15.6.20

Menyadari Kemampuan Berbeda Setiap Karyawan


Ujian Akhir Semester Genap 2019/2020
Nama : Maily Qisti Rofiq
NIM : 19310410095
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A

Dengan kemajuan era globalisasi saat ini,  dengan semakin pesatnya persaingan di dunia industri tentunya setiap perusahaan akan mengharapkan karyawannya memiliki kinerja yang bagus. Pengelolaan karyawan harus dimulai sejak perekrutan karyawan agar bisa menghasilkan karyawan yang produktif dan efektif bagi perusahaan. Kualitas manusia sebagai tenaga kerja merupakan modal dasar dalam masa pembangunan. Tenaga kerja yang berkualitas akan menghasilkan suatu hasil kerja yang optimal sesuai dengan target kerjanya. Manusia sebagai tenaga kerja atau karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena mereka mempunyai bakat, tenaga dan kreativitas yang sangat dan dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Mengelola SDM perusahaan pada hakekatnya adalah kegiatan perusahaan dalam mengelola para pegawainya (SDM) mulai dari saat direkrut sampai pegawai memasuki masa pensiun dari perusahaan. Kegiatan ini tentu saja akan berjalan terus menerus secara berkesinambungan. Untuk itu hal yang paling utama dari kegiatan ini adalah membuat pola/rancangan pengelolaan SDM, yaitu dimana seluruh aspek/bidang SDM harus dibuat terpadu atau setiap aspek merupakan komponen yang tak terpisahkan. Pola/rancangan setiap perusahaan tentu saja berbeda-beda tergantung dari tujuan atau Visi misi Perusahaan. Fungsi pengelolaan sumber daya manusia harus dilakukan secara optimal sehingga kebutuhan yang menyangkut tujuan individu dan perusahaan bisa tercapai.
Meningkatkan kinerja karyawan menjadi tantangan manajemen sumber daya manusia. Karena keberhasilan dalam mencapai tujuan dan keberlangsungan hidup perusahaan bergantung pada kualitas sumber daya manusia. Pada dasarnya perusahaan tidak hanya membutuhkan karyawan yang mampu dan terampil tetapi karyawan yang bisa bekerja lebih giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil yang optimal dan sesuai dengan tujuan perusahaan. Untuk itu, perusaahaan harus mampu memahami kemampuan setiap karyawan agar dalam menentukan penempatan kerja karyawan baru tepat dan dapat meningkatkan pencapaian perusahaan.
Kinerja akan memberikan keuntungan sendiri bagi karyawan, seperti peningkatan pada gaji, perluasan kesempatan untuk adanya naik jabatan, meningkatkan ketrampilan dan menambah pengalaman yang dimiliki oleh seorang karyawan. Peningkatan kinerja karyawan akan memberikan dampak positif untuk kemajuan perusahaan, agar perusahaan tersebut dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah kemampuan kerja karyawan. Kemampuan kerja berhubungan dengan pengetahuan, bakat, minat dan pengalaman agar dapat menyelesaikan tugas-tugas yang sesuai dengan pekerjaan yang didudukinya. Pihak manajemen perusahaan harus bisa mengembangkan kemampuan setiap karyawannya agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan, karena kemampuan menunjukkan potensi seorang karyawan dalam melakukan pekerjaannya.
Kemampuan kerja karyawan merupakan keahlian yang dimiliki karyawan dalam mengerjakan pekerjaannya. Apabila karyawan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bakat yang dimiliki, serta menggunakannya secara tepat akan berpengaruh pada perkembangan perusahaan. Selain itu dengan kemampuan yang memadai akan dapat membantu karyawan dalam melaksanakan pekerjaan sekarang dan pekerjaan yang akan datang. Kemampuan kerja mutlak harus dimiliki karyawan, karena bila tidak maka untuk mencapai suatu tujuan akan terasa berat. Pada dasarnya juga setiap karyawan sudah memiliki kemampuan yang dibawa sejak lahir ataupun dipelajari.
Kemampuan kerja ini biasanya berupa kemampuan pengetahuan yang mencakup segala hal yang pernah diketahui, selanjutnya kemampuan keterampilan yang didasari teknik kerja tertentu, dan yang terakhir kemampuan sikap yakni tanggapan seseorang terhadap orang lain. Robbins (2006) kemampuan adalah suatu kapasitas individu untuk melaksanakan tugas dalam pekerjaan tertentu. Kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang yang dapat menyelesaikan pekerjaannya, baik secara mental ataupun fisik. Karyawan dalam suatu organisasi, meskipun dimotivasi dengan baik, tetapi tidak semua memiliki kemampuan untuk bekerja dengan baik. Kemampuan dan keterampilan memainkan peranan utama dalam perilaku dan kinerja individu.
Keterampilan adalah kecakapan yang berhubungan dengan tugas yang dimiliki dan dipergunakan oleh seseorang pada waktu yang tepat. Kaleta, Dorota (2006:170) yang menyatakan bahwa kemampuan kerja adalah fitur yang kompleks dan tingkat mencerminkan interaksi antara volume kedua kegiatan fisik dan mental dan kemampuan fungsional pekerja, kesehatan mereka dan penilaian subjektif dari status mereka dalam kondisi organisasi dan sosial yang diberikan.
Menurut Tengland (2011:283) definisi kemampuan kerja yang spesifik dapat dirumuskan sebagai berikut: Seseorang memiliki kemampuan kerja tertentu jika (dan hanya jika) orang yang memiliki (setidaknya satu bagian yang relevan dari) kompetensi manual, intelektual dan sosial, bersamasama dengan (kapasitas eksekutif) fisik, mental dan kesehatan sosial yang dipelukan untuk kompetensi, dan memiliki (beberapa set) kebijakan dasar dan kebijakan-pekerjaan spesifik yang relevan (jika ada) yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan pekerjaan (dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pekerjaan), dengan standar kualitas normal, yang biasanya dapat dicapai (atau dilakukan) oleh seseorang dalam profesi, mengingat bahwa (fisik, psiko-sosial dan organisasi) lingkungan dapat diterima (atau dapat dengan mudah dibuat dapat diterima), dan jika orang tersebut bisa berdiri pekerjaan.
Pada fenomena karyawan berusia tua dianggap sebagai tenaga kerja yang kurang fleksibel dan menolak terhadap kemajuan teknologi pada zaman sekarang. Kondisi fisik yang kian menurun juga dianggap mempengaruhi produktivitas dan kinerja kerja yang seringkali membuat perusahaan cenderung untuk merekrut karyawan yang berusia lebih muda. Dukungan perusahaan terhadap kemampuan yang dimiliki karyawan sangat penting mengingat lingkungan perusahaan, baik internal maupun eksternal, akan mengalami perubahan. Seorang karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan harus mempunyai kemampuan dalam kegiatan sehari-hari yang merupakan tanggung jawabnya. Selain itu, menurut Robbins dan Judge (2002:284) menyatakan bahwa budaya yang kuat akan mempunyai pengaruh yang besar pada perilaku anggota-anggotanya karena tingginya tingkat kebersamaan dan intensitas menciptakan suatu iklim internal dari kendali perilaku yang tinggi.

Tercapainya suatu tujuan dalam perusahaan berkaitan erat dengan profesionalitas kerja karyawan yang mampu bertanggung jawab terhadap pekerjaannya sehingga tercapailah tujuan dari perusahaan tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan setiap karyawan dengan memberikan pelatihan dan pengembangan ketrampilan. Mangkunegara (2008:50) menegemukakan bahwa pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir di mana pegawai non-managerial memepelajari pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam tujuan terbatas. Pelatihan itu perlu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap karyawan. Ini juga akan membuat lebih mudah bagi karyawan untuk memperoleh pengetahuan lebih lanjut berdasarkan pondasi yang diperoleh dari pelatihan dan efek perubahan lebih lanjut dalam rekan kerja lainnya (Jagero et al, 2012).
Hetami (2008) menyatakan bahwa organisasi atau perusahaan bisnis jika ingin bertahan dalam suatu lingkungan persaingan, pada umumnya harus memiliki sejumlah sumber daya yang dijadikan andalan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya. Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  pelatihan  memiliki  pengaruh  positif  dan  signifikan terhadap  kinerja  karyawan.

DAFTAR PUSTAKA
Hetami & Adietya, A. (2008). Pengaruh Motivasi, Kemampuan dan Disiplin Terhadap Kinerja Karyawan pada Sebuah Persero Asuransi. Jurnal Ekonomidan Bisnis, 6 (2), 66-81.

Nelson, J., Komba, H. V., & Mlingi, M. N. (2012). Relationship Between On The Job Training and Employee’s Performance in Courier Companies in Daressalam, Tanzania. International Journal of Humanities and Social Science, 2(22), 114-120.

Mangkunegara, A.P. (2008). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama.

Arini, K. R., Mochammad, D. M., Ika, R. (2015). Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi  Kerja Terhadap Kinerja karyawan (Studi pada Karyawan PT Perkebunan Nusantara X (Pabrik Gula) Djombang Baru). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 22(1), Mei 2015, administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Shafira & Anita, L. (2017). Perbedaan Kepuasaan Kerja pada Karyawan Berdasarkan Usia dan Masa Kerja. Jurnal Empati, 6(1), Januari 2017, 396-400.

Robbins S.P. dan Judge. (2002). Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat.

Prasetyo, D. T., Moch. Al Musadieq & Mohammad, I. (2015). Pengaruh Kemampuan Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan PT. Tembakau Djajasakti Sari Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 3(1), Maret 2015, administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Saputra, A., Susi, H. & Yulia, E. (2018). Pengaruh Motivasi, Penempatan Kerja dan Kemampuan Kerja terhadap Prestasi Kerja Anggota Polda Riau. Jurnal Psikologi, 14(1), Juni 2018.

Ed's, HRM. (2018). Pengelolaan Sumber Daya Manusia. Manajemen SDM. https://epsmanajemensdm.blogspot.com/2008/04/pengelolaan-sumber-daya-manusia.html

 

 


0 komentar:

Posting Komentar