Devi Nurmala Sari
19310410048
Mata Kuliah : Psikologi Sosial
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA
Ujian Akhir Psikologi Soial (Semester Genap 2019/2020).
19310410048
Mata Kuliah : Psikologi Sosial
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA
Ujian Akhir Psikologi Soial (Semester Genap 2019/2020).
Sosialisasi adalah
proses membimbing individu kedalam dunia sosial. Sosialisasi dilakukan untuk
mendidik seseorang tentang sebuah
kebudayaan di masyarakat. Sosialisasi terjadi di lingkungan yang menyebabkan
seseorang harus turun tangan untuk menghadapinya. Sosialisasi tentang pola
kebudayaan yang terjadi di masyarakat bermacam-macam seperti berbahasa, cara
berjalan , duduk, makan, berpakaian, dan lain-lain.
Dalam berinteraksi
dengan lingkungan masyarakat kita harus sadar akan pribadi diri sendiri,
belajar untuk memandang seseorang dengan baik. Proses sosialisasi terhadap
masyarakat tidak selalu berjalan dengan lancar, karena dalam bermasyarakat juga
banyak kesulitan.
Pola prilaku yang berbeda-beda ataupun bertentangan.
walaupun setiap orang berusaha untuk menyesuaikan diri dengan berbagai situasi
sosial, tetapi bila tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan maka
kemungkinan akan terjadi gangguan pada masyarakat yang menyebabkan masyarakat
akan memandang buruk tentang diri kita.
Penyesuaian diri
adalah bagaimana seseorang mencapai keseimbangan hidup dalam memenuhi kebutuhan
sesuai dengan lingkungan masyarakat. Apalagi kalau kita dapat membantu kegiatan
masyarakat yang dapat meringankan beban warganya. Dengan kita menyusaikan diri
dengan masyarakat mereka akan terkesan dengan adanya kita dalam lingkungannya.
Pada zaman sekarang dimana era digital sangatlah
berkembang, semakin canggihnya teknologi hal ini dapat terlihat dari banyaknya
dikeluarkan barang-barang seperti handphone yang menawarkan kecanggihan yang
sangat maju, selain itu berkembangnya teknologi memudahkan kita dalam hal
komunikasi, telah kita ketahui bahwa dizaman dahulu sangatlah sulit melakukan
komunikasi terutama dengan jarak yang cukup jauh, namun di era digital ini,
mudah sekali kita untuk dapat melakukan komunikasi seperti melalui smartphone,
laptop, dan media komunikasi lainnya. namun dasarkah kalian bahwa kecanggihan
teknologi telah menjauhkan komunikasi kita dalam dunia nyata? faktanya julukan
"mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat" itu memang benar
adanya.
Dimasa sekarang banyak sekali baik kaum remaja maupun
dewasa lebih sering menghabiskan waktunya dengan handphone mereka dibandingkan bersosialisasi
secara langsung, dapat dilihat ketika berkumpul atau sekedar nongkrongpun
mereka sibuk dengan handphone canggih mereka hingga menghiraukan keadaan
sekitar. bahkan banyak yang kecanduan bermain game online.
Padahal ada banyak manfaat dari bersosialisasi terutama
dalam bidang kesehatan. Diantaranya itu adalah:
·
Memberikan dampak positif pada fungsi otak
Tidak hanya dapat melatih fungsi otak melalui permainan
yang mengasah otak ataupun program-program lain yang dapat meningkatkan fungsi
otak, karena bersosialisasi dapat menjadi alternatif lain untuk menjaga fungsi
otak Anda.
Berinteraksi dengan orang adalah salah satu bentuk
melatih otak, karena interaksi sosial dapat membantu meningkatkan fungsi memori
dan melindungi otak dari penyakit-penyakit yang merusak saraf.
Manfaat sosialisasi bagi fungsi otak terlihat dari sebuah
studi yang mendapati bahwa orang yang mengajar orang lain mengenai bahan-bahan
ujian mendapatkan hasil yang lebih baik saat ujian daripada yang belajar
seperti biasanya. Orang yang suka bersosialisasi ditemukan memiliki performa
intelektual dan kognitif yang lebih baik. Hal ini karena sosialisasi melatih
pemikiran Anda.
Suatu penelitian bahkan menemukan bahwa salah satu
manfaat sosialisasi adalah untuk mencegah demensia.
·
Membantu membangun pola hidup yang lebih sehat
Manfaat sosialisasi dalam membentuk pola hidup yang lebih
sehat terbukti dari sebuah riset yang meneliti mengenai kualitas hidup dan
olahraga. Riset tersebut menemukan bahwa orang yang berolahraga dalam kelompok
mengalami penurunan stres serta peningkatan kesehatan mental, fisik, dan
emosional daripada yang berolahraga sendirian.
Orang yang kurang bersosialisasi atau memiliki lingkup
sosialisasi yang kecil berisiko lebih tinggi untuk terkena diabetes tipe 2
daripada yang sering bersosialisasi. Hal ini karena kurangnya dukungan
emosional berdampak pada pengambilan keputusan dan kurangnya perawatan saat
sedang sakit.
Anda akan lebih termotivasi untuk melakukan pola hidup
sehat, seperti berolahraga saat bersama dengan teman daripada sendirian. Selain
itu, adanya teman di sekeliling dapat menjadi pengingat untuk tetap menjalani
gaya hidup yang sehat.
·
Bersosialisasi dapat mengurangi stres
Manfaat sosialisasi yang satu ini sudah bukan rahasia
umum lagi. Saat Anda bersosialisasi secara tatap muka, Anda akan lebih mungkin
untuk bisa bertahan dari tekanan stres untuk jangka waktu yang panjang.
Saat Anda berinteraksi secara sosial secara tatap muka
dengan orang lain, maka tubuh akan memproduksi senyawa dopamin yang biasanya
dianggap sebagai ‘morfin alami tubuh’. Dopamin dapat meringankan rasa sakit dan
membuat Anda merasa senang.
Ketika sedang bersosialisasi, sentuhan yang diberikan
atau yang didapatkan, seperti berjabat tangan, berpelukan, dan sebagainya juga
memicu tubuh untuk membuat senyawa oksitosin yang menurunkan tingkat stres
dengan mengurangi kadar kortisol dalam tubuh.
·
Menjaga kesehatan mental
Penelitian menunjukkan bahwa kaum lansia yang
berinteraksi sosial secara tatap muka memiliki gejala depresi yang lebih rendah
daripada kaum lansia lain yang hanya berbicara lewat telepon ataupun surel.
Akan tetapi, tentunya manfaat sosialisasi dalam menjaga
kesehatan mental juga bisa dirasakan oleh kaum muda, seperti kalangan remaja.
Remaja yang memiliki teman-teman dekat akan lebih rendah peluangnya untuk
mengalami kecemasan sosial.
Secara garis besar, remaja yang memiliki teman-teman
dekat yang masih berhubungan baik hingga dewasa akan memiliki kesehatan mental
yang lebih baik. Sosialisasi dengan kualitas hubungan yang baik mampu membantu
untuk menurunkan risiko mengalami depresi dan bahkan mampu membantu meringankan
gejala depresi dengan membangun kembali keberhargaan diri atau self-esteem dari
penderita.
Studi lain mendapati bahwa interaksi sosial sangat
berperan penting dalam menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan diri pada
orang-orang yang memiliki disabilitas.
Manfaat sosialisasi bagi kesehatan tidak dapat
dipungkiri, tetapi Anda akan lebih bisa merasakan dampaknya saat melakukan
interaksi sosial secara tatap muka daripada melalui alat komunikasi, seperti
telepon, surel, dan sebagainya.
Bersosialisasi memang penting, tetapi jangan lupa untuk
menyeleksi siapa saja yang bisa masuk ke dalam lingkup pertemanan, karena
manfaat sosialisasi juga didasarkan pada kualitas hubungan pertemanan yang
baik.
Refrensi:
Juita Irawan. 2019. “Inilah Kenapa
Bersosialisasi Itu Penting!”. Diakses dari https://www.kompasiana.com/juita/5e0488a5d541df64ef38f962/inilah-kenapa-bersosialisasi-itu-penting.
Lendy Lovediana. 2017. “Bersosialisasi dengan Masyarakat”. Diakses dari https://www.kompasiana.com/lendylove/5a1402535a676f2963440752/bersosialisasi-dengan-masyarakat.
Anita Djie. 2019. “4 Manfaat Sosialisasi dengan Orang Lain Bagi Kesehatan”. Diakses dari https://www.sehatq.com/artikel/genggam-manfaat-sosialisasi-ini-untuk-kesehatan
Lendy Lovediana. 2017. “Bersosialisasi dengan Masyarakat”. Diakses dari https://www.kompasiana.com/lendylove/5a1402535a676f2963440752/bersosialisasi-dengan-masyarakat.
Anita Djie. 2019. “4 Manfaat Sosialisasi dengan Orang Lain Bagi Kesehatan”. Diakses dari https://www.sehatq.com/artikel/genggam-manfaat-sosialisasi-ini-untuk-kesehatan
Sumber Gambar:
https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/manusia-pandai-bersosialisasi/
http://m.erabaru.net/2015/11/09/mengapa-anak-anak-perlu-bersosialisasi/
http://m.erabaru.net/2015/11/09/mengapa-anak-anak-perlu-bersosialisasi/
0 komentar:
Posting Komentar