Oleh
:
Poppy Intan Permatasari/ 19310410013
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Dosen Pembimbing: Dr. Arundati Shinta, MA.
Setelah proses rekrutmen, pihak
perusahaan biasanya akan direpotkan dengan proses training karyawan yang baru
saja bergabung dengan perusahaan. Training sangat penting diberikan kepada
karyawan yang baru saja bergabung tak peduli seberapa senior dan
berpengalamannya sang karyawan. Pelatihan atau training adalah suatu proses
belajar untuk menguasai keterampilan, pengetahuan dan sikap yang baru untuk
mempersiapkan seseorang agar mampu melakukan pekerjaan yang saat ini menjadi
tanggungjawabnya atau yang akan menjadi tanggung jawabnya kelak sebagai bagian
dari perkembangan individu maupun organisasi di mana ia bekerja (Abdorrakhman,
2011:8).
Pasalnya, training memang ditujukan
untuk menyamakan skill serta visi dan misi karyawan yang baru bergabung dengan
perusahaan terutama dengan karyawan lama yang nantinya akan jadi rekan selama
bekerja bersama. Kendati dianggap penting dan telah dipersiapkan dengan baik,
tak jarang training untuk karyawan terkadang mengalami kegagalan. Misalnya,
kurang bersinerginya si karyawan dengan budaya kerja perusahaan atau
meningkatnya angka turnover karyawan.
Kegagalan ini biasanya dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah training. berikut ini adalah beberapa hal
yang kemungkinan menjadi pemicu kuat gagalnya sebuah training.
1.
Kesalahan saat memilih pelatih alias trainer.
Penyebab pertama kegagalan dalam proses training
karyawan baru biasanya adalah soal kesalahan perusahaan saat memilih pelatih
atau trainer. Tak peduli sekeren apapun materi training yang sudah perusahaan
siapkan, jika si trainer tidak kompeten maka training untuk karyawan baru
hampir pasti berpotensi mengalami kegagalan. Hal ini bisa disebabkan karena si
trainer mungkin saja kurang pas dalam menyampaikan materi atau bisa jadi
trainer terlalu fokus pada materi bukannya prakterk. Training yang baik nan
ideal (terlebih bagi karyawan yang datang dari generasi millennials) memang
harus disampaikan secara interaktif dan praktikal.
Oleh karena itu, memilih trainer yang
sangat paham materi saja tidak cukup. Trainer wajib memiliki kemampuan
komunikasi yang baik dan mampu mencontohkan tiap materi yang diberikan dengan
baik.
2.
Kurang
Disesuaikan dengan Kebutuhan Usaha.
·
Program pelatihan sering kali gagal
karena hal tersebut tidak dikaitkan dengan kebutuhan usaha dan organisasi.
·
Best Practice: Program pelatihan yang efektif
dimulai dengan analisis kebutuhan yang dikaitkan dengan kebutuhan organisasi
dan stategi program pelatihan. Kebutuhan juga harus diterjemahkan kedalam
tujuan dan kriteria evaluasi. Pelatihan menjadi stategis sektika hal tersebut
disesuaikan dengan stategi bisnis dan karena itu memungkinkan oraganisasi untuk
meraih tujuan dan sasaran stategisnya.
3.
Kurangnya
Reinforcement dan Dukungan Manajemen
·
Jika manajemen tidak mendukung,
mendorong, dan menguatkan penggunaan pengetahuan dan keahlian baru dalam pekerjaan,
program pelatihan tidak akan efektif.
·
Best Practice: Merupakan hal yang sangat
penting bahwa manajemen terlibat dengan trainee sebelum dan sesudah pelatihan.
Manajer perlu tahu betapa pentingnya peranan mereka dan bagaimana mereka dapat
menyediakan dukungan dan reinforcement.
4. Kurang detail dalam menyajikan materi
training.
Meski hal ini jarang terjadi, tapi tanpa
disadari terkadang pihak perusahaan lupa menyajikan materi training secara
detail. Bukan hanya sekadar peraturan atau team work saja, agar tak mengalami
kegagalan maka materi training perlu dispesifikasi terutama masalah-masalah
yang nampak kecil dan selama ini tak terpikirkan seperti budaya perusahaan. Informasi
mengenai tradisi, kebiasaan, ritme kerja serta aktivitas ekstra perusahaan wajib
disajikan selama proses training dan jika perlu silakan dimasukan dalam silabus
training. Mengapa hal sekecil ini penting disampaikan selama proses training,
karena dengan mengomunikasikan budaya kerja sedari awal sama saja dengan
mempersiapkan karyawan menghadapi aktivitas harian di perusahaan serta
mengurangi shock jika misalnya si karyawan ada perbedaan nilai budaya.
5.
Perusahaan
tak benar-benar peduli pada proses pasca training.
Tak peduli yang dimaksud disini adalah
perusahaan terkadang hanya sebatas melakukan kewajiban untuk men-training
karyawan baru tanpa melihat atau meminta feedback dari si karyawan, pemberi
materi hingga rekan kerja. Kepedulian perusahaan sangat penting menentukan
apakah proses training pada karyawan baru berjalan sesuai dengan prosedur dan
tujuannya atau tidak. Jika perusahaan peduli, maka kondisi seperti karyawan
yang masih belum paham core value atau budaya kerja bisa diminimalisir. Hal ini
akan memudahkan perusahaan sebenarnya, karena memastikan karyawan bisa
beradaptasi atau bisa bekerja sama dengan rekan kerja lainnya dan bisa
berkontribusi aktif pada perusahaan.
Dengan langkah ini juga, kemungkinan
adanya konflik dan juga turnover di tubuh perusahaan pun bisa dihindari. Terlepas
dari beberapa hal di atas, satu hal paling penting dan menjadi kunci
berhasilnya proses training bagi karyawan baru adalah perusahaan atau bagian HR
yang selalu mempersiapkan tiap proses training dengan baik. Meski tak bisa
dibilang mudah, mengorganisir proses training di era digital seperti sekarang nyatanya
tak serepot yang dipikirkan. Banyak software yang siap sedia membantu
perusahaan mengorganisir proses training terutama bagi karyawan baru dengan
baik dan lebih sistematis. Salah satunya adalah Talenta, yang dengan fitur
khususnya dapat membantu pekerjaan perusahaan lebih mudah dan menjamin
keberhasilan proses training itu sendiri.
Daftar
Pustaka :
Davis,
E. (2008). ‘The art of training and development’: the training managers: a
handbook. Ensiklopedi. (terjemahan), Jakarta: Gramedia.
Gintings,
Abdorrakhman. (2011). Esensi Praktis Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Bandung : Humaniora.
https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/inilah-beberapa-pemicu-kegagalan-proses-training-karyawan-baru/
(diakses pada tanggal 6 Juni 2020).
Sumber
Gambar :
https://magazine.job-like.com/menyebabkan-kegagalan-training/
(diakses pada tanggal 6 Juni 2020).
0 komentar:
Posting Komentar