Ujian
Akhir Psikologi Industri dan Organisasi
(Semester Genap
2019/2020)
Bayu
Pratama (19310410022)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Pada era
modern seperti sekarang ini, perkembangan dunia dalam bidang industri serta
teknologi semakin meningkat pesat. Semakin canggihnya teknologi digital masa
kini membuat perubahan besar terhadap dunia, lahirnya berbagai macam teknologi
digital yang semakin maju telah banyak bermunculan. Berbagai kalangan telah
dimudahkan dalam mengakses suatu informasi melalui banyak cara, serta dapat
menikmati fasilitas dari teknologi digital dengan bebas dan terkendali. Namun, tidak
semua kalangan bisa memanfaatkan atau menggunakan dengan baik teknologi
tersebut.
Bagi suatu
lembaga atau perusahaan, teknologi informasi dapat mempermudah dalam memberikan
suatu layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Namun, dalam suatu lembaga atau
perusahaan tentunya terdapat berbagai macam kalangan usia yang menduduki
jabatan sebagai karyawan dan tidak semua karyawan bisa memanfaatkan atau
menggunakan teknologi tersebut untuk menunjang kinerjanya. Melihat pentingnya
teknologi informasi untuk menunjang layanan yang optimal sehingga dibutuhkan
kinerja karyawan yang berkualitas dan profesional.
(sumber gambar: kompas.com)
Untuk
meningkatkan kualitas kinerja karyawan maka diperlukan suatu pelatihan. Menurut
Rivai (2005:225), pelatihan adalah proses secara sistematis mengubah tingkah
laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.Pelatihan berkatian dengan
keahlian dan kemampuan pegawai untuk melaksanakan pekerjaan saat ini. Pelatihan
memiliki orientasi saat ini dan membantu pegawai untuk mencapai kehalian dan
kemampuan tertentu agar berhasil dalam melaksanakan pekerjaanya. Menurut Shinta
pelatihan bagi karyawan yaitu usaha-usaha organisasi yang terencana untuk
menolong karyawan dalam hal mempersiapkan mental karyawan untuk lingkungan
kerja yang baru, memberikan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan dan,
memberikan keterampilan baru karena organisasi menerapkan peralatan baru
sebagai akibat perkembangan teknologi. Berdasarkan kedua pengertian diatas maka
dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah
suatu usaha sadar dan tersencana yang diakukan oleh suatu organisasi
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja para karyawannya.
Menurut
Carrel (1982: 401) manfaat dan tujuan umum pelatihan dan pengembangan bagi
karyawan adalah sebagai berikut :
a.
Meningkatkan
kinerja (improve performance).
Karyawan yang kinerjanya kurang memuaskan karena minimnya kecakapan merupakan
target utama dalam program pelatihan dan pengembangan.
b.
Memperbaharui
keterampilan karyawan (update employee’s
skill). Manajer diharuskan tanggap pada perkembangan teknologi yang akan
membuat fungsi organisasinya lebih efektif. Perubahan teknologi berarti
perubahan lingkup pekerjaan yang menandakan bahwa harus adanya pembaharuan
pengetahuan yang telah ada sebelumnya.
c.
Menghindari
keusangan manajerial (avoid managerial
obsolescence). Banyak ditemukan sebagai kegagalan dalam mengikuti proses
dan metode baru. Perubahan teknis dan lingkungan sosial yang cepat berpengaruh
pada kinerja. Bagi karyawan yang gagal menyesuaikan diri maka apa yang mereka
miliki sebelumnya menjadi ‘usang’.
d.
Memecahkan
permasalahan organisasi (solve
organizational problems). Di setiap organisasi tentulah banyak sekali
konflik yang terjadi dan pastinya dapat diselesaikan dengan beragam cara.
Pelatihan dan pengembangan memberikan keterampilan kepada karyawan guna
mengatasi konlik yang terjadi.
e.
Mempersiapkan
diri untuk promosi dan suksesi manajerial (prepare
for promotion, and managerial succession). Hal penting guna menarik,
mempertahankan dan memotivasi karyawan yaitu dengan program pengembangan karir.
Dengan mengikuti program pelatihan dan pengembangan karyawan dapat memperoleh
keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk promosi, dan memudahkan dalam
perpindahan ke tanggungjawab pekerjaan yang lebih tinggi.
f.
Memenuhi
kebutuhan kepuasan pribadi (satisfy
personal growth needs). Banyak karyawan yang berorientasi lebih kepada
prestasi dan butuh tantangan baru pada pekerjaannya.
Dari tujuan
pelatihan dan pengembangan karyawan yang telah dikemukakan diatas pada dasarnya
dapat disimpulkan bahwa pada intinya tujuan pelatihan dan pengembangan yaitu
untuk meningkatkan kemampuan karyawan baik secara afektif (sikap), kognitif
(pengetahuan) dan psikomotoriknya (perilaku) serta mempersiapkan karyawan dalam
menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi sehingga dapat mengatasi
hambatan-hambatan yang sekiranya muncul dalam pekerjaan.
Ada dua
metode pelatihan dan pengembangan karyawan yang dapat dilakukan lembaga atau
perusahaan, yaitu dengan metode on the
job training dan off the job training.
Metode On the Job Training merupakan
metode yang paling banyak digunakan dalam pelatihan dan pengembangan. Karyawan
dilatih tentang pekerjaan baru dengan supervisi langsung seorang ‘pelatih’ yang
berpengalaman (karyawan lain). Meliputi semua upaya bagi karyawan untuk
mempelajari suatu pekerjaan sambil mengerjakannya di tempat kerja yang
sesungguhnya. Jadi dalam metode ini biasanya suatu lembaga atau perusahaan
mengundang pelatih untuk datang langsung dan memberi pelatihan karyawan dalam
lembaga tersebut. Metode Off the Job
Training yaitu pelatihan dan pengembangan dilaksanakan pada lokasi terpisah
dengan tempat kerja. Program ini memberikan karyawan dengan keahlian dan
pengetahuan yang mereka butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan pada waktu
terpisah dari waktu kerja reguler mereka. Metode Of the Job Training biasanya mengikutkan karyawan yang membutuhkan
pelatihan untuk melaksanakan pelatihan
maupun diklat pada luar jam bekerja.
Berdasarkan
berbagai macam pemaparan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan
mengoperasikan Teknologi Informasi (TI) merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk dimiliki oleh seseorang karyawan dalam suatu lembaga untuk meningkatkan
kualitas layanan pada era modern. Pelatihan dan pengembagan sangat penting untuk
diberikan kepada karyawan yang belum mampu menguasai kemampuan-kemampuan
tersebut karena pelatihan mampu memodifikasi kinerja dan kemampuan
pegawai atau karyawan dalam menyelesaikan masalah
kurangnya pengetahuan teknologi informasi (TI) sekaligus mendorong tercapainya
target.
Referensi:
Carrel, M. R. 1982. Pelatihan Tenaga Kerja. Jakarta: PT. Pradnya.
Shinta, A. (2020). Modul
Perkuliahan: Psikologi Industri dan Organisasi. Universitas Proklamasi 45.
Zainal,
V. R. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke
Praktik. Depok. Rajawali Press
Sumber
Gambar:
Setiawan,
S. R. D (2017). Bagaimana Agar
Perusahaan Anda Sukses di Era Digital?.
Kompas.com. Diakses pada 14 Juni 2020. https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/03/064334926/bagaimana-agar-perusahaan-anda-sukses-di-era-digital.
0 komentar:
Posting Komentar