Beatrice. A. J. C. Randan / 19310410040
Fakults Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, MA.
Baru-baru
ini warga Sawah Besar digemparkan dengan terjadinya peristiwa pembunuhan yang
dilakukan oleh NF, remaja perempuan berusia 15 tahun. Gadis yang masih duduk di
bangku SMP itu dengan sadis membunuh bocah 6 tahun berinsial APA yang merupakan
anak dari tetangganya dengan cara menenggelamkan lalu menyimpan mayatnya di
dalam lemari. Awalnya NF hendak membuang korban yang sudah lemas tak berdaya. Namun
karena hari sudah sore, maka NF menyimpan bocah tersebut ke dalam lemari. Pada
Jumat (6/3/2020) pagi, NF kebingungan mencari lokasi tempat pembuangan jasad
korban. Saat itu, NF hendak berangkat ke sekolah. Dalam perjalanan, dia
mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian lain lalu datang melapor ke Polsek
Metro Taman Sari dan mengakut telah membunuh. Saat itu, hasrat dalam diri NF
sudah tak terbendung lagi. Dari catatan kepolisian saat pemeriksaan, NF
sebelumnya memang kerap punya hasrat untuk membunuh seseorang. Kapolres Metro
Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto mengatakan, NF merasa puas atas pembunuhan
sadis itu. Bahkan, dia tampak tak menyesal telah menghabisi bocah di bawah umur
yang sudah lama ia kenal.
Gambar
yang tertera dalam buku catatan milik siswi SMP berinisial NF ini, rupanya punya makna mendalam. Seperti
diketahui, NF (15) gadis remaja yang menjadi tersangka
kasus pembunuhan bocah 5 tahun itu kini tengah hamil 14 minggu. Menjalani
pemeriksaan selama dua bulan, terungkap bahwa tersangka,
remaja pembunuhan bocah tersebut ternyata
adalah korban pelecehan seksual.
Komisioner KPAI, Ai Maryati mempertanyakan
pengawasan orangtua si pelaku hingga pelaku nekat membunuh tetangganya dengan
keji di rumahnya sendiri. Menurut Ai, peristiwa tersebut
sebetulnya bisa dihindari bila orangtua hadir dan mengawasi perilaku anaknya.
Ia pun meminta polisi mendalami pengawasan orang tua dalam kasus ini. Ia yakin, pembunuhan itu tidak mungkin hanya didasari oleh film
yang ditonton si pelaku. "Mungkin ada kelemahan korban atau ada human
interest, atau kekecewaan lain yang dilampiaskan ke anak ini, atau relasi yang
powerful," ujar Ai. Ai mengatakan, peristiwa ini merupakan pukulan telah
bagi perlindungan anak karena menunjukkan lengahnya pengawasan orang tua
terhadap anak hingga menimbulkan korban jiwa. "Ini merupakan suatu pukulan
bagi perlindungan anak karena ada hal
yang luput dari pengawasan orang tua sehinggaga anak melakukan kejahatan,"
kata Ai
Menanggapi
kasus tersebut, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (Unair), Nisa
Kurnia Illahiah memberikan tanggapannya dari segi perfilman. Dosen pengampu
mata kuliah Media Budaya dan Masyarakat Urban itu mengatakan, ada dua faktor
yang bisa memengaruhi remaja melakukan
tindakan tersebut, yang terbagi atas faktor utama dan faktor penguat. Faktor
utama ialah psikologis pelaku, kondisi keluarga dan lingkungan. Sedangkan
faktor faktor penguat ialah adegan film, di mana film menunjang tindakan dengan
memberikan gambaran bagaimana cara membunuh atau eksekusinya. Untuk itu,
dibutuhkan kolaborasi antara orangtua dan guru untuk memberikan edukasi terkait
dengan tontonan anak. Termasuk pemerintah dalam menghadirkan kurikulum yang sesuai
dengan kondisi sekarang.
Dr.
Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes selaku Pakar Psikologi Keluarga dan Kesehatan
Mental Unair menambahkan, kurang harmonisnya komunikasi antara anak dengan
orang tua juga diyakini menjadi faktor utama anak melakukan tindakan menyakiti,
seperti bullying atau kejahatan. Nurul menjelaskan, dasar pembentukan
kepribadian anak ditentukan pada umur lima tahun pertama. Kebutuhan yang tidak
terpenuhi pada usia awal tersebut menyebabkan anak membutuhkan kebutuhan afeksi
yang sangat kuat. Maka kasih sayang, sentuhan, dekapan sangat dibutuhkan oleh
anak-anak.
Nurul
mengungkapkan bahwa semua kejadian seperti itu dasarnya pada keluarga. Karena
keluarga merupakan sekolah yang pertama dan utama untuk anak. Sehingga
keluarga, khususnya orangtua dan pengasuh, perlu membekali diri dengan banyak
ilmu, mulai dari ilmu parenting, karakter, hingga media.
Referensi:
https://ternate.tribunnews.com/2020/05/16/ternyata-sesuai-kisah-nyata-siswi-smp-pembunuh-bocah-5-tahun-ungkap-makna-gambar-gadis-terikat.
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/07/14213121/remaja-bunuh-anak-5-tahun-di-sawah-besar-kpai-pertanyakan-pengawasan
https://ternate.tribunnews.com/2020/05/16/ternyata-sesuai-kisah-nyata-siswi-smp-pembunuh-bocah-5-tahun-ungkap-makna-gambar-gadis-terikat.
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/07/14213121/remaja-bunuh-anak-5-tahun-di-sawah-besar-kpai-pertanyakan-pengawasan
Referensi Gambar:
0 komentar:
Posting Komentar