15.6.20

Pemuda Berkarakter Menentukan Pembangunan Masa Depan Bangsa



Ujian Tengan Semester Genap 2019/2020
Nama : Maily Qisti Rofiq
NIM : 19310410095
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A
Pemuda sebagai generasi penerus perjuangan bangsa harus menyadari tanggung jawabnya. Menyadari bahwa merekalah harapan bangsa Indonesia dalam pembangunan untuk mengejar keterbelakangan. Karena itu, hendaknya kegiatan generasi muda dapat menunjukan peran pelopor kaum muda dalam pembangunan. Generasi muda harus mampu berfikir kritis, inovatif, intelektual dan berkreasi unutk menghadapi persaingan luar. Dengan melihat perkembangan globalisasi dewasa ini sangat mungkin bangsa Indonesia akan mengalami jauh ketertinggalan jika sumber daya manusianya (SDM) tidak berkualitas. Maka dari itu menciptakan SDM yang berkualitas harus betul-betul terfikirkan, terlaksana dan terprogram secara efisien khususnya generasi muda. Karena kemajuan suatu bangsa ada pada generasi muda yang berkualitas. Bagaimana SDM berkualitas dapat kita capai? Ini tergantung dari peran pemerintah dalam menciptakan SDM yang berkompeten dan tentunya jalan yang harus kita lalui tidak lain melalui pendidikan forml maupun nonformal. Penataan SDM dan perencanaan yang baik adalah titik tolak pembangunan untuk mencapai kemakmuran suatu bangsa (Zulkifli&Emyarida, 2014).
Salah satu cara untuk menciptakan SDM yang berkualitas dimulai sejak dini. Karena diusia dini merupakan masa kritis untuk pembentukan karakter. Banyak pakar yang mengatakan jika pendidikan karakter tidak ditanamkan sejak dini maka akan membentuk pribadi yang bermasalah dimasa dewasanya (Sri Suwartini, 2017). Pembentukan karakter yang paling relevan di bangku pendidikan dan ini menjadi tugas lembaga pendidikan. Jika pendidikan karakter tidak diterapkan pada generasi muda maka akan mengakibatkan moral yang merosot. Daradjat (1982) mengatakan semakin merosotnya moral para pelajar merupakan salah satu akibat dari pesatnya perkembangan teknologi yang tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas budi pekerti pelajar. Perkembangan teknologi memang sangat dibutuhkan bangsa ini untuk terus dapat bersaing diera globalisasi (Heru Dwi Wahana, 2015).
Salah satu fungsi pendidikan karakter yaitu membentuk manusia Indonesia yang optimis dan percaya diri.  Sikap optimis dan percaya diri harus betuk-betul ditanamkan kepada peserta didik sejak dini. Kurangnya sikap optimis dan pecaya diri menjadikan faktor bangsa Indonesia kehilangan semangat untuk dapat bersaing menciptakn kemajuan disegala bidang. Pada masa depan, tentu saja kita mengharapkan sosok-sosok yang optimis dan penuh percaya diri dalam menghadapi berbagai situasi. Dan hal ini tidak akan terwujud jika kedua hal itu tidak ditanamkan  pada peserta didik sejak dini.
Pemuda selalu identik dengan perubahan, pergerakan dan kreativitas seperti pada masa proklamasi kemerdekaan. Peran para pemuda pada saat itu sangat luar biasa, kalau sekiranya para pemuda saat itu tidak melakukan pengasingan terhadap bapak Soekarno Hatta mungkin sampai sekarang bangsa kita belum merdeka. Maka tidak berlebihan jika pemuda disebut generasi yang memiliki tanggung jawab dalam membawa suatu bangsa kearah yang lebih baik atau malah sebaliknya. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan generasi penerus bangsa yang partisipatif dalam pembangunan bangsa dan negara (Syaripuddin, 2018). Peran pemuda yang disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.40 tahun 2009 pasal 16 bahwa pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan naisonal. Peran yang harus diemban ini haruslah menjadi poin penting dalam kehidupan sehari-harinya (Bintari&Darmawan, 2016). Kontribusi anak muda dalam pembangunan memang tidak harus tampak dari segi fisik, tetapi bias dari segala hal. Mulai dari prestasi akademik hingga yang bersifat olahraga.
Salah satu peran pemuda dalam pembangunan yaitu terutam dalam pembngunan perekonomian. Pembangunan adalah insan-insan yang menjadi SDM yang berkualitas.  Karena sumber daya alam (SDA) saja tidak cukup jika tidak didukung dengan SDM yang berkompeten dalam pengetahuan dan teknologi. Sebagai pemuda sudah selayaknya kita mengambil peran dalam pembangunan nasional, menjalankan tugas dan kewajiban sebagai penerus bangsa dalam melakukan perubahan. Sebagai tulang punggung perekonomian yang memikul tangguang jawab dalam memajukan bangsa, pemuda harus bisa melanjutkan dan mengisi perannnya untuk pembangunan dan perbaikan bangsa, dengan menggali kembali eksistensi dalam cita-cita kemandirian bangsa dibidang perekonomian.
Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai pemuda untuk mewujudkan kemandirin bangsa? Pertama, meningkatkan produktivitas dan kualitas dalam proses industri, karena tanpa peningkatan tersebut kita tidak mampu bersaing. Karena kenyataan masyarakat kita lebih percaya pada produk luar. Sebuah kalimat “kemandirian” akan terealisasi jika sebagai penggerak pembangunan, pemuda mampu menciptakan konsep kreatifitas dan daya saing guna memenuhi kebutuhan bangsa, baik dalam kebutuhan sandang, pangan maupun papan.
Kedua, membiasakan untuk menjadi pencipta sesuatu yang selalu muncul dengan gebrakan-gebrakan kreativitasnya, sehingga kita sebagai pemuda tidak hanya menjadi penikmat konsumsi. Harus kita akui globalisasi yang berkembang dewasa ini menyebabkan kaburnya batasan antar negara, tak terkeculi dalam bidang ekonomi. Dalam keadaan seperti ini pemuda dituntut untuk lebih kreatif dan mengeluarka ide-idenya. Untuk menghadapi globalisasi yang semakin pesat dibutuhkan peranan pemuda dalam perencanaan menjadi kelompok inovatif, kreatif, kompetitif, mandiri serta mempunyai ketangguahan untuk tetap bertahan pada persaingan dengan dunia luar. Sebenarnya perlu dibangun oleh bangsa Indonesia adalah kualitas SDM dimana kekuatan terletak pada generasi mudanya.
Ketiga, mewujudkan kemandirian dan kemajuan bangsa perlu didukung oleh kemampuan mengembangkan potensi diri dan konsep yang terarah. Konsep kemandirian itu sendiri bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan dan pengerjaan segala sesuatu untuk diri sendiri dengan kekuatan dan kemampuan sendiri. Sebisa mungkin tidak bergantung pada orang lain sesuai dengan semangat yang dicita-citakan oleh Bung Karno berdiri diatas kaki sendiri (berdikari). (Handitya, 2019).

Seperti kita ketahui bahwa salah satu tujuan penting perencanaan ekonomi di Negara sedang berkembang (NSB) termaksud di Indonesia adalah untuk meningktkan laju pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan pertumbuhan tersebut berarti perlu juga meningkatkan laju pertumbuhan modal dengan cara meningkatkan tingkat pendapatan, tabungan dan investasi. Untuk Negara Indonesia peningkatan laju pembentukan ini menghadapi berbagai kendala. Salah satunya adalah kemiskinan masyarakay Indonesia itu sendiri. Hal ini diakibatkan karena tingkat tabungan yang rendah dikarenakan tingkat pendapatan yang juga rendah (Wibowo, 2008). Maka diharapkan pemuda generasi penerus pembangunan bangsa Indonesia betul-betul menjadi pemuda yang meliliki jiwa nasionalisme sehingga mampu menyelesaikan permasalahan bangsa indonesia dimasa mendatang.






REFERENSI
Zulkifli & Emyurida. (2014). Dunia Pendidikan : Antara Dilema dan Harapan. Jurnal Ilmu-Ilmu Sejarah, Budaya dan Sosial, Vol.4, No.14, Oktober 2014, hlm.81.

Suwartini, S. (2017). Pendidikan Karakter dan Pembangunan Sumber Daya Manusia Keberlanjutan. Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol.4, No.1, September 2017, hlm.223.

Wahana, H.D. (2015). Pengaruh Nilai-Nilai Budaya Generasi Millennial dan Budaya Sekolah Terhadap Ketahanan Individu. Jurnal Ketahanan Nasional, XXI(1), April 2015, hlm.16.

Syaripuddin. (2018). Mempersiapkan Remaja Bangsa menjadi Generasi yang Ideal Sejak Dini, agar dapat Berprestasi Aktif dalam Upaya Pembangunan Bangsa yang Lebih Baik. Jurnal Ilmiah Maju, Vol.1, No.1, Juni 2018, hlm.41-42.

Bintari, P.N &Darmawan, C. (2016). Peran Pemuda Sebagai Penerus Tradisi Sambat dalam Rangka Pembentukan Karakter Gotong Royong. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol.25, No.1, Edisi Juni 2016, hlm.68.

Handitya, B. (2019). Menyamai Nilai Pancasila pada Generasi Muda Cendikia. Adil Indonesia Jurnal, Vol.2, No.1, Juli 2019, hlm.15.

Wibowo, E. (2008). Perencanaan dan Strategi Pembangunan di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, Vol.8, No.1, April 2008, hlm.18.

0 komentar:

Posting Komentar