15.6.20

Perilaku Pengelolaan Sampah Dalam Industri Rumah Tangga



Tasa Astiyani
NIM 163104101149
Psikologi Lingkungan
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

Sampah secara sederhana diartikan sebagai sampah organik dan sampah anorganik yang dibuang oleh masyarakat dari berbagai tempat di suatu lokasi tersebut. Sumber sampah umumnya berasal dari perumahan ataupun pasar. Permasalahan sampah ini sendiri merupakan hal yang krusial bagi masyarakat. Terutama sampah plastik karena proses pembauran/penguraian nya yang lama.

Sampah merupakan komponen yang  tidak bisa di pisahkan dari kehidupan Masyarakat, mulai dari bayi sampai orang tua. Pengelolaan sampah yang tidak baik akan mengakibatkan bencana banjir serta bencana alam lainnya, efek kesehatan terhadap lingkungan sekitar tempat pembuangan sampah pun menjadi perhatian khusus oleh pemerintah, selain menyebabkan gangguan lingkungan yang bau kurang sedap juga memacu bersarangnya bakteri serta nyamuk. Kesadaran masyarakat sangat di perlukan dalam menata pengelolaan sampah di lingkungan masyarakat.

Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera di masa yang akan datang, akan sangat diperlukan adanya lingkungan yang sehat. Dari aspek persampahan, maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang akan dapat dicapai bila sampah dapat dikelola secara baik sehingga bersih dari lingkungan permukiman dimana manusia beraktifitas di dalamnya. Persoalan lingkungan yang selalu menjadi isu besar di hampir seluruh wilayah perkotaan adalah masalah sampah (Febrianie dalam Kompas 10 Januari 2004).

Secara umum pengelolaan sampah dilakukan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu : pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir/pengolahan. Pada tahap pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan mengalami proses-proses tertentu, baik secara fisik, kimiawi, maupun biologis. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan yang hijau, bersih dan sehat serta menguatkan inisiatif masyarakat dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan fungsi lingkungan.

Pada saat ini terutama di kota besar peningkatan timbulan sampah perkotaan (2–4 %/tahun) yang tidak diikuti dengan ketersediaan prasarana dan sarana persampahan yang memadai, berdampak pada pencemaran lingkungan yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Dengan mengandalkan pola kumpul-angkut-buang, maka beban pencemaran akan selalu menumpuk di lokasi TPA dan pengelolaan sampahnya tidak memenuhi standard yang telah dipersyaratkan.

Kebiasaan membakar sampah memang sudah membudaya di masyarakat baik itu di perdesaan maupun di perkotaan. Mereka belum menyadari bahwa jenis sampah saat ini berbeda dengan sampah jaman dulu. Jenis-jenis sampah saat ini cenderung didominasi oleh sampah sintetis kimia seperti plastik, karet, styrofoam, logam, kaca dll. Apabila sampah tersebut dibakar maka akan mengeluarkan gas-gas beracun yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat yang menghirupnya dan memperburuk kualitas lingkungan udara. Misalnya hasil pembakaran sampah plastik menghasilkan gas dioxin yang mempunyai daya racun 350 kali dibandingkan asap rokok. Dioxin termasuk super racun dan bersifat karsinogenik bila masuk kedalam jaringan tubuh manusia terutama saraf dan paru-paru, sehingga dapat mengganggu sistem saraf dan pernafasan termasuk penyebab kanker.

Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mencemari lingkungan dan sebagai sumber penyakit yang pada gilirannya akan menghambat laju gerak ekonomi masyarakat. Menurut Soemarwoto (1989), sampah rumah tangga yang tidak tertangani akan kian menumpuk, sehingga mengakibatkan berkurangnya keindahan lingkungan diikuti dengan bau busuk. Bila lingkungan sudah sedemikian rupa maka akan mengurangi sumberdaya kehidupan dalam sektor kepariwisataan. Dipihak lain, sampah dapat juga menjadi salah satu sumberdaya penting dalam mengangkat perekonomian masyarakat. Kondisi ini akan terjadi apabila sampah tersebut dapat dikelola secara professional.

Sampah organik dapat diolah lagi menjadi kompos, sampah anorganik bisa dimanfaatkan kembali. Masih terdapat masyarakat yang belum mengetahui cara mengelola sampah organik menjadi kompos. Perlunya perhatian pemerintah dalam pengelolaan sampah untuk mengubah pola pikir masyarakat agar peduli terhadap lingkungan. Sehingga masyarakat juga punya kesempatan untuk menjadi kreatif dan bisa memanfaatkan sampah. Namun, apabila tidak ada strategi pengelolaan sampah tersebut volume sampah akan semakin bertambah banyak, sampah-sampah yang tidak dikelola tersebut akan menumpuk dan menimbulkan dampak yang negatif.

Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui strategi untuk mengelola sampah, terutama sampah rumah tangga yang sering kita jumpai di rumah. Dalam hal ini masyarakat juga harus meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang dampak buruk sampah yang tidak dikelola dengan baik melalui penyuluhan. Dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat ini, harapannya supaya lebih bisa meningkatkan pola perilaku masyarakat dalam hidup sehat melalui strategi pengelolaan sampah.

Daftar Pustaka

Sulistyorini, Nur Rahmawati, Rudi Saprudin Darwis, dan Arie Surya Gutama. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Di Lingkungan Margaluyu Kelurahan Cicurug. Share Social Work Jurnal. Vol 5 No 1, Hal 1.
Subekti, Sri. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R Berbasis Masyarakat. Semarang : Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik UNPAND.
Marleni, Yeti, Rohidin Mersyah, Bieng Brata. 2012. Strategi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Kota Medan Kecamatan Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan. Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Vol 1 No 1.

3 komentar:

  1. Tulisan yang bagus. Pemilihan diksi juga oke banget Mbak Tasa. Mungkin dapat ditambahkan referensi yang lebih banyak lagi sehingga tulisan bisa menjadi lebih ilmiah.
    Semangat berkarya. Hidup Mahasiswa, Hidup Sehat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas masukannya mbak. Saya akan belajar menulis lebih giat lagi 😊🙏🙏

      Hapus
  2. Bagus nih tulisan... Sangat menggiring mindset bahwa pengelolaan sampah itu sangat penting bagi kehidupan

    BalasHapus