Perilaku Agresif : Sikap
Yang di Lakukan Untuk Menghindari Agresifitas
Artikel Kuliah Psikologi
Sosial
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Dosen Pengampu : Dr.
Arundati Shinta, MA.
Eunike Oktavia Krisnanda
19310410010
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya tidak lepas
dari komunikasi. Komunikasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, apalagi
jika kita adalah orang yang aktif berkegiatan dan memiliki banyak teman.
Komunikasi dapat ditemui di semua tempat dalam masyarakat, seperti saat kita
bersama keluarga, teman, rekan kerja. Disadari atau tidak, setiap harinya kita
melakukan komunikasi. Maka dari itu komunikasi merupakan bagian yang
fundamental dalam kehidupan manusia. Schramm (1976) yang merupakan seorang
pakar komunikasi mengatakan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata
kembar yang tidak mungkin dipisahkan satu dengan yang lainnya, karena
masyarakat tidak bisa terbentuk dan berkembang tanpa adanya komunikasi dan
interaksi.
Orang-orang yang frustrasi marah terhadap
orang-orang yang dianggap sebagai penyebab atau perantara terjadinya rasa
sakit. Disakiti atau dilukai perasaannya atau kepentingannya, itulah yang
dijadikan alasan oleh sementara orang untuk bertindak agresif. Mereka frustrasi
dengan apa yang terjadi, dan jadilah mereka menjarah, membunuh, menembak,
melempar batu, memukul, membacok, dan seterusnya. Di dalam kajian psikologi,
perilaku agresif mengacu kepada beberapa jenis perilaku baik secara fisik
maupun mental, yang dilakukan dengan tujuan menyakiti seseorang (Berkowitz,
2003).
Jenis perilaku yang tergolong perilaku agresif
diantaranya berkelahi (fighting), mengata-ngatai (name-calling), bullying,
mempelonco (hazing), mengancam (making threats), dan berbagai perilaku
intimidasi lainnya (Wilson, 2003). Sebagian tidak jelas hubungannya antara
perilaku yang satu dengan perilaku yang lain, sehingga istilah perilaku agresif
sulit untuk didefinisikan secara ringkas. Loeber and Stouthamer-Loeber, dalam
Tremblay (2000: 131) mendefinisikan perilaku Agresif sebagai berikut: “Agresif
didefinisikan sebagai tindakan yang menimbulkan kerusakan fisik atau mental
pada orang lain”. Definisi ini lebih menekankan pengertian agresif pada
tindakannya, yang selanjutnya mempunyai pengaruh negatif sebagai konsekuensi
dari sebuah tindakan agresif terhadap korban, yaitu kerugian jasmani dan mental
orang lain, tanpa memandang tujuan dilakukannya tindakan agresif itu sendiri.
Coie and Dodge, dalam Tremblay (2000: 131) mendefinisikan perilaku Agresif
sebagai berikut: “Perilaku yang bertujuan untuk melukai atau melukai orang atau
orang lain".Definisi ini tidak menekankan pada kemungkinan konsekuensi
negatif yang ditimbulkan oleh perilaku Agresif, tetapi lebih menekankan pada
tujuan dilakukannya perilaku agresif, yaitu kerugian atau terlukanya orang
lain.
Mac Neil & Stewart (dalam Hanurawan, 2010)
menjelaskan bahwa perilaku agresif adalah suatu perilaku atau suatu tindakan
yang diniatkan untuk mendominasi atau berperilaku secara destruktif, melalui
kekuatan verbal maupun kekuatan fisik yang diarahkan pada objek sasaran
perilaku agresif. Tidak hanya dilakukan secara fisik, tetapi juga lisan yang
dengan maksud menyakiti atau merugikan orang lain (Myers dalam Sarwono, 2002). Perilaku
agresif itu bukan hanya melalui tindakan, namun juga bisa dari lisan.
Agresif merupakan
perilaku yang :
1.
Mengutamakann
kebutuhan, perasaan diri sendiri
2.
Mengabaikan
hak dan perasaan orang lain
3.
Menggunakan
segala cara, verbal dan non verbal, misal. sinisme, kekerasan
(1) Selalu berpegang pada standar pelayanan yang harus diberikan
(2) Bersabar. Nah hal ini yang harus selalu dipegang sebab terkadang ada pula klien yang datang dengan marah-marah. Jika sudah begitu jangan sampai kita terpancing untuk marah.
(2) Bersabar. Nah hal ini yang harus selalu dipegang sebab terkadang ada pula klien yang datang dengan marah-marah. Jika sudah begitu jangan sampai kita terpancing untuk marah.
(3) Membantu semaksimal apa yang bisa kita berikan.
Jadi, sebelum merespon klien yang sedang marah, ada baiknya kita berpikir sejenak agar dapat memberikan reaksi yang tepat dan tidak merugikan satu sama lain. Semoga membantu ya!
Jadi, sebelum merespon klien yang sedang marah, ada baiknya kita berpikir sejenak agar dapat memberikan reaksi yang tepat dan tidak merugikan satu sama lain. Semoga membantu ya!
Daftar Pustaka :
Referensi Gambar :
0 komentar:
Posting Komentar