Tasa Astiyani
NIM 163104101149
Psikologi Lingkungan
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Sampah secara sederhana diartikan sebagai sampah organik
dan sampah anorganik yang dibuang oleh masyarakat dari berbagai tempat di suatu
lokasi tersebut. Sumber sampah umumnya berasal dari perumahan ataupun pasar.
Permasalahan sampah ini sendiri merupakan hal yang krusial bagi masyarakat. Terutama
sampah plastik karena proses pembauran/penguraian nya yang lama.
Sampah merupakan komponen yang tidak bisa di pisahkan dari kehidupan
Masyarakat, mulai dari bayi sampai orang tua. Pengelolaan sampah yang tidak
baik akan mengakibatkan bencana banjir serta bencana alam lainnya, efek
kesehatan terhadap lingkungan sekitar tempat pembuangan sampah pun menjadi
perhatian khusus oleh pemerintah, selain menyebabkan gangguan lingkungan yang
bau kurang sedap juga memacu bersarangnya bakteri serta nyamuk. Kesadaran masyarakat
sangat di perlukan dalam menata pengelolaan sampah di lingkungan masyarakat.
Untuk
mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera di masa yang akan
datang, akan sangat diperlukan adanya lingkungan yang sehat. Dari aspek
persampahan, maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang akan dapat dicapai
bila sampah dapat dikelola secara baik sehingga bersih dari lingkungan
permukiman dimana manusia beraktifitas di dalamnya. Persoalan lingkungan yang
selalu menjadi isu besar di hampir seluruh wilayah perkotaan adalah masalah
sampah (Febrianie dalam Kompas 10 Januari 2004).
Secara
umum pengelolaan sampah dilakukan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu :
pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir/pengolahan. Pada tahap
pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan mengalami proses-proses tertentu, baik
secara fisik, kimiawi, maupun biologis. Partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan sampah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
kebersihan lingkungan yang hijau, bersih dan sehat serta menguatkan inisiatif
masyarakat dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan fungsi lingkungan.
Pada
saat ini terutama di kota besar peningkatan timbulan sampah perkotaan (2–4
%/tahun) yang tidak diikuti dengan ketersediaan prasarana dan sarana
persampahan yang memadai, berdampak pada pencemaran lingkungan yang selalu
meningkat dari tahun ke tahun. Dengan mengandalkan pola kumpul-angkut-buang,
maka beban pencemaran akan selalu menumpuk di lokasi TPA dan pengelolaan
sampahnya tidak memenuhi standard yang telah dipersyaratkan.
Kebiasaan
membakar sampah memang sudah membudaya di masyarakat baik itu di perdesaan
maupun di perkotaan. Mereka belum menyadari bahwa jenis sampah saat ini berbeda
dengan sampah jaman dulu. Jenis-jenis sampah saat ini cenderung didominasi oleh
sampah sintetis kimia seperti plastik, karet, styrofoam, logam, kaca dll.
Apabila sampah tersebut dibakar maka akan mengeluarkan gas-gas beracun yang
dapat membahayakan kesehatan masyarakat yang menghirupnya dan memperburuk
kualitas lingkungan udara. Misalnya hasil pembakaran sampah plastik menghasilkan
gas dioxin yang mempunyai daya racun 350 kali dibandingkan asap rokok. Dioxin
termasuk super racun dan bersifat karsinogenik bila masuk kedalam jaringan
tubuh manusia terutama saraf dan paru-paru, sehingga dapat mengganggu sistem
saraf dan pernafasan termasuk penyebab kanker.
Sampah
yang tidak dikelola dengan baik akan mencemari lingkungan dan sebagai sumber
penyakit yang pada gilirannya akan menghambat laju gerak ekonomi masyarakat.
Menurut Soemarwoto (1989), sampah rumah tangga yang tidak tertangani akan kian
menumpuk, sehingga mengakibatkan berkurangnya keindahan lingkungan diikuti
dengan bau busuk. Bila lingkungan sudah sedemikian rupa maka akan mengurangi
sumberdaya kehidupan dalam sektor kepariwisataan. Dipihak lain, sampah dapat
juga menjadi salah satu sumberdaya penting dalam mengangkat perekonomian
masyarakat. Kondisi ini akan terjadi apabila sampah tersebut dapat dikelola
secara professional.
Sampah
organik dapat diolah lagi menjadi kompos, sampah anorganik bisa dimanfaatkan
kembali. Masih terdapat masyarakat yang belum mengetahui cara mengelola sampah organik
menjadi kompos. Perlunya perhatian pemerintah dalam pengelolaan sampah untuk mengubah
pola pikir masyarakat agar peduli terhadap lingkungan. Sehingga masyarakat juga
punya kesempatan untuk menjadi kreatif dan bisa memanfaatkan sampah. Namun, apabila
tidak ada strategi pengelolaan sampah tersebut volume sampah akan semakin
bertambah banyak, sampah-sampah yang tidak dikelola tersebut akan menumpuk dan
menimbulkan dampak yang negatif.
Oleh
karena itu sangat penting untuk mengetahui strategi untuk mengelola sampah,
terutama sampah rumah tangga yang sering kita jumpai di rumah. Dalam hal ini masyarakat
juga harus meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang dampak buruk sampah yang
tidak dikelola dengan baik melalui penyuluhan. Dengan meningkatkan pengetahuan
masyarakat ini, harapannya supaya lebih bisa meningkatkan pola perilaku
masyarakat dalam hidup sehat melalui strategi pengelolaan sampah.
Daftar
Pustaka
Sulistyorini, Nur Rahmawati, Rudi Saprudin Darwis, dan
Arie Surya Gutama. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Di Lingkungan
Margaluyu Kelurahan Cicurug. Share Social Work Jurnal. Vol 5 No 1, Hal 1.
Subekti, Sri. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R
Berbasis Masyarakat. Semarang : Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
UNPAND.
Marleni, Yeti, Rohidin Mersyah, Bieng Brata. 2012.
Strategi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Kota Medan Kecamatan Kota
Manna Kabupaten Bengkulu Selatan. Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam
dan Lingkungan. Vol 1 No 1.
Tulisan yang bagus. Pemilihan diksi juga oke banget Mbak Tasa. Mungkin dapat ditambahkan referensi yang lebih banyak lagi sehingga tulisan bisa menjadi lebih ilmiah.
BalasHapusSemangat berkarya. Hidup Mahasiswa, Hidup Sehat!
Terimakasih atas masukannya mbak. Saya akan belajar menulis lebih giat lagi 😊🙏🙏
HapusBagus nih tulisan... Sangat menggiring mindset bahwa pengelolaan sampah itu sangat penting bagi kehidupan
BalasHapus