Oleh:
Alia Nanda Rumekti
Rio Wahyu Nugroho
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Kebahagiaan
adalah salah satu tujuan hidup setiap manusia. Kebahagiaan atau happiness merupakan emosi positif,
komponen kehidupan yang baik, dan perasaan-perasaan yang puas (Diener, Scolon,
& Lucas, 2009). Kebahagiaan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor
tersebut diantaranya faktor bawaan, lingkungan, dan faktor lain yang tidak
terpikirkan oleh manusia. Salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap kebahagiaan adalah keluarga. Kehadiran anggota keluarga terutama anak
sangatlah penting sebagai sumber kebahagiaan sebuah keluarga. Orang tua pada
umumnya akan sangat senang jika dapat melihatnya berkembang dan mendampinginya
dalam segala keadaan.
Pendampingan kepada anak menjadi sangat mungkin dilakukan
oleh para orang tua selama masa pandemi ini. Kegiatan belajar mengajar dengan
anak di rumah menjadi lebih menyenangkan sekaligus beradaptasi dengan masa “The
New Normal”. Bagi sebagaian orang tua, mendampingi anak menjadi pekerjaan baru
yang cukup sulit sekaligus mengasyikkan. Maka dari itu, Biro Pikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta bekerja sama dengan Top Kids School
mengadakan Seminar Online Psikologi.
Seminar online yang dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Mei
2020 ini dilaksanakan melalui aplikasi Whatsapp sebagai bentuk pelaksanaan Social and Physical Ditancing. Seminar
online yang mengangkat judul Berbahagia Bersama Anak Saat Pandemi dan Melalui
Masa “The New Normal” ini menghadirkan dua orang narasumber, yaitu Ibu Eni
Rohyati, S. Psi., M. Psi., Psikolog dan Ibu Sapta Kurniawati, M. Psi. Ibu Eni
Rohyati, S. Psi., M. Psi., Psikolog adalah Dosen sekaligus Kaprodi Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Sama halnya dengan Ibu Sapta Kurniawati,
M. Psi yang juga merupakan Dosen Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta. Kedua narasumber ini saling bersinergi dalam menyampaikan materi
terkait judul yang diusung dalam seminar online kali ini.
Dalam
seminar online yang diikuti oleh kurang lebih 250 peserta ini, Ibu Eni
menyampaikan tentang empat hal perlu dilakukan oleh orang tua selama pandemi
dan mendampingi sang buah hati di rumah. Hal tersebut adalah berdamai dengan
diri sendiri, mengenali kepribadian anak, mengenali tipe belajar anak, dan
melakukan aktivitas sebagai relaksasi. Salah satu materi yang paling menarik
yang disampaikan oleh beliau adalah tentang Tipe Kepribadian Anak. Ada empat tipe
kepribadian anak, yaitu Choleris, Pleghmatis, Sanguinis, dan Melancholis. Ibu
Eni menuturkan bahwa setiap kepribadian ini memiliki ciri kepribadian,
kelebihan, dan kekurangan masing-masing. Pada kesempatan ini pula beliau
berbagi cara menghadapi anak dengan masing-masing tipe tersebut.
Salah
satu dari keempat tipe yang dipaparkan Ibu Eni dalam materinya adalah tipe
Choleris atau tipe “sang pemimpin”. Anak
dengan tipe ini biasanya terlihat keras kepala, selalu ingin jadi yang utama,
suka mengatur, dan senang menjadi pemecah masalah dari permasalahannya sendiri.
Cara berkomunikasi dengan anak tipe Choleris, salah satunya dengan menjelaskan
secara singkat dan tidak berbelit-belit. Pada umumnya, anak dengan tipe
kepribadian ini menyukai hal-hal atau informasi yang logis dan masuk akal. Si
Choleris juga lebih jeli dalam mendeteksi bahasa tubuh dari orang tua atau
orang-orang di sekitarnya.
Selain
itu, materi yang berbeda namun masih berhubungan disampaikan oleh Ibu Sapta
Kurniawati, M. Psi. Dalam kesempatan ini, beliau menyampaikan tentang Mindfullness Parenting Masa New Normal. Mindfullness merupakan kemampuan memusatkan perhatian secara
langsung, membantu individu agar memiliki kesadaran, dan tidak reaktif
terhadap keadaan saat ini.. Ibu Sapta
juga menyampaikan tentang aspek-aspek yang terkandung dalam Mindfullness. Aspek tersebut adalah
fokus pada peristiwa sekarang, tanpa penilaian, dilakukan dengan sengaja,
observasi subjek, membebaskan, dan empati.
Mindfullness sangat perlu diciptakan dalam situasi pandemi.
Aspek-aspek dalam Mindfullness juga
perlu diterapkan dalam pelaksanaannya. Aspek kognitif dengan tetap tenang,
berpikir positif, dan tidak reaktif dalam menghadapi pandemi. Aspek emosi
dengan mengelola diri dengan baik pada masa pandemi dan aspek afektif dengan
penerimaan diri yang baik serta mencerminkannya melalui rasa bersyukur. Mindfullness sangat bermanfaat bagi
orangtua dan anak. Sehingga jika Mindfullness
dapat tercipta dalam situasi pandemi ini, akan muncul pula kelekatan positif,
percaya diri, ketenangan, dan kesejahteraan psikologis.
Seminar Online ini juga membuka sesi diskusi antara
peserta dan para nasumber secara langsung melalui rekaman suara. Beberapa
peserta menanyakan tingkat kecemasan, tipe belajar anak, dan cara mengahadapi
“the new normal” yang berbeda lagi ketika semua sudah kembali seperti
sediakala. Inti jawaban dari semua pertanyaan ini adalah semangat dan pikiran
positif sangat diperlukan dalam menghadapi pandemi ini. Karena keadaan umum
seperti Work From Home (WFH) bahkan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tentu sudah mulai membuat masyarakat bosan
dan ingin kembali beraktivitas di luar rumah.
Faktor
penerimaan diri dapat membantu masyarakat dalam menghadapi situasi ini. Faktor
itu akan membantu individu untuk
berpikir dan mengevaluasi diri, serta tidak menolak hal yang terjadi pada masa
sekarang. Hal yang tidak kalah penting lainnya adalah kesyukuran. Kesyukuran
merupakan sifat afektif yang mengacu pada seberapa besar individu mengalami
perasaan apresiasi atas nikmat yang diperolehnya (Watkins, 2003). Indikator
kesyukuran diantaranya menerima keadaan dan menikmati kesenangan sederhana,
berterima kasih, dan menghargai peran atau jasa orang lain. Evaluasi,
penghargaan, penerimaan diri, dan kebahagiaan yang bersumber dari hal yang
tidak terpikirkan oleh manusia merupakan komponen kesyukuran. Sehingga dengan
penerimaan diri yang baik dan kesyukuran, kebahagiaan dapat tercapai dan
ketenangan akan tercipta ditengah usaha menghadapi “The New Normal” ini.
Daftar pustaka
Diener, Scolon, & Lucas
(2009), dalam Gremaldy, D. V., Nirbayaningtyas, R. B.. & Haryanto, H. C.
(2017). Efektivitas Jurnal Kebahagiaan dalam Meningkatkan Self-Esteem pada Anak
Jalanan. INQUIRY: Jurnal Ilmiah
Psikologi, 8(2), 100-110.
Watkins (2003) dalam Nashori, F
(2013). Syukur dalam Wacana Psikologi. JIP:
Jurnal Intervensi Psikologi, 5(2).
0 komentar:
Posting Komentar