pada bagaimana mereka berpikir dan mempersepsi lingkungannya.
Jadi untuk memperoleh informasi yang bisa dipercaya maka proses mental
seseorang merupakan hal utama yang bisa menjelaskan perilaku sosial seseorang.
Perspektif struktural dan interaksionis lebih sering digunakan oleh para
psikolog sosial yang berasal dari disiplin sosiologi.
Perspektif struktural
menekankan bahwa perilaku seseorang dapat dimengerti dengan sangat baik jika
diketahui peran sosialnya. Hal ini terjadi karena perilaku seseorang merupakan
reaksi terhadap harapan orang-orang lain. Seorang mahasiswa rajin belajar,
karena masyarakat mengharapkan agar yang namanya mahasiswa senantiasa belajar. Contoh,
Seorang ayah rajin bekerja mencari nafkah guna menghidupi keluarganya. Mengapa
? Karena masyarakat mengharapkan dia berperilaku seperti itu, jika tidak maka
dia tidak pantas disebut sebagai ”seorang ayah”. Perspektif interaksionis lebih
menekankan bahwa manusia merupakan agen yang aktif dalam menetapkan perilakunya
sendiri, dan mereka yang membangun harapan-harapan sosial. Manusia bernegosiasi
satu sama lainnya untuk membentuk interaksi dan harapannya.
Referensi
:
H Mustafa, Jurnal
Administrasi Bisnis, Vol 7, No 2: hal.143-156, https://media.neliti.com/media/publications/72251-ID-perilaku-manusia-dalam-perspektif-psikol.pdf,
9 Juni 2020.
Baik dan bermanfaat
BalasHapusBaik dan bermanfaat
BalasHapus