Oleh
:
Poppy
Intan Permatasari/ 19310410013
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Dosen
Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.
Keinginan untuk berubah hanya pada
segelintir orang saja dalam organisasi, perubahan dapat dilakukan jika memiliki
inisiatif yang timbul dari kesadaran akan pentingnya suatu perubahan. Seorang
pencetus akan memulai dan mungkin memimpin proses perubahan tersebut dan akan
ada upaya untuk mengajak anggota lain melakukan perubahan. Hal ini memungkinkan
perubahan dapat diakui sebagai suatu keharusan oleh seluruh anggota organisasi.
Tetapi sebuah keinginan pasti akan menimbulkan penolakan terhadap perubahan, bila
keinginan dan kebutuhan untuk berubah tersebut kuat maka penolakan tersebut
akan diupayakan untuk dieliminir. Dengan lebih dulu mengupayakan penyadaran dan
mengeliminir penolakan maka proses dalam mengelola perubahan akan lebih muda
dilaksanakan. Proses selanjutnya dengan adanya persetujuan mengenai tipe
perubahan yang dibutuhkan, mengindentifikasi dan mengembangkan critical success
factor, penyediaan sistem dan struktur yang akhirnya menimbulkan suatu
pengembangan strategi.
Kunci sukses dalam mengelola perubahan
organisasi yang dikutip dari Ulrich D. (1996) adalah: (1) leading change yang
merupakan orang yang member sponsor akan perubahan-perubahan yang diadakan
organisasi; (2) creating a share need yaitu menyakinkan individu untuk bersama
memikirkan mengapa harus berubah dan kebutuhan kebutuhan apa yang diperlukan
untuk berubah dan kemungkinan penolakan penolakan yang dilakukan; (3) shaping a
vision, yaitu mengatasi hambatan untuk berubah; (4) mobilizing commitment yang
merupakan identifikasi untuk mengikat dan membela kepentingan stakeholder yang
harus diperhatikan dalam mengelola perubahan; (5) changing system and structure
yaitu menggunakan fungsi human resource dan manajemen (stafffing, development,
appraisal, rewards, organization design, communication, systems dan sebagainya)
untuk menyakinkan bahwa perubahan dibangun dalam infrastruktur organisasi; (6)
monitoring process – menetapkan benchmark, milestone dan eksperimen yang dapat
mengukur dan menunjukkan proses perubahan tersebut; (7) making change last yang
memberikan keyakinan bahwa perubahan terjadi melalui implementasi perencanaan,
pemikiran dan komitmen.
Kehadiran seorang change agent yang akan
memimpin proses perubahan organisasi yang merupakan faktor yang paling
essensial dalam menentukan sukses tidaknya suatu organisasi menghadapi
perubahan. Tanpa kehadiran seorang change leader ini maka proses perubahan
tidak akan menjadi teratur dan akan kehilangan arah. Kehadiran seorang change
leader ini dapat muncul dari orang dalam maupun luar organisasi. Ulrich D.
(1996) mengatakan bahwa proses perubahan di dalam suatu organisasi, seorang
change leader harus mampu menjadi seorang champion yaitu: (1) harus mampu
menyebarkan visinya dan mendorong individu mencapai visi tersebut; (2) harus
mampu berperan tidak hanya sebagai knowledge worker tetapi juga sebagai
knowledge broker; (3) harus mampu menyebarkan knowledge kepada anggota lainnya.
Karakteristik seorang change leader yang
efektif menurut Moran J.W. dan Brightman B.K. (2000) adalah: (1) mengetahui gambaran
mengenai perubahan secara keseluruhan serta mengetahui dampaknya terhadap
individu-individu dalam organisasi dan mampu mendorong anggota untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan baru yang terjadi juga mampu menyediakan
sumber daya yang diperlukan; (2) menciptakan lingkungan yang memungkinkan
individu untuk mencoba perubahan yang terjadi, memberikan dorongan semangat,
mempunyai pengalaman dengan cara-cara baru yang dioperasikan dan mampu
mendobrak budaya yang sudah ada; (3) memimpin usaha untuk berubah dalam setiap
kata-kata dan tindakannya. Bertanggung jawab pada pelaksanaan proses kinerja
yang telah berlangsung dan mengidentifikasi penolakan yang potensial muncul;
(4) menunjukkan dedikasi yang kuat untuk melakukan perubahan. Fokus pada hasil
maupun proses, menganalisis kesalahan, menentukan mengapa hal tersebut terjadi
dan berani untuk mencoba; (5) berinteraksi pada individuindividu dan grup-grup
dalam organisasi, mampu menerangkan siapa, apa, kapan, di mana, kapan, mengapa
dan bagaimana terjadinya perubahan.
Agar tetap survive menghadapi persaingan
yang global seperti sekarang ini, sebuah organisasi harus melakukan perubahan
tidak terkecuali. Dalam pelaksanaan perubahan dalam organisasi diperlukan
adanya sosialisasi yang bertujuan untuk menggambarkan perubahan secara nyata
kepada setiap karyawan dan mampu memberikan cermin perubahan untuk dapat
dilihat setiap karyawan tentang wujud asli dari perubahan guna menghindarkan
terjadinya kebingungan para pegawai dalam mengapresiasikan perilaku dan budaya
dalam bekerja serta meminimalisir resistensi yang menjadi penyebab kegagalan
dalam melaksanakan perubahan organisasi tersebut.
Daftar Pustaka :
Ulrich,
D. (1996). Human Resource Champions. Boston: Harvard Business School Press.
Moran,
J. W and Brightman, B. K. (2000). Leading organizational change. Journal of
Workplace Learning, MCM University Press.
Sumber Gambar :
https://samahitawirotama.com/karakteristik-pemimpin-yang-sukses-dalam-membentuk-organisasi/
(diakses pada 5 Juni 2020).
0 komentar:
Posting Komentar