Menolong Adalah Sikap Hati
Yang Bersih
Artikel Kuliah Psikologi
Sosial
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Dosen Pengampu : Dr.
Arundati Shinta, MA.
Eunike Oktavia Krisnanda
19310410010
Membantu dan menolong orang lain termasuk ke dalam
perilaku jenis prososial atau lebih khusus lagi disebut sebagai altruisme.
Perilaku ini berarti berbagai perilaku yang bertujuan untuk menguntungkan orang
lain dan bukan diri sendiri. Perilaku seperti menolong, menenangkan, berbagi,
dan bekerja sama (Batson,1998). Walster dan Piliavin (19'72) mendefinisikan alkulturisme
sebagai perilaku menolong yang sukarela, menuntut pengorbanan dari pelakunya,
dan digerakkan oleh sesuatu di luar harapan untuk mendapatkan keuntungan
material ataupun keuntungan secara sosial (misalnya dipandang baik oleh
lingkungan).Perilaku prososial biasanya muncul saat seorang manusia menyadari
bahwa ada pihak lain yang mengalami kesulitan. Sebagai mahluk sosial, manusia
dididik untuk mematuhi serangkaian peraturan dan norma dalam menjalani
hidupnya. Salah satu hal yang selalu diajarkan pada kebanyakan orang sejak
kecil adalah kebiasaan untuk menolong orang lain.
Kebiasaan ini akan tertanam di dalam diri manusia
dan akan muncul secara otomatis saat melihat sesama yang membutuhkan. Selain
itu, manusia membutuhkan kemampuan saling bekerjasama dan saling membantu saat
dihadapkan pada satu masalah. Hal ini penting bagi keselarasan dinamika dalam
kelompok. Jika salah satu atau beberapa anggota kelompok memiliki masalah, maka
keselarasan kemungkinan terancam. Maka dari itu, penting bagi setiap orang
dalam kelompok untuk memiliki kesadaran menolong orang lain yang seoang
bermasalah. Faktor utama yang menentukan apakah seseorang akan menolong orang
lain atau tidak adalah apakah perilaku tersebut akan merugikan dirinya atau
tidak. Jika kerugian tersebut nampak nyata, manusia akan cenderung untuk
mengurungkan niatnya untuk menolong. Hal ini mungkin yang dapat menjelaskan
mengapa banyak orang Indonesia yang "hobi" menonton kecelakaan atau
kebakaran atau kendaraan yang mogok di jalan.
Selain mungkin karena kekurangan hiburan, kebanyakan
orang Indonesia tidak mau mengambil risiko mengalami kerepotan untuk menolong
orang lain. Kebanyakan dari mereka tidak mau "kena getahnya",
misalnya harus membuat laporan kepada polisi, membuat surat pernyataan,
ditanyatanya, dan lain-lain. Menolongmemupuk tanggung jawab, lantas apakahguna menolong
orang lain? Salah satu kegunaan yang sangat jelas dari orang lain adalah bahwa
perilaku tersebut membuat pelakunya merasa lebih baik. Karena tanggungjawab
sosial yang tertanam di dalam diri kebanyakan orang, menolong orang lain terasa
"melegakan" karena berarti mereka telah menjalankan sebagian dari
tanggungjawab mereka sebagai anggota masyarakat. Jika ada saudara dekat yang
anaknya masuk rumah sakit, menjenguk dan menyumbangkan sedikit uang bagi mereka
akan membuat mereka merasa diperhatikan. Ada perasaan berguna dan berharga saat
seseorang berhasil menolong mereka yang membutuhkan. Menolong orang lain juga
terkait dengan nilai-nilai yang dianut oleh seseorang, termasuk nilai-nilai
pribadi serta keagamaan yang mendorong pengikutinya untuk selalu melakukan
perbuatan baik.
Menolong orang lain yang memiliki latar belakang
yang berbeda dengan diri kita juga dapat membantu kita belajar serta memahami
hal-hal baru. Manfaat yang lain dari menolong orang lain adalah memberikan
tantangan bagi diri sendiri, terutama jika situasi dan kondisi yang harus
dihadapi saat itu relatif sulit. Para relawan yang terjun langsung pada saat
terjadi bencana alam, aksi terorisme, perang ataupun kerusuhan tentu tahu akan
bahaya yang menghadang mereka. Menolong orang lain juga dapat memberikan teman,
pengetahuan, pengalaman, dan bahkan mengubah pandangan hidup kita. Apakah
menolong orang lain selalu berupa memberikan barang atau uang? Saat ini
aktivitas menolong bisa dilakukan dalam berbagai bentuk. Salah satu yang paling
populer adalah memberikan waktu. Beberapa orang teman saya seringkali melakukan
kunjungan ke panti werdha ataupun rumah sakit, sekadar untuk duduk dan menemani
orang lansia ataupun pasien mengobrol.
Apapun alasannya, manusia harus hidup saling
tolong-menolong. Ada saatnya kita menolong dan ada saatnya kita ditolong.
Tetapi sebelum menolong atau ditolong orang lain, ada beberapa prinsip yang
perlu kita ketahui, antara lain:
1. Menolong bertujuan untuk meringankan
beban/penderitaan orang lain, bukan mengambil alih beban/penderitaan orang
lain. Ketika Anda menolong dengan maksud mengambil alih beban/penderitaan orang
lain disana nanti akan timbul masalah.
2. Menolong harus ikhlas. Artinya ketika kita
memberi harus dengan hati yang tulus tanpa ada unsur paksaan.
3. Menolong harus tanpa pamrih, artinya tidak ada
maksud-maksud tersembunyi atau "ada udang dibalik batu"; tidak untuk
mendapat keuntungan pribadi atau mengharapkan balasan.
4. Menolong harus "diam", artinya tidak
perlu diumumkan di media massa, media elektronik atau media sosial.
"Ketika tangan kanan memberi tidak perlu diketahui tangan kiri"
5. Menolong berarti "berkorban", artinya
ada bagian dari milik kita yang harus kita "korbankan". Jika kita
mengerti prinsip ini, kita tidak akan hanya "sekedar memberi" atau
"asal memberi". Kita akan memberi sesuai dengan kemampuan yang
maksimal.
6. Berkorban harus "hangus", artinya yang
sudah kita beri tidak perlu diungkit-ungkit. "Lupakan apa yang sudah Anda
beri tetapi ingat apa yang sudah Anda terima."
Daftar Pustaka :
Referensi Gambar :
0 komentar:
Posting Komentar