BURNOUT SANG PENGHAMBAT
PRODUKTIFITAS
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
ARTIKEL PSIKOLOGI LINGKUNGAN UNTUK UJIAN AKHIR
SEMESTER PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Rr.Sekarlangit Ayuningtyas Rahawarin
18.310.410.1179
Dewasa
ini orang sudah tidak asing lagi dengan istilah stres. Orang dapat mengalami
stres di mana saja berada. Di dalam kehidupan rnmah tangga, seorang istri dapat
merasakan stres yang berat ketika hams mengatur segala sesuatunya agar tampak
rapi. Di perjalanan, orang merasakan stres saat terperangkap dalam kemacetan
laIu Hntas yang berkepanjangan. Di tempat kerja. dengan kondisi pengap. bising,
dan tingkat kompetitif yang sangat tinggi, karyawan dapat merasakan stres yang
menyesakkan.
Stres
kelja didefinisikan sebagai suatu situasi yang tereipta dimana faktor terkait
peker.jaan (work related factors) berinteraksi dengan faktor di dalam diri
karyawan, dan mernbah kondisi fisiologis dan/atan psikologis sedemikian rnpa
sehingga memaksa seseorang menyimpang dari fungsi normalnya (Bernardin, 1990).
Di sini terHhat bahwa stres yang dirasakan seseorang mernpakan kndisi yang
muneul dari perpaduan antara faklgr-faktor di dalam pekerjaan dengan
faktor-faktor di dalam diri seseorang. Kondisi ini menyebabkan yang bersangkutan
tidak clapa! berfungsi sebagaimana mestinya, sewaktu orang berada pada keadaan
normal. Chestnut dkk. (1980) memberikan batasan b urnou t sebagai suatu proses
yang dialami seorang anggota organisasi yang sebelumnya sangat committed
terhadap organisasi tersisih dari pekeIjaannya sebagaI respon atas stres yang
dialami di dalam pekeIjaan. Ahli lain mengatakan bahwa burnout adalah suatu
sindrom kelelahan emosional , fisik, dan mental ditunjang oleh perasaan
rendahnya self esteem, dan self efficacy, disebabkan penderitaan stres yang
intens dan berkepanjangan (Baron dan Greenberg, 1990
Di
dunia istilah burnout istilah barn yang digunakan untuk menunjuk satu jenis stress(bernadin,1990). Bernardin menggambarkan
burnout sebagai suatu keadaan yang mencerminkan reaksi emonsional orang yang
pada pelayanan kemanusiaan dan bekerja erat pada masyarakat. burnout merupakan sindrom kelelahan emosional
dna sinisme yang muneu} di antara orang~orang yang bekelja pacta work",
misainya: guru, perawat, pekelja sosiaI, dan konselor. (Muehinsky,1987) menjelaskan
lebih jauh, di daIam suatu organisasi terdapat dua kekuatan yang berpengaruh di
tempat kelja, satu kekuatan berasaI dari individu, dan yang lain berasal dari
organisasi. Kekuatan yang berasaI dari individu ini antara lain faktor pribadL
(misalnya: umur, jenis kelamin, suku), kemampuan, pengetahuan, ketrampilan yang
dimilikL minat dan kepribadian. Semua itu merupakan input atau andil yang
diberikan oleh seseorang kepada organisasi
Lalu
bagaimanakah cara mencegah burnout?salah satu caranya adalah dengan melakukan Career burnout pada umumnya teIjadi ketika
seseorang mu1ai mempertanyakan nilai-nilai pribadinya. Orang tidak lagi merasa
bhawa apa yang dikeIjakannya merupakan hal yang enting. Untuk mencegah peran
negatih yang berkembang ke arab bUrJIout, maka supelVisor dan manajemen
memegang pemnan yang.sangat penting untuk mengidentifikasi kemungkinan
teIjadinya burnout dan penderitaan· yang akan menimpa katyawan. Narkevis,
Compton, dan McCarthy (1993) menyarankan beberapa usaha yang dapat dilakukan
untuk mencegah burnout.
Langkah-Iangkah
yang perlu dilakasanakan antara lain ialah: job redesign Langkah ini
berupa"merancang kembali pekerjaan yang ada. agar tidak monoton.
membosankan, dan menimbulkan kelelahanfisik maupun mental. Merancang kembali
pekeIjaan dapat merubah pelaksanaan pekerjaan menjadi bervariasi, lebih memberi
tantangan pada kemampuan katyawan, dan membuat pekerjaan bel3rti dalam prose
seeara keseluruhan. Program pengembangan karir, program iDi peIlu
diperkenalkan, sebingga katyawan dapat mengharapkan perkembangan pnOadinya,
k:emampuannya, sesuai dengan tuntutan pekeIjaan, tanggung jawab, dan wewenang
yang dimiJikinya Usaha lain ialah Performance Management Hal ini mengacu pada
bagaimana manajemen dapat mempertahankan kineIja yang dapatdicapai oleh
organisasi secam optimal. Program konsultasi dan umpan balik. Kegiatan ini
dapat memberi keseD1p8tall1tadakaryawan untuk beIbagai rasa dengan orang lain,
dan umpan balik merupakan aJat yang dapat
digunakan
Dari
urian di atas dapat di simpulkan bahwa burnout salah stu dari stress kerja.
Burnout dapat terjadi di setiap lini
pekerjan salah satunya adalah dosen. Burnout
adalah suatu sindrom kelelahan emosional , fisik, dan mental ditunjang oleh
perasaan rendahnya self esteem, dan self efficacy, disebabkan penderitaan stres
yang intens dan berkepanjangan. Cara mencegah burnout adalah dengan melakukan :
job redesign Langkah ini berupa"merancang kembali pekerjaan yang ada. agar
tidak monoton. membosankan, dan menimbulkan kelelahanfisik maupun mental.
Merancang kembali pekeIjaan dapat merubah pelaksanaan pekerjaan menjadi
bervariasi, lebih memberi tantangan pada kemampuan katyawan, dan membuat pekerjaan
bel3rti dalam prose seeara keseluruhan
Referensi
Bernardin, H.J. 1993.
Human Resources Management: An Experiential Approach.. McGraw-Hill Book. Coy.
Singapore.
Haryanto F. Rosyid. Penghambat
Produktivitas yang perm Dicermati ISSN 0854-7108
0 komentar:
Posting Komentar