16.6.20


Menolong Adalah Sikap Hati Yang Bersih
Artikel Kuliah Psikologi Sosial
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.
Eunike Oktavia Krisnanda
19310410010

Membantu dan menolong orang lain termasuk ke dalam perilaku jenis prososial atau lebih khusus lagi disebut sebagai altruisme. Perilaku ini berarti berbagai perilaku yang bertujuan untuk menguntungkan orang lain dan bukan diri sendiri. Perilaku seperti menolong, menenangkan, berbagi, dan bekerja sama (Batson,1998). Walster dan Piliavin (19'72) mendefinisikan alkulturisme sebagai perilaku menolong yang sukarela, menuntut pengorbanan dari pelakunya, dan digerakkan oleh sesuatu di luar harapan untuk mendapatkan keuntungan material ataupun keuntungan secara sosial (misalnya dipandang baik oleh lingkungan).Perilaku prososial biasanya muncul saat seorang manusia menyadari bahwa ada pihak lain yang mengalami kesulitan. Sebagai mahluk sosial, manusia dididik untuk mematuhi serangkaian peraturan dan norma dalam menjalani hidupnya. Salah satu hal yang selalu diajarkan pada kebanyakan orang sejak kecil adalah kebiasaan untuk menolong orang lain.
Kebiasaan ini akan tertanam di dalam diri manusia dan akan muncul secara otomatis saat melihat sesama yang membutuhkan. Selain itu, manusia membutuhkan kemampuan saling bekerjasama dan saling membantu saat dihadapkan pada satu masalah. Hal ini penting bagi keselarasan dinamika dalam kelompok. Jika salah satu atau beberapa anggota kelompok memiliki masalah, maka keselarasan kemungkinan terancam. Maka dari itu, penting bagi setiap orang dalam kelompok untuk memiliki kesadaran menolong orang lain yang seoang bermasalah. Faktor utama yang menentukan apakah seseorang akan menolong orang lain atau tidak adalah apakah perilaku tersebut akan merugikan dirinya atau tidak. Jika kerugian tersebut nampak nyata, manusia akan cenderung untuk mengurungkan niatnya untuk menolong. Hal ini mungkin yang dapat menjelaskan mengapa banyak orang Indonesia yang "hobi" menonton kecelakaan atau kebakaran atau kendaraan yang mogok di jalan.
Selain mungkin karena kekurangan hiburan, kebanyakan orang Indonesia tidak mau mengambil risiko mengalami kerepotan untuk menolong orang lain. Kebanyakan dari mereka tidak mau "kena getahnya", misalnya harus membuat laporan kepada polisi, membuat surat pernyataan, ditanyatanya, dan lain-lain. Menolongmemupuk tanggung jawab, lantas apakahguna menolong orang lain? Salah satu kegunaan yang sangat jelas dari orang lain adalah bahwa perilaku tersebut membuat pelakunya merasa lebih baik. Karena tanggungjawab sosial yang tertanam di dalam diri kebanyakan orang, menolong orang lain terasa "melegakan" karena berarti mereka telah menjalankan sebagian dari tanggungjawab mereka sebagai anggota masyarakat. Jika ada saudara dekat yang anaknya masuk rumah sakit, menjenguk dan menyumbangkan sedikit uang bagi mereka akan membuat mereka merasa diperhatikan.  Ada perasaan berguna dan berharga saat seseorang berhasil menolong mereka yang membutuhkan. Menolong orang lain juga terkait dengan nilai-nilai yang dianut oleh seseorang, termasuk nilai-nilai pribadi serta keagamaan yang mendorong pengikutinya untuk selalu melakukan perbuatan baik.


Menolong orang lain yang memiliki latar belakang yang berbeda dengan diri kita juga dapat membantu kita belajar serta memahami hal-hal baru. Manfaat yang lain dari menolong orang lain adalah memberikan tantangan bagi diri sendiri, terutama jika situasi dan kondisi yang harus dihadapi saat itu relatif sulit. Para relawan yang terjun langsung pada saat terjadi bencana alam, aksi terorisme, perang ataupun kerusuhan tentu tahu akan bahaya yang menghadang mereka. Menolong orang lain juga dapat memberikan teman, pengetahuan, pengalaman, dan bahkan mengubah pandangan hidup kita. Apakah menolong orang lain selalu berupa memberikan barang atau uang? Saat ini aktivitas menolong bisa dilakukan dalam berbagai bentuk. Salah satu yang paling populer adalah memberikan waktu. Beberapa orang teman saya seringkali melakukan kunjungan ke panti werdha ataupun rumah sakit, sekadar untuk duduk dan menemani orang lansia ataupun pasien mengobrol.
Apapun alasannya, manusia harus hidup saling tolong-menolong. Ada saatnya kita menolong dan ada saatnya kita ditolong. Tetapi sebelum menolong atau ditolong orang lain, ada beberapa prinsip yang perlu kita ketahui, antara lain:
1. Menolong bertujuan untuk meringankan beban/penderitaan orang lain, bukan mengambil alih beban/penderitaan orang lain. Ketika Anda menolong dengan maksud mengambil alih beban/penderitaan orang lain disana nanti akan timbul masalah.
2. Menolong harus ikhlas. Artinya ketika kita memberi harus dengan hati yang tulus tanpa ada unsur paksaan.
3. Menolong harus tanpa pamrih, artinya tidak ada maksud-maksud tersembunyi atau "ada udang dibalik batu"; tidak untuk mendapat keuntungan pribadi atau mengharapkan balasan.
4. Menolong harus "diam", artinya tidak perlu diumumkan di media massa, media elektronik atau media sosial. "Ketika tangan kanan memberi tidak perlu diketahui tangan kiri"
5. Menolong berarti "berkorban", artinya ada bagian dari milik kita yang harus kita "korbankan". Jika kita mengerti prinsip ini, kita tidak akan hanya "sekedar memberi" atau "asal memberi". Kita akan memberi sesuai dengan kemampuan yang maksimal.
6. Berkorban harus "hangus", artinya yang sudah kita beri tidak perlu diungkit-ungkit. "Lupakan apa yang sudah Anda beri tetapi ingat apa yang sudah Anda terima."


Daftar Pustaka :
Referensi Gambar :



0 komentar:

Posting Komentar